《Perempuan Pelupa》Bagian 22: Apa Yang Terjadi?

Advertisement

Keesokan harinya. Aku seperti biasa berangkat lebih awal. Sesampainya dikelas, aku melihat Nia sedang duduk sendirian di dalam kelas. Lalu aku mencoba untuk tak melihatnya sambil melihat kearah bangkuku. Lalu aku duduk dan mencoba untuk tidur diatas mejaku. Aku seperti merasa pada situasi yang canggung. Aku ingin mengatakan sesuatu pada Nia. Namun aku tak tahu harus mengatakan apa. Disatu sisi, memang aku tak terlalu terbiasa untuk berbicara dengan orang lain apalagi untuk memulainya.

Aku hanya bisa tertidur dengan memikirkan hal-hal yang kucoba tanyakan pada Nia. Waktu terasa berhenti, suasana terasa sunyi. Situasi yang aneh ini muncul kembali, akan tetapi ini sedikit berbeda dengan sebelumnya. Hingga pada akhrinya akupun tak bisa melakukan apapun. Sebenarnya apa yang kupikirkan. Aku hanya tinggal tidur dan menunggu bel masukkan tiba.

Sementara itu, Nia tidak seperti biasanya. Hari ini sepertinya dia tak ingin berbicara denganku. Dan Nia juga tak membuka sebuah pembicaraan padaku. Nia hanya duduk sembari menulis sesuatu di binder catatannya tersebut. Kami berdua tak melakukan pembicaraan apapun hingga aku mendengar suara langkah kaki menghampiri Nia. Dan ketika kulihat sedikit dibalik lenganku, kulihat Hendra sedang berbicara dengan Nia.

Mungkinkah Nia berangkat sepagi ini hanya untuk Hendra? Lalu aku mencoba untuk intospeksi diri. Aku melihat Hendra dengan wajahnya yang keren dan kesopanannya serta keterbukaanya terhadap sesama. Sedangkan aku sendiri dengan wajahku yang biasa-biasa saja dan tingkah lakuku yang tertutup ini.

Lagi-lagi aku memikirkan sesuatu yang membuatku semakin bingung. Hingga pada akhirnya akupun mencoba untuk tertidur. Aku tak ingin mengganggu mereka berdua yang lagi berbicara. Kulihat juga sepertinya mereka sangat serasi. Saat ini aku merasa sangat sedih akan suatu hal, namun aku tak tau apakah itu. Akhirnya tak berapa lama, akupun tertidur dan tak tahu bahwa bel masukkan telah berbunyi.

Ketika jam pelajaran dimulai, dia masih saja takberbicara padaku. Bahkan dia tak sedikitpun melihat kearahku. Dia hanya terpakupada papan tulis didepan. Dan ketika jam istirahat tiba, lagi-lagi dia takberbicara apapun padaku. Keesokan harinya, dia masih sama saja. Dia seakan-akanmenjauhiku tanpa alasan yang jelas.

    people are reading<Perempuan Pelupa>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click