《Perempuan Pelupa》Bagian 44: Kabar Buruk Di Kelas

Advertisement

Keesokan harinya, Nia dipanggil oleh Bu Ningsih keruangannya. Sementara itu, kami semua masih dalam kondisi mengikuti pelajaran Pak Agus. Sebelum itu, Nia izin pada Pak Agus untuk menemui Bu Ningsih. Setelah mendapat persetujuan dari oag Agus, Niapun pergi sambil membawa binder catatnnya itu. Tak berapa lama kemudian, Nia kembali dengan wajahnya yang sedikit kesal dan terlihat cemberut.

Waktu istirahat telah tiba. Namun, Nia mengatakan sesuatu pada kami sebelum kami semua keluar kelas sambil membuka binder catatannya tersebut.

"Oke teman-teman. Aku mendapatkan sebuah berita buruk dari Bu Ningsih"

Dia kemudian terdiam untuk mengambil napas panjang. Kemudian dia melanjutkan perkataannya tersebut dengan nadanya yang sedikit kesal.

"Dikarenakan perlombaan lari estafet khusus perempuan waktu itu kita gugur, maka kelas kita akan terkena hukuman."

Mereka semua tiba-tiba ribut karena hal tersebut. Lalu Hendra bertanya pada Nia.

"Bukannya waktu itu gak sengaja kan? Kenapa sampai harus kena hukuman juga?"

Nia menjawabnya dengan nada yang agak kesal tersebut.

"Aku juga sudah protes, begitupun dengan Bu Ningsih. Namun itu sudah menjadi keputusan kepala sekolah."

Nia diam sejenak. Lalu dia kembali mengatakan sesuatu pada kami sambil menutup kedua matanya dengan nadanya yang sedikit sedih.

"Karena ini semua kesalahanku, maka....."

Lalu Andre mencela pembicaraan Nia.

"Kamu yang kena hukumannya kan? Hahaha."

Belum selesai dia tertawa, tiba-tiba penghapus papan tulis terbang dan tepat mengenai wajahnya itu. Seketika wajahnya kotor dengan tinta hitam, kemudian dia terjatuh dan tersungkur di lantai. Nia melanjutkan perkataanya tersebut.

"Maka, pengurus kelas yang bertanggung jawab akan hal itu."

"Haaaaaa?"

Aku, Hendra, Ian, Andre, Hani dan lisa serentak mengucapkannya. Sementara itu, yang lainnya turut senang bahagia dikarenakan mereka bebas dari hukuman tersebut sambil mengatakannya dengan serentak.

"Yeeeeay"

Andre yang protes akan hal itu berdiri dan kembali menanyakannya pada Nia.

"Kenapa aku juga harus ikut, bukannya kamu yang..."

Belum selesai dia mengatakannya, kali ini spidolpun terbang dan nyaris mengenainya dan lewat begitu saja di samping kepalanya. Seketika aku teringat akan masa laluku ketika aku bertemu dengan Nia di kelas ini.

Advertisement

"Cepat bawa sini penghapus dan spidolnya."

Andre merasa ketakutan dan langsung menuruti keinginannya. Kami yang sudah terbiasa akan sifatnya yang kasar dan cenderung tomboy memaklumi akan hal itu. Sementara itu, Andre tak berani membatah perkataan Nia lagi karena trauma akan hal itu.

"Kalau gak ada yang ditanyakan kalian boleh istirahat."

Aku menyadari bahwa Nia belum memberitahukan hukuman seperti apa. Lalu aku bertanya padanya ketika semuanya sudah keluar kelas.

Setelah dirasa kelas sudah kosong, akupun menanyakannya pada Nia yang lagi menulis sesuatu di binder catatannya tersebut.

"Nia, tadi Pak Kepala Sekolah memberi hukuman yang seperti apa ke kita?"

Dia tak menjawab pertanyaanku dan pergi begitusaja. Aku bingung dengan perlakuan Nia kepadaku. Apakah aku ada salah sama dia?Yah sudah beberapa minggu ini sikapnya selalu seperti itu padaku. Lalu akubersiap-siap mengambil bekal dan air minumku dan segera menuju ke tempatfavoritku.

    people are reading<Perempuan Pelupa>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click