《Perempuan Pelupa》Bagian 16: Perbincangan Yang Menganggu
Advertisement
Keesokan harinya, aku berangkat lebih awal seperti biasanya. Karena aku selalu diantarkan oleh pamanku sebelum dia bekerja bersama bibi. Kira-kira waktuku tiba di sekolah jam setengah 7 pagi. Sesampainya dikelas, ruangan terasa sepi. Bahkan, siswa dan siswi yang hari ini piket belum juga datang. Sembari menunggu waktu masukkan, seperti biasa aku tidur sejenak diatas mejaku.
Tak beberapa lama aku mendengar langkah kaki memasuki kelas ini. Aku tak memperdulikan hal tersebut dan melanjutkan tidurku kembali. Setelah kudengarkan langkah kaki tersebut berhenti sebentar, langkah kaki itu kembali berjalan dan semakin mendekatiku. Tak lama kemudian, seseorang menepuk pundakku dan memanggil namaku.
"Abdi. Oiii Abdi."
Aku tak menanggapinya dan berusaha untuk tidur. Namun suara itu terus saja mengangguku.
"Abdiii. Bangun!"
Aku yang merasa terganggu akan suaranya tersebut membangunkan diri dari tidurku. Lalu kulihat wajahnya dengan mataku yang setengah terbuka sambil bertanya dengan nada datarku.
"Ya kenapa?"
Aku tidak ingat namanya sehingga aku tak menyebutkan namanya.
"Aku mau ngomong sama kamu mengenai Nia."
Aku yang mendengar hal itu merasa bingung, kenapa dia menanyakan tentang Nia padaku. Aku hanya sembarang menjawabnya dengan nadaku yang datar tersebut.
"Kenapa memangnya?"
Namun dia menanyakan hal yang lain kepadaku terlebih dahulu.
"Tungu sebentar, (Memegang pundakku) sebelum itu kamu ingat namaku nggak?"
Aku yang tidak begitu ingat namanya hanya menjawab dengan nama yang kuingat-ingat sebelumnya.
"Andre?"
Dia seperti sudah menduga bahwa aku lupa namanya, kemudian dia memperkelankan namanya tersebut.
"Perkenalkan, Namaku Hendra Pamungkas. Kamu bisa memanggilku Hendra"
Seketika itu aku mengingat namanya, ketua sekertaris dikelas ini. Sembari aku mengingat-ingat tentangnya, dia melanjutkan pembicaraannya tersebut.
"Sedangkan Andre yang kamu sebut sebelumnya merupakan pengurus keamanan dan ketertiban dikelas."
Mataku masih dalam keadan setengah terbuka kembali pada posisiku tidur diatas meja.
"Iya, dan kamu sendiri adalah ketua sekertaris kan? Lagian juga, namamu dan Andre sangatlah tidak jauh berbeda."
Advertisement
Dia menimpali jawabanku dengan nadanya yang sopan itu.
"Iya kau memang benar. Tapi tetap saja kau salah."
Aku merasa bahwa pembicaraan ini tak ada habisnya. Ku langsung menanyakan padanya dengan posisi kepalaku yang sama tanpa memperlihatkan wajahku kepadanya.
"Sekarang apa yang mau kamu tanyakan padaku?"
Dia yang mendengar hal itu sedikit ragu untuk mengatakannya. Tak lama dia mulai membuka pembicaraanya itu.
"Apa hubunganmu dengan Nia?"
Aku hanya menjawab berdasarkan pemikiranku pribadi dengan nadaku yang datar tersebut.
"Oh kukira apa. Kamu lihat sendiri aku dan dia hanyalah sebatas ketua dan wakil saja."
Dia merasa jawabanku tidak memuaskan baginya. Ia kembali bertanya mengenai hal yang serupa sebelumnya dengan nadanya yang sedikit cemburu dan tatapan matanya yang sinis.
"Apa kau yakin? (Memegang dagunya) Sedangkan apa yang kulihat itu berbeda. Kamu seperti dekat dengannya."
Aku yang mendengar hal itu kembali menanyakan hal yang sama tentang Nia kepadanya.
"Apakah kamu menyukainya?"
Dia cukup kaget akan pertanyaanku itu. Namun dia menjawabnya dengan cukup yakin.
"Iya. Memangnya kenapa?"
Aku sudah menduga akan hal itu. Memang jika dilihat, Nia memiliki paras yang cantik menurut mereka. Jadi, bukan hanya Hendra saja yang menyukainya, bahkan yang lain juga. Sedangkan aku sendiri tak memperdulikan akan kecantikannya tersebut. Aku kembali bertanya padanya dengan nadaku yang datar.
"Ada lagi yang ditanyakan?"
Dia masih belum puas akan jawabanku sebelumnya mengenai Nia. Dia mencoba untuk memojokkanku untuk mengatakan hal yang sebenarnya menurut pemikirannya itu.
"Aku tidak yakin kalau kamu tak ada hubungannya dengan Nia."
Aku langusng mengangkat kepalaku dari atas meja dan menjawab pernyataanya itu dengan nadaku yang datar, sambil menatap matanya dengan serius kali ini.
"Harus berapa kali kukatakan, aku tak ada hubungan dengannya."
Dia tak menjawab pernyataanku ini. Karena diarasa dia tak menanggapi pernyataanku tersebut, aku kembali lagi pada posisiku semula.
"Kalau tak ada lagi yang dibicarakan, aku mau melanjutkan tidurku."
Dia tak menjawabnya. Lalu aku mendengar langkahkakinya mulai menjauhiku. Aku lanjutkan tidurku hingga bel masukkan berbunyi.
Advertisement
- In Serial83 Chapters
Summoned
This is a Hotd (Highschool of the dead.) fanfiction. OC that has seen the anime and is thrown into the hotd world. (Being dyslexic expect some, hiccups down the road.)
8 708 - In Serial15 Chapters
Rise of the almighty sword god
Feng Yun was an ordinary young man unable to cultivate. One day, He got the inheritance of the Ancient Fire Demon Clan and a mysterious sword from then his destiny changed completely.
8 193 - In Serial15 Chapters
Terra Nostra
His life wasn't pleasant. He keep trying but it wasn't enough. Nobody was there to rely on. He give up. A God give him another chance. A test for himself to try seeing what he really worth. Would he shine? Would he find his way? In a world where there's no hope, where injustice lay in every corner, he will make a place for those in despair. Join the journey of our MC, in a world of magic and swords.
8 64 - In Serial15 Chapters
Map to Hope
Edmond is a crown prince, but he does not possess the king’s blood. Thus, he is not a noble. Edmond’s dark past, along with the way he rose to power, will all be revealed. He wishes to be the next king of Mauritius, but he will need help from the beautiful noble woman from a knight’s family, Lucia, and a great strategist, Leopold. They face many obstacles in their pursuit of freedom, friendship and power. They will shed tears, their laughter will echo, and love will fill their hearts... but, for how long will they be able to endure the pain?
8 112 - In Serial7 Chapters
Sands of Elstirr (Dropped)
"Bodies are built from dust, and as the sand and wind strip the flesh from our bones, to dust we shall return." - Grand Sage Ghod The poets claim that the sands of Elstirr are red from the blood of the countless innocents slain upon them. The mages say that the is a by product of the reaction of excess elements. And the Orks, the ancient and warlike people, the natives of Elstirr claim that the sands are red from the tears of blood wept by their god Gulgirra. But one truth is known, the sands are an eternal and unforgiving place. The true edge of civilisation, they ebb and flow like the tides of the great salt seas to the south. Ever changing, and like the dunes cities rise and fall , and the tales of heroes can be heard like the howling winds across the expanse.
8 119 - In Serial19 Chapters
Impossible Uchiha / Stuck in Naruto //HatsuneMiku085 (On Short Mini Hold)
Akari Takahashi, the weirdest girl in school, knows just about everything about Naruto. She stays up until midnight to watch it. But she doesn't have many friends because of it, and the friends she has don't like it. When she woke up, she found herself with the Uchiha crest, looking like a twelve-year-old, only to not look like an Uchiha. What will this young girl do to the storyline? This is going to be my FIRST EVER BOOK! I DO NOT OWN NARUTO ONLY MY OC AKIRA AND POSSIBLY OTHERS AND I DONT OWN THE PICTURE I JUST EDITED ITAkari means light. I couldn't find what Takahashi means to a split it up. Taka means falcon and Hashi means bridge. So in all, her name means light falcon bridge. Weird...SORRY FOR SLOW UPDATES!!!!!!!!!
8 175