《Perempuan Pelupa》Bagian 41: Apa Yang Terjadi?

Advertisement

Perlombaan lari estafet khusus perempuan segera dimulai. Mereka bertiga sudah bersiap di posisinya masing-masing. Untuk pembawa tongkat pertama adalah Lisa, lalu dilanjutkan oleh Hani, dan yang terakhir adalah Nia. Bendera telah dikibarkan, Lisa berlari sangat cepat. Para penonton cukup keras menyoraki mereka semua. Khususnya para lelaki. Setelah itu tongkat tersebut diberikan oleh Hani, Hani tidak kalah cepat dengan Lisa. Hingga pada akhirnya giliran Nia untuk beraksi, tongkat sudah diberikan pada Nia dan dia bersiap untuk berlari.

Awalnya dia berlari cukup cepat. Namun tak berapa lama, kulihat Nia berlari cukup aneh. Dia seperti akan terjatuh, dan larinya juga mulai melambat. Aku yang merasa ada sesuatu hal yang aneh berusaha untuk mengejarnya dari kursi penonton. Hingga tibanya Nia hampir di garis finish, tubuhnya tiba-tiba terjatuh. Dengan sigap, kutangkap badannya. Dia seperti kebingungan dan bertanya padaku.

"Aku kenapa?"

Aku juga bingung dengan pertanyaannya tersebut. akupun membalas pertanyaannya tersebut dengan nadaku yang merasa khawatir pada dirinya.

"Harusnya aku yang bertanya padamu. Kamu kenapa?"

Dia memegangi kepalanya dan sedikit meringis kesakitan.

"Gak tau, tiba-tiba aku terjatuh begitu saja."

Lalu Hendra, Hani, dan Lisa menghampiri kami berdua. Hendra mendekati kami dengan membawa tas milik Nia dan bertanya padanya.

"Kamu kenapa Nia?"

Nia melihat kearah Hendra dan merasa bingung.

"Kamu siapa?"

Kami berdua kaget akan pertanyaanya tersebut. Hendra kembali mengatakan sesuatu pada Nia.

"Aku Hendra Nia. Masa kamu lupa."

Nia kembali memegangi kepalanya. Dia tak menanggapinya sama sekali. Tiba-tiba petugas keamanan datang dan membawa Nia menggunakan tandu dan dibawa ke ruang uks. Hendra yang merasa khawatir menyusul dari belakang dengan membawa tas Nia. Sedangkan aku sendiri hanya terdiam cukup lama. Kemudian, ku kembali ke kursi penonton. Setibanya di kursi penonton, Ian bertanya padaku mengenai Nia.

"Di, Nia kenapa tiba-tiba jatuh?"

Aku hanya menggelengkan kepala. Andre juga bertanya padaku.

"Di, kamu kok bisa tau kalo Nia mau terjatuh?"

Advertisement

Pertanyaanya yang gak tepat dengan situasi saat ini malah yang dia tanyakan padaku. Aku tak menjawabnya. Kemudian, Lisa dan Hani menghampiriku dan menanyakan hal yang sama. Kemudian Hani mengatakan sesuatu dengan nadanya yang sedikit cemburu.

"Kamu kok gak pergi melihat keadaan Nia di uks?"

Aku menjawabnya dengan nadaku yang datar.

"Tidak apa-apa. Lagian Hendra sudah kesana bukan?"

Hani hanya terdiam dengan perkataanku tersebut.

Sementara itu, perlombaan tetap dilanjutkan. Akan tetapi, kelas kami otomatis gugur karena tidak menyelesaikan perlombaan tersebut.

Disatu sisi, Nia sedang berada di ruang uks. Hendra juga berada di dalam dan duduk disamping tempat tidur tersebut. Dia menanyakan sesuatu pada Nia.

"Kamu kenapa Nia?"

Dia hanya terdiam. Kemudian dia menjawab pertanyaan Hendra.

"Tidak apa-apa? Maafkan aku karena tadi aku sempat melupakanmu."

Hendra hanya mengangguk saja. Nia melihat kearah tasnya sambil mengatakan sesuatu pada Hendra dengan nadanya yang pelan.

"Ndra, aku boleh minta tolong ambilkan binder catatanku di tas."

Kemudian Hendra membuka isi tas Nia. Dia mengambil buku tersebut dan bertanya pada Nia sembari memperlihatkan buku tersebut.

"Apakah ini?"

Nia mengangguk. Lalu Hendra memberikannya pada Nia. Nia menuliskan sesuatu di binder catatan tersebut dengan bolpoin yang terselip di binder tersebut. Hendra sedikit tertarik pada binder tersebut dan menanyakannya pada Nia.

"Bolehkah aku melihatnya?"

Nia menjawab dengan nadanya yang pelan.

"Maaf Ndra, tidak bisa."

Lalu dia memeluk binder tersebut dengan erat. Nia seperti ingin menangis. Hendra kembali bertanya pada Nia.

"Kamu kenapa? Sepertinya kamu menangis."

Nia kembali bertanya ada Hendra.

"Benarkah?"

Kemudian Nia mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Hendra yang melihat Nia seperti itu merasa sangat khawatir padanya. Akan tetapi, dia lebih memilih untuk diam. Tak lama kemudian, Hendra meninggalkan dirinya sendiri di ruang uks tersebut karena Hendra berpikir mungkin Nia sepertinya sedang ingin sendiri. Lalu Hendra berpamitan pada Nia dengan nadanya yang sopan.

"Kalau begitu, aku kembali kelapangan."

Dia hanya mengangguk dan tinggallah Niasendirian di ruangan tersebut. Tak lama kemudian Nia menangis sejadi-jadinyadengan suaranya yang di pelankan sambil terus memeluk binder tersebut denganeratnya.

    people are reading<Perempuan Pelupa>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click