《Perempuan Pelupa》Bagian 58: Akhir Dari Kehidupan Sekolah Dan Rencana Masa Depan
Advertisement
Ujian telah tiba. Kami semua sudah siap untuk melaksanakannya. Kertas soal dan jawaban sudah diberikan. Kami menjawabnya sesuai usaha dan hasil belajar kami selama seminggu penuh. Meskipun diantara mereka ada saja yang masih mencontek satu sama lain. Bahkan sampai membawa hp ketika ujian berlangsung. Kami tetap fokus dengan tujuan kami. Iya, mencapai hasil akhir yang baik dengan usaha kami sendiri.
Hingga semua ujian telah kami selesaikan. Dan hasil nilai akan dibagikan seminggu kemudian. Kami merasa lega telah menyelesaikan semuanya. Kami menyempatkan diri ke tempat favoritku. Pada awalnya sebelum aku merencanakan ini. Aku masih ragu. Namun, karena dorongan dari Nia, aku memberanikan diri untuk bersifat terbuka pada mereka juga. Setidaknya sebelum kami akan menjalani kehidupan kami masing-masing.
Sampailah kami ditempat favoritku. Sedikit kotor, namun inilah tempatnya. Lalu Hendra bertanya padaku tentang tempat tersebut.
"Ini tempat favorit yang dimaksudkan Nia itu?"
Aku hanya menjawabnya dengan nadaku yang datar.
"Iya. Disini juga tempatku biasa makan."
Kemudian Andre juga mengatakan sesuatu padaku.
"Pantasan, aku tidak pernah melihatmu makan di kantin. Ternyata kamu makan disini ya."
Kemudian, muncul Felica si kucing hitam datang kemari. Nia yang melihatnya langsung mengangkatnya dan menggerak-gerakkan kedua kaki depan Felica sambil berkata sesuatu pada kami semua dengan nadanya itu..
"Halo teman-teman, namaku Felica. Aku Kucing yang tidak bisa berbicara."
Seketika itu aku teringat akan hal tersebut. Aku merasa malu dan menundukkan kepalaku. Ian yang melihatku seperti itu bertanya pada Nia.
"Kenapa tuh Abdi, kek malu-malu gitu."
Lalu Nia menjawabnya dengan nada yang sama.
"Kasih tau gak ya?"
Aku sontak untuk melarang Nia memberitahunya dengan nadaku yang sedikit malu.
"Jangan Nia! itu memalukkan sekali."
Kemudian Nia memberitahukan semuanya. Aku yang mendengarnya hanya bisa tertunduk dengan wajahku yang memerah. Dia terus mengatakannya hingga dia berhenti berkata secara tiba-tiba. Dia kemudian mengatakan sesuatu dengan nadanya yang kebingungan.
Advertisement
"Kucing ini, namanya siapa ya?"
Kami sontak khawatir dengan pertanyaanya tersebut. karena sedari tadi dia membicarakan kucing tersebut dan sekarang malah menanyakan namanya pada kami. Padahal dia yang memberi namanya. Aku bertanya kembali padanya dengan nadaku yang datar namun khawatir.
"Bukannya kamu yang memberi namanya?"
Dia hanya terdiam. Kemudian mengingat-ingat kembali. Lalu aku dan Nia mengatakan nama kucing itu bersama-sama.
"Felica."
Kami berdua saling bertatapan, aku tersenyum kepadanya. Kulihat wajahnya yang akan menangis berubah dengan senyumannya kepadaku. Kemudian kami mencertiakan semua yang pernah kita alami semasa kami berada disekolah ini. Baik suka maupun duka, dan juga kesan mereka terhadapku diawal yang membuatku mengerti bahwa sebenarnya mereka peduli denganku. Kami terus membicarakan kisah hidup kami disekolah dan rencana kami kedepannya. Kemudian Hendra mengatakan rencana selanjutnya setelah dia lulus nanti dengan nadanya yang sopan.
"Aku nanti akan melanjutkan sekolahku ke perguruan tinggi di luar kota."
Lisa yang mendengar hal itu juga mengatakan hal yang sama pada kami dengan nadanya yang sedikit terbata-bata.
"I iya, aku juga mau masuk kuliah di luar kota nantinya."
Lisa kemudian berbisik-bisik kepada Hendra.
"Keluar kota mana?"
Hendra mengatakannya dengan yakin.
"Bandung. Lebih tepatnya ITB."
Lisa yang mendengarnya hanya mengangguk-angguk. Sementara itu, Ian mengatakan rencananya sambil menatap kearah langit di pintu ruangan tersebut.
"Kalau aku. Aku ingin mencari pekerjaan. Nanti, semua uang yang sudah kukumpulkan akan kugunakan sebagai mahar untuk melamar seseorang."
Kemudian Ian menatap kearah Hani. Hani yang melihatnya menatap dirinya hanya tertunduk malu dengan wajahnya yang memerah. Kami yang melihat hal itu berbisik-bisik sambil tersenyum-senyum kepada mereka berdua. Mereka hanya terdiam setelah diperlakukan seperti itu. Sedangkan Andre, dia sudah memantapkan dirinya dengan rencananya tersebut sambil mengepalkan kedua tangannya dan nadanya yang serius.
"Aku akan pergi ke kota seberang untuk membantu ayahku bekerja disana. Dan aku yakin, jodohku pasti sudah menungguku disana!"
Advertisement
Kami semua menjawabnya dengan nada kami yang datar.
"Iya"
Dia kembali pesimis. Namun, kami melanjutkan perkataan kami dengan nada kami yang tinggi.
"Aamiin."
Dia tersenyum kepada kami dan memeluk kami semua sambil mengatakan sesuatu dengan nadanya yang sedih.
"Berarti mulai dari sini, kita akan berpisah?"
Hani yang mendengar hal itu, mengatakan sesuatu pada kami dengan nadanya yang meyakinkan.
"Meskipun begitu, ingatan akan selama ini kita lalui bersama, tak akan pernah hilang meskipun kita akan berpisah jauh."
Kami semua mengangguk setuju, terkecuali Nia yang hanya terdiam. Kemudian aku menepuk pundaknya dan berkata padanya dengan nadaku yang meyakinkan.
"Aku akan selalu menjadi ingatan keduamu."
Nia tersenyum padaku. Kemudian aku bertanya pada Hani tentang rencana kedepannya. Dia mengatakannya sambil tertunduk malu.
"Aku akan membantu ibuku diwarung makannya sambil menunggu seseorang."
Kami menatap Hani dan Ian kembali. Mereka hanya tertunduk malu. Sepertinya mereka juga memiliki perasaan yang sama tanpa mengatakan apapun satu sama lain secara langsung. Hingga tak terasa waktu sudah sore. Kami semua pulang bersama hingga sampai di parkiran sekolah.
Waktu yang ditunggu telah tiba, hasil nilai ujian telah diberikan. Aku sedikit ragu-ragu untuk melihatnya. Namun, Nia selalu saja meyakinkanku sehingga aku melihatnya dengan percaya diri. Kulihat nilaiku cukup baik, bahkan diatas rata-rata. Begitupun dengan yang lainnya. Kami semua gembira karena telah mendapatkan yang terbaik dengan hasil kerja keras kami sendiri.
Kami bertujuh berjalan beriringan di lorong lobisekolah. Kami bercanda ria dan membicarakan mengenai masa lalu kami sambil menggenggamerat kertas hasil nilai ujian kami, dan kami serentak melompat bersama-samadengan ekspresi wajah yang bahagia dan senang.
Advertisement
- In Serial10 Chapters
A Succubus System? But I'm a Virgin!
PrologueSearching for adventure, fame and riches, Risa accompanied her friends to explore a suspicious cavern, when they suddenly got attacked by the demons guarding it.Losing her friends and her own life, Risa never expected to see her beloved Michel again. But instead of spending eons in the afterlife, regreting every decission she had made in her life, she awoke - in a new body.? ? ? ? ?————-?Tags?————-?Rebirth, Comedy, Non-Human MC, Fantasy, Magic, System, Game Elements, Ecchi, Smut, Romance [...]? ? ?————-?Discord?————-?For any questions, ideas or feedback, you can also join this discord:https://discord.gg/nyGArV3
8 131 - In Serial13 Chapters
The Beta Test
Our nameless narrator participates in a beta test for an early VRMMO game Meridian 60. That's not the real name but it captures the spirit of the adventure given the chronological and contextual era of the game. His character is unique and special but purely for mundane reasons and not because of any inherent or social significance. The first chapter which is mandatory to submit a story on RR serves as a bit of a prologue with some exposition, although I limited that to a reasonble level. I plan to begin releasing additional chapters starting Thursday, to align with the 48 hour submission approval process and also because I have something to do Wednesday. I haven't written anything but the summary and first chapter, nor have I plotted anything out. This is because my plan is to release roughly 34000 words a day, 10 chapters of ~12.5 pages each, for 3 days at which point the story will be complete. I'd have liked to plan for more but handling the interface tables and so forth needed for a data heavy litrpg slows down the writing process. 100k words is a bit short, a standard pre epic fantasy 300 page spec fic novel, but this is mostly a writing exercise and I am considering a longer project if I can maintain the pace. Probably do a different concept, maybe a dungeon core, over 5 days, since a 500 page novel is more common these days. Slight subversion of VRMMO stories Stat heavy/crunchy No paying your bills by gaming No out of game conspiracies No angst, interpersonal drama, or damsels/dudes in distress Schedule is 30000 words a day excepting the first chapter, a limitation of RRs fiction submission system Fantasy, high magic, male lead, no party, guild, or harem No gore, some profanity, no sexual content, and no current plans for anything traumatic
8 92 - In Serial6 Chapters
Fantazia and the Two Graves
In Z323 angels and demons used to reside in neighboring countries called Fantazia and Two Graves. War would often break out between them in a battle for sovereign reign over good and evil. Ragnarok was the main driving force for these wars as he wanted to be king. The despair waged on for years until Z519. No one knows exactly what happened, but Ragnarok was ultimately defeated, or so everyone thought. Will the new heroes rise up to defend the newly found peace? Or will evil win over everything?
8 91 - In Serial17 Chapters
Far cry: My life in a fantasy world as a gunslinger (Idea dump go to Far cry of an anti-hero for a more refine one)
Awaken his after an unknown demise, the anti-social neet Mitsuha is greeted by "god" who informs him about his status. However, "god" wishes for him to live, and changes his thoughts about humanity, so Mitsuha is given a chance to start anew. Mitsuha is then sent to a fantasy like world where he assumes the role of a hero gunslinger. With modern day weaponry and technology, Mitsuha sets off a journey in his new life. I messed up so i'll start to rewrite the story as well as try to find a better title for noir, another novel i'm writing. *I'm not dropping this, it's gonna be like an idea dump for the remaster one Far cry of an anti-hero. Which will be darker and somewhat more comedic in a way... read it pls i'm so bad
8 181 - In Serial9 Chapters
Loving a Bash Brother
Dean Portman x Reader
8 175 - In Serial23 Chapters
bnha boyfriend scenarios
boyfriend scenarios for My Hero Academia boys. I don't own any of the art.
8 209