《Perempuan Pelupa》Bagian 5: Pemilihan Pengurus Kelas
Advertisement
Sebelum pulang. Sesuai kesepakatan sebelumnya, akan diadakan voting untuk pemilihan wakil ketua kelas, bendahara dan sekertaris. Untuk votingnya sendiri bukan menggunakan kertas, melainkan cukup mengatakan siapa yang akan dipilih, dan dipanggil sesuai urutan tempat duduk kami. Maka secara otomatis, aku merupakan yang terakhir dalam melakukan voting tersebut. Lalu, Nia menepukkan kedua tangannya sebanyak tiga kali sambil mengatakan pada kami dengan nada tingginya yang khas tersebut.
" Baiklah, siapa yang mau menjadi wakil ketua kelas?"
Maka Hendra, Ian, dan Andre mengangkat tangan dan langsung berdiri didepan kelas yang sebelumnya adalah calon ketua kelas. Lalu proses votingpun dimulai dari depan. Terus berlanjut hingga tiba waktunya aku untuk memilih. Sebelum aku mengatakan sepatah katapun, Nia langsung mengatakan sesuatu padaku dengan nadanya yang mengancam.
"Kali ini kamu harus memilih ya. Kalau tidak (mengambil penghapus papan tulis), maka benda ini akan melayang kearahmu (sambil melempar-lemparkannya keatas).
Kumengatakan padanya dengan nadaku yang datar namun sedikit tergagap-gagap.
"O oke kalau gitu aku gak..."
Belum sempat aku mengatakan semuanya, tiba-tiba penghapus tersebut mengarah tepat kearahku. Namun meleset kearah samping kepala kiriku. Semuanyapun terbengong dan kaget. Dan aku sendiri langsung terdiam dan melihat penghapus tersebut dilantai tanpa rusak sedikitpun. Rupanya penghapus tersebut tidak mengenai dinding kelas, melainkan mengenai tirai jendela tepat disamping kiriku. Nia dengan nada yang rendah namun sedikit mengancam, sambil membersihkan kedua tangannya yang kotor dikarenakan bekas tinta pada penghapus tersebut.
"Mungkin kali ini meleset. Namun lemparan selajutnya pasti kena. Gini-gini aku jago dalam urusan melempar."
Para siswa laki-lakipun terkagum-kagum. Bedahalnya dengan para siswi yang berbisik-bisik akan sesuatu. Begitupun aku yang hanya bisa pasrah. Lalu Nia kembali mengucapkannya kembali dengan nada bertanya sekaligus mengancam.
"Jadi, sekarang bagaimana?"
Aku kembali dengan nadaku yang datar dan terbata-bata.
"A aku mau ke wc dulu (sambil menunjukkan jari telunjuk kiriku kearah pintu keluar kelas dengan tangan yang bergetar)."
Advertisement
Maka kali ini, spidolpun terbang dan kali ini tepat mengarah kearah wajahku. Aku yang sontak akan hal itu secara refleks menangkap spidol tersebut dengan tangan kananku. Nia yang melihat hal itu hanya tersenyum padaku.
"Tangkapan yang bagus."
Bukannya niatmu untuk melemparnya kearah wajahku? Niapun kembali mengatakan padaku dengan nadanya yang mengancam.
"Kalau begitu, bawa kesini spidol dan penghapusnya!"
Aku yang bingung karena situasi ini dan belum memilih siapapun untuk ku voting.
"Tapi aku belum memilih..."
Nia berteriak dengan keras sehingga membuatku kaget.
"CEPAAAT!"
Aku langsung mengambil penghapus dan membawanya serta spidol yang ku genggam. Dan tanpa pikir panjang, aku langsung taruh ke meja dan akan menuju ke tempatku semula. Belum sempat kumelangkahkan kaki ini, tiba-tiba tangan kananku ditarik oleh Nia. Akupun kaget dan terdiam. Aku tak pernah merasakan situasi ini sebelumnya. Aku hanya menundukkan kepalaku. Lalu Nia mengagetkanku dengan tiba-tiba.
"Baiklah, wakil ketua kelasnya adalah DIA! (sambil mengangkatkan tangan kananku keatas)."
Lalu seisi kelaspun kaget dan bingung. Lalu aku yang merasa dalam situasi yang aneh. Lalu, Hendra dengan nada yang sedikit marah bertanya pada Nia.
"Kenapa dia? Bukannya kami bertiga yang harusnya dipilih menjadi wakil ketuanya"
Ian dan Andrepun mengangguk setuju. Hendra kembali berkata pada Nia dengan nadanya yang sopan.
"lagian, bukannya dari voting ini sudah jelas kalau aku yang akan menjadi wakil ketuanya. Hanya tinggal dia saja yang belum memilih!"
Dan kali ini Ian dan Andrepun serentak menggeleng kepalanya yang menandakan mereka tidak setuju. Nia yang masih mengangkatkan tanganku keatas berbalik kearah Hendra dengan nadanya yang tinggi tersebut.
"Terus?"
Hendra yang langsung ciut tersebut hanya mengatakan sesuatu padanya dengan nadanya yang memelas sambil menunjuk kearah papan tulis.
"Tapikan, tadi kamu bilang berdasarkan voting."
Nia yang tak terima kembali menjawab pertanyaan Hendra.
"Itukan tadi bukan sekarang. Dan kalian bertiga harus menerimanya. (Menekankan nadanya tersebut) PAHAM!"
Advertisement
Mereka bertiga hanya bisa menjawab setuju. Dilain sisi, aku merasakan tanganku yang pegal akibat masih diangkat keatas oleh tangan Nia mencoba untuk melepaskannya. Namun tangan Nia malah lebih keras menggenggam tangaku, lalu wajahnya berbalik tepat didepan wajahku. Seketika aku kaget akan perbuatannya itu. Nia yang juga kaget terdiam untuk sesaat, lalu tiba-tiba langsung melepaskan tanganku.
Dirasa ada kesempatanku untuk kabur, aku mencoba untuk melangkah jauh darinya. Baru selangkah ku berjalan, badanku kembali tertahan karena kerah bajuku dipegang olehnya dari belakang.
"Kamu ngapain kembali. Karena sekarang kamu sudah menjadi wakilku, kamu harus mengatakan sesuatu keteman-teman."
Aku tak tau harus mengatakan apa. Kubertanya kepada Nia dengan nadaku yang datar.
"Sesuatu apa?"
Nia menjawabnya dengan nada tingginya.
"Ya katakan sesuatu mengenai posisimu sebagai wakilku ini."
Aku tak tahu harus berkata apalagi hanya mengatakan kalimat yang singkat dengan nadaku yang datar.
"Mohon bantuannya."
Selanjutnya pemilihan sekertaris, Nia menyuruh Hendra untuk memilihnya. Tentunya Hendra sendiri juga akan menjadi ketua sekertaris tersebut. Begitupun dengan Ian yang harus memilih siapa yang akan menjadi bendaharanya. Sedangkan Andre sendiri akan menjadi pengurus keamanan dan ketertiban kelas. Bila mana jika nanti proses pembelajaran terasa mengganggu, Andre harus menenangkan para siswa dan itu adalah salah satu tugasnya. Sepertinya Nia sudah memperhitungkan semuanya dengan matang sempurna.
Lalu hendra memilih seorang siswi dan begitupun dengan Ian. Dan setelah ku mendengar dari perkataan mereka aku mengetahui bahwan nama mereka berdua adalah Lisa yang akan menjadi sekertaris dengan Hendra sebagai ketuanya, serta Hani sebagai bendaharanya dengan Ian sebagai ketua tentunya. Dan kedua perempuan itu adalah mereka yang membicarakan hal yang tidak mengenakan tentang Nia sebelumnya. Semua pengurus telah terbentuk. Sebelum pulang, Nia kembali menanyakan pertanyaan pada kami semua.
"Apakah kalian setuju dengan strukur pengurus yang telah dibuat ini?"
Mereka yang masih ragu hanya mengangguk.Sedangkan aku sendiri hanya diam saja. Maka waktu pulangpun tiba. Waktu telahmenunjukkan jam 4 sore, waktunya bagiku untuk melaksanakan shalat Ashar.Setelah selesai akupun bersegera untuk pulang kerumah. Aku tak memiliki sepedamotor. Jadi aku biasa berjalan kaki pulang kerumah. Selain itu, jarak antarasekolah dengan perumahan hanya beberapa kilometer. Namun terkadang aku juga menggunakan angkutanumum untuk pulang.
Advertisement
- In Serial61 Chapters
Tabula Rasa
Specimen-767, a research experiment that would be weaponized once she reached maturity. Before that could happen, the Organization responsible for creating her suffered a major disaster and S-767 is placed in an alternate world. Whatever was planned for her before has been scraped away, leaving S-767 to find her own purpose in a new and dangerous world.
8 69 - In Serial42 Chapters
No Respawn
Rewrite of the No Respawn here: https://royalroadl.com/fiction/15941/no-respawn-patch-20 And God said: "Let there be light!"*DING!*and there was a blue screen...So God changed the world and screwed everyone living on it. Let the game begin!Oh.. and don't die. There is no respawn. French Translation by Yusuke_Takumi/takutrad: https://tradudimanche.wordpress.com/
8 232 - In Serial24 Chapters
Gifted
Goldie had his whole life planned out for him. He worked in his father's shop day in and day out ever since he was little. Once his father passed, he vowed to become the greatest Merchant the town of Flousshire has ever seen! He was well on his way towards achieving his lifelong dream, when it all came crashing down. However not all personal tragedies lead to a sad ending. His life as an NPC was over. It was time move on to bigger and better things. It was time to make a name for himself, no matter the cost. The cover art is an edited version of a picture within the public domain.
8 147 - In Serial135 Chapters
Empress' Evolution
The bright red light of the flames swallowed her vision but soon that red light transformed into a blue hue and she was dragged into that light. ‘What’s happening?’ It was too bright and she was forced to close her eyes, she was blinded — even though she was already dead. After being pulled into the light she began to feel annoyed as her skin was irritated by some kind of rough sand. By the time she opened her eyes. She could see the full view of the sky. It was blue and there were clouds scattered about. ‘Ugh, is this Hell?’ She stated as she rubbed her head with her fluffy and furry ‘hand’. ‘Furry?’ She looked at her ‘hands’ and her mouth opened wide. Her hands had become soft and fluffy paws of a white-furred beast with purple spots. ‘What the hell?’ She touched her face with her paws and confirmed that it too did not belong to a human. Below, she felt something was moving, she can tell as if it was another limb connected to her. ‘Don’t tell me!’ Turning her head around, she found a seven-inch tail sticking out behind. ‘Phew!’ She felt relieved that it wasn’t what she thought it was. “These soft and paws, this cuddly fluffy hair, this cute tail — ah shit, did I become a beast after my death or have I been dreaming of being human as a beast all this time? If it is the latter that is one long and realistic dream.” === [It’s the former, stupid *] === Said a woman’s voice from in her head. === As always thank you for reading, also the image in the cover is not mine, I found it on Pinterest and thought it was cool and suitable. All credits got to the illustrator. Also, this is a new type of story that I have not read about yet. Basically I am writing an evolution novel without prior knowledge so I don't really know what is considered cliche in this genre.
8 185 - In Serial16 Chapters
Neo Cosmos
At the end of creation when everything is being reset for the next cycle , there exists the last survivor of the center of the current universe. He performs his final duty and awaits his end. But after going through that he wakes up in the body of a child?. Did he wake up into newly created next world ? How did this happen and how will this affect the new world?
8 65 - In Serial38 Chapters
if i told you so。↠ michaeng
❝ A story of two young girls striving to be part of each other's lives once again. ❞[ edits ]093018093118111918
8 157

