《Perempuan Pelupa》Bagian 55: Latihan Drama

Advertisement

Kami bertujuh telah sampai dirumah Nia. Lalu Nia membukakan pintu dan menyuruh kami untuk masuk. Setelah sampai di ruang tamu, Kami segera untuk mengambil naskah kami ditas. Sebelum itu, Nia menyuguhkan minuman buat kami semua. Setelah itu, kami memulai latihan tersebut.

Pada latihan ini, sang Narator yang memulai membacakan dialognya. Kemudian Andre membacanya dengan keras.

"Pada zaman dahulu. Di Jawa Tengah terdapat dua kerajaan yaitu Kerajaan Pengging dan Kerajaan Baka. Dimana kerajaan Pengging dipimpin oleh Prabu Damar Maya dengan wilayahnya yang subur dan makmur. Dan dia memiliki seorang putra bernama Raden Bandung Bondowoso. Sementara itu, dikerajaan Baka dipimpin oleh raksasa pemakan manusia yaitu Prabu Baka. Akan tetapi meskipun begitu, dia memiliki purti yang cantik bernama Rara Jonggrang."

Dia terus membacakan dialognya hingga pada bagian dimana Raden Bondowoso berdialog dengan Prabu Damar Maya. Inilah giliran dialogku untuk berbicara pada Hendra yang sebagai Ayahku. Lalu aku berkata pada Hendra dengan nadaku yang datar.

"Ada apakah Ayahanda memanggilku kemari?"

Hendra membacakan dialognya tersebut dengan nadanya yang berwibawa.

"Aku memanggilmu kesini untuk mengalahkan Prabu Baka yang telah membuat kerajaan kita menjadi sengsara seperti ini. Apakah kamu menyanggupinya?"

Aku kembali menjawabnya dengan nadaku yang datar.

"Aku akan berusaha semampuku Ayahanda."

Kemudian, cerita berlanjut dimana Raden Bondowoso berhadapan langsung pada Prabu Baka. Ian yang berperan sebagai Prabu Baka memulai dialognya terlebih dahulu dengan nadanya yang sombong.

"Siapakah kau wahai anak muda yang berani muncul dihadapanku?"

Aku kembali menjawabnya dengan nadaku yang datar namun tegas.

"Aku kesini untuk membunuhmu!"

Ian tertawa kemudian bertanya kembali padaku.

"Hahaha, memangnya siapa kau?"

Aku mulai menjawabnya dengan nadaku yang datar namun sombong.

"Aku akan mengatakannya ketika aku menyelesaikan tujuanku tersebut."

Ian marah dan nadanya yang lebih sombong dari sebelumnya berkata padaku.

"Sombong sekali kau. Kalau begitu, aku yang akan membunuhmu."

Kemudian Ian melancarkan serangan pertamanya padaku. Aku dengan mudah mengelaknya. Dia terus melancarkan serangannya padaku, namun tidak mengenaiku sedikitpun. Kemudian aku mengatakan sesuatu pada Ian dengan nadaku yang datar.

Advertisement

"kalau begitu, sekarang giliranku."

Aku mengeluarkan kesaktianku. Dengan sekali pukulan, Ian langsung terlempar jauh dan terluka parah. Aku kemudian berjalan kearahnya hingga sampai dihadapannya. Dia bertanya sesuatu padaku.

"Siapakah namamu wahai anak muda?"

Aku menjawabnya dengan nadaku yang datar namun maish terlihat sombong.

"Aku adalah Raden Bandung Bondowoso. Anaknya Prabu Darma Maya. Dan aku akhirnya sudah membalaskan dendam rakyatku yang sengsara akibat ulahmu, raksasa."

Kulihat dia sudah tak bernyawa. Terbunuhnya Prabu Baka terdengar oleh para dayang dan kemudian memberitahukan pada Putri Rara Jonggrang. Disini, Nia yang menjadi Rara Jonggrang. Sementara itu Hani dan Lisa yang menjadi Dayang tersebut. Hani memulai dialognya tersebut dengan nadanya yang sedih.

"Putri, aku mendapatkan kabar buruk."

Nia bertanya pada Hani dengan nadanya yang khawatir.

"Ada apa sahabatku?"

Lisa melanjutkan perkataan Hani.

"Ayahmu..."

Lisa berhenti mengucapkan dialognya. Nia bertanya kembali padanya.

"Apa yang terjadi pada ayahku."

Lisa kemudian mengatakan padanya.

"Ayahmu telah dibunuh."

Nia terdiam, dia kemudian bersedih dan bertanya pada mereka berdua.

"Siapa yang membunuh ayahku?"

Hani menjawabnya dengan terbata-bata.

"Ra Raden Bondowoso Putri."

Dia sangat bersedih dikala itu. Kemudian cerita berlanjut dimana Raden Bandung Bondowoso telah berhasil mengambil alih kerajaan. Sekarang adegan dimana Raden Bondowoso bertemu dengan Rara Jonggrang dikerajaan Baka. Diceritakan bahwa Raden Bondowoso tertarik pada Rara Jonggrang dan mencoba untuk melamarnya. Disini, aku yang memulai berbicara pada Nia.

"Rara Jonggrang. Itukah namamu?"

Dia yang melihatku terlihat marah. Kemudian dia menjawabnya dengan nadanya yang akhuh dan memalingkan wajahnya tersebut.

"Iya. Memangnya kenapa?"

Aku langsung mengatakan tujuanku menemuinya dengan nadaku yang datar.

"Aku yang melihatmu pertama kali langsung jatuh hati kepadamu. Maukah kamu menjadi permaisuriku?"

Nia menjawabnya dengan tegas kepadaku.

"Tidak. Seharusnya kau sadar diri. Kau yang sudah membunuh Ayahku. Dan aku tidak sudi untuk menjadi permaisurimu."

Narator kembali melanjutkan dialognya, bahwa aku selalu, selalu, dan selalu saja ingin melamarnya. Hingga disuatu waktu, Nia menyetujuinya dan berkata padaku.

"Aku akan menerima lamaranmu. Akan tetapi dengan satu syarat."

Aku yang merasa mendapat lampu hijau bertanya padanya.

"Apakah syaratnya itu?"

Kemudian Nia memberi tahuku satu syaratnya dengan nadanya yang angkuh tersebut.

"Kamu harus membuatkanku seribu candi dalam waktu satu malam. Kalau kamu gagal, maka jangan harap untuk menemuiku, apalagi melamarku."

Aku menjawabnya dengan nadaku yang datar namun terkesan sombong.

"Baiklah aku akan menyanggupinya."

Hingga kami menyelesaikan semua dialog kamisampai selesai. Kemudian kami istirahat dan melanjutkannnya kembali latihankami.

    people are reading<Perempuan Pelupa>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click