《Totally My Type》Chapter 1

Advertisement

Dance. Mendengar kata itu, mungkin akan tergambar kumpulan pemuda yang menari di jalanan sepi atau di jalanan ramai untuk menarik perhatian orang lain. Andai kalian tahu saja, aku mempunyai teman sekelas yang sering kali memamerkan potret dirinya di Instagram dengan berbagai pose dance yang menakjubkan –menurutku.

.

Dia adalah Huang Renjun. Remaja itu tidak terlalu banyak bicara, dia cenderung menyendiri. Tidak ada yang bicara padanya saat di akademi. Tapi ketika kau membuka akun Instagram penyuka moomin itu, komentar dari para gadis ataupun teman sekelas sangatlah banyak.

.

Dunia memang seperti itu sekarang. Lebih hangat dan dekat di dunia maya ketimbang dunia nyata. Aku sendiripun merasakan hal itu. Tapi aku tidak pernah berkomentar di posting-an pemuda itu, aku hanya stalker saja.

.

Aku cukup tahu diri, aku tidak mau dekat dengannya di dunia maya. Alasanku adalah karena di dunia nyata kami tidak dekat, aneh saja jika dekat di dunia maya tapi tidak di dunia nyata. Apalagi jarakku dan Renjun hanya terpisah meja milikku –dia duduk di depanku.

.

Sebagai stalker, aku selalu mengintip akun miliknya tiap kali denting notifikasi mengenai dirinya muncul di layar ponselku. Aku selalu menjadi orang pertama yang melihatnya –mungkin, tapi aku sangat percaya diri mengenai hal itu. Belum ada yang menaruh hati pada posting-an itu, jadi aku percaya jika akulah yang pertama melihatnya.

.

Dia sudah seperti Park Chanyeol EXO, tiap kali mem-posting sebuah potret akan ada banyak hati yang ia dapat di menit pertama. Aku takjub dengan hal itu, dia memang punya pesona tersendiri yang dapat menarik perhatian –termasuk diriku–

.

Aku hanya bicara sesekali dengannya –hanya saat dia membutuhkanku, menyedihkan sekali memang– Aku ingin lebih dekat dengannya, dekat sangatlah dekat. Namun itu mustahil bagiku, sampai di kelas dia hanya akan duduk di tempatnya sembari meletakkan kepalanya –yang berat – itu di atas meja dan membiarkan kelopaknya menutupi cerahnya mata.

.

Saat pertama kali tempat duduk ditentukan oleh wali kelas, dia langsung berbicara padaku tanpa memperkenalkan diri. Aku masih ingat kejadian satu setengah tahun yang lalu itu, karena itu adalah kenangan yang manis –menurutku.

Advertisement

.

"Kau, Hea-ie..." Ucapnya sembari melirik sekilas plat nama yang bertengger di atas logo sekolah di rompiku. "bisakah kau membangunkanku ketika aku tertidur? Aku punya hobi sedikit aneh, aku terlalu mudah terlelap." Ucapnya sembari mengusap tengkuknya seraya tersenyum.

.

Aku cukup kaget karena ia memanggilku seperti itu, terlalu cepat untuk orang yang baru pertama kali bertemu kan? Dan mengapa dia memintaku? Dia punya teman sebangku. Mungkin hal itu yang membuatnya manis. Oh, tunggu... senyumannya juga manis.

.

Seakan takdir, aku tidak pernah berpisah dari Renjun –dia tidak jauh dariku. Aku selalu duduk di belakangnya. Karena hal itu, aku selalu membangunkannya ketika pemuda itu tertidur. Dia tidak berterimakasih padaku –sedikit kecewa memang tapi aku tidak mengharapkan itu –

.

.

.

"Yang pertama; Lee Hea, Huang Renjun, Jung Jinsol, Shin Dongjin, Yoon Sanha, dan Yang Yena." Aku menganga, bagaimana tidak! Renjun berada di kelompok yang sama denganku, kami anggota tim untuk penilaian akhir di mata pelajaran keahlian dance. Itu artinya aku akan lebih sering berbicara dengannya.

.

Aku tidak tahu harus merasa senang atau sebaliknya, aku sedikit canggung jika berhadapan dengannya. Ah! Bagaimana ini? Aku mungkin sedikit lega karena teman baikku –Yena bisa berada di tim yang sama. Dia juga teman sebangkuku.

.

"Hea-ah, bukankah bagus bisa berada di tim Huang Renjun. Dia sangat ahli dalam hal ini, aku akui, dia benar-benar hebat." Ujar Yena sembari tersenyum padaku, aku mengangguk pelan.

.

Sepulang sekolah, kelompok pertama duduk membentuk huruf U di lapangan basket indoor yang terpisah dari gedung utama sekolah. Kelompok lain sudah menggunakan kelas sebagai tempat mereka berkumpul, Dongjin menyarankan tempat ini.

.

Kami berdiskusi mengenai siapa yang akan menjadi ketua tim yang dibentuk beberapa jam yang lalu, tidak ada yang bersedia mengangkat tangannya. Tiap detik terlewat dengan saling menatap, aku menghela napas.

.

"Baiklah, aku akan menjadi ketua tim ini." Ujarku setelah menimbang –aku sedikit terpaksa. "Karena aku ketua tim, aku berhak menentukan apa saja." Aku menatap anggota timku secara bergantian, tapi aku melewatkan Renjun yang duduk di ujung. "Yang pasti akan membuat tim kita menjadi nomor satu, aku tidak akan menentukan hal-hal aneh." Tambahku sebelum ada protes.

Advertisement

.

"Huang Renjun, karena kau begitu terkenal karena menari. Aku ingin kau membuat koreografi dan musiknya, aku percaya padamu." Aku mencoba menatap matanya, berhasil! Ia mengangguk, tidak ada protes darinya.

.

"Kau punya satu minggu, Huang Renjun. Kita akan langsung latihan dengan Renjun yang menjadi instruktur kita. Kita akan berkumpul di sini lagi minggu depan, terimakasih." Ujarku sembari tersenyum.

.

Sanha dan Dongjin keluar, disusul Jinsol dan Yena. Sebenarnya, mereka menawariku pulang bersama tapi ada sesuatu yang tertinggal di kelas. Aku harus segera mengambilnya. Namun langkahku terhenti karena cekalan di tangan kananku. Huang Renjun?

.

"Kenapa kau memilihku? Kau bisa serahkan ini kepada Dongjin." Ucapnya tanpa melepas tanganku, fokusku tersita untuk cekalan itu hingga ia segera melepasnya.

.

"Karena aku percaya padamu, lakukanlah yang terbaik! Aku akan menunggunya, jangan buat aku kecewa." Ujarku sembari tersenyum. "Aku harus segera mengambil ponselku di kelas, aku pergi dulu."

.

.

.

TBC

    people are reading<Totally My Type>
      Close message
      Advertisement
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click