《Perempuan Pelupa》Bagian 34: Jarak Yang Semakin Menjauh

Advertisement

Semenjak saat itu, aku selalu berbicara dan dekat dengan Hani. Dan aku tak pernah mendengar dia mengatakan suatu hal yang buruk mengenai Nia. Ketika aku sedang berbicara dengan Hani, aku melihat Nia sedang bersama dengan Hendra. Aku sedikit sedih akan hal itu. Aku kembali fokus untuk berbicara dengan Hani. Niapun juga melihat aku sedang bersama Hani, dan dia seperti merasa sedih akan hal tersebut.

Bel istirahat telah berbunyi, kulihat Hendra mendekatiku dan mengatakan sesuatu padaku sambil berbisik-bisik.

"Hei Di, sejak kapan kamu dekat sama Hani. Kulihat sekarang kamu dekat sekali dengan dia. Kira-kira apa yang terjadi antara kamu dan dia?"

Aku hanya menjawabnya dengan nadaku yang datar.

"Bukan apa-apa."

Dia memegangi dagunya sambil menganggukkan kepalanya, lalu berkata padaku.

"Baguslah kalau begitu, berarti sainganku berkurang."

"Terserah kau."

Aku melihat Nia sekilas. Dia juga sedang melihatku, lalu dia membuang mukanya kearah lain. Akupun kembali melihat keluar jendela. Hendra yang melihat tingkahku yang seperti itu mengatakan sesuatu padaku.

"Menurutku kamu jujur saja sama dia. Daripada nanti dia diambil orang lain."

Ku melihat kearah Hendra. Dia sedikit tersenyum. Aku hanya diam tak menjawab perkataannya tersebut. Hendrapun pergi dan keluar untuk istirahat. Dan kulihat Hani sedang bersiap-siap untuk istrahat. Lalu dia meihat kearahku dan melambaikan tangan padaku seraya mengucapkan kepadaku.

"Aku duluan ya."

Aku tak menjawabnya dan hanya membalas lambaian tangannya tersebut. Sementara itu, Nia sedang menulis sesuatu di binder catatannya tersebut. Dan tak lama kemudian, dia pergi meninggalkanku sendirian dikelas. Aku yang hari ini tidak membawa bekal sama sekali, langsung menuju masjid sekolah untuk menunggu sholat dzuhur berkumandang.

Setelah ku menyelesaikan sholatku, aku kembalilagi ke kelas. Kulihat hanya ada Nia dikelas. Aku langsung duduk ditempatku.Dia sedang menulis sesuatu di binder catatannya. Lagi? Sebenarnya apa yang diatulis? Aku tak begitu yakin bila itu hanya sebuah catatan kegiatannya saja. Kalaubegitu, binder sebelumnya itu buat apa? Akupun tak memperdulikannya, aku mencobauntuk tidur sejenak menunggu guruku datang. Kembali pundakku ditepuk oleh Hani,dia membangunkanku sambil tersenyum kepadaku. Aku tak membalas senyumannyatersebut. Ternyata pak Sabar sudah datang. Pelajaran akan dimulai dan akumengambil buku Fisikaku.

    people are reading<Perempuan Pelupa>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click