《He Is Mine》11. Pengalaman Buruk
Advertisement
#Peringatan: konten dewasa.
Keringat deras mengalir dari dahi, berkali-kali kepalanya menoleh ke kanan dan kiri dengan mata terpejam. Shizun tampak tidur tak tenang. Kenangan demi kenangan yang sangat ingin dia lupakan satu per satu terbuka dengan kehadiran orang itu kembali, bahkan semakin dekat dengannya.
Usianya baru empat belas tahun saat itu, saat tangan kecil itu terikat dan memohon kepada Tuan Muda Qiu untuk dilepaskan setiap dia melakukan kesalahan.
Tak ada yang pernah menyangka jika kehidupan Shen Jiu di rumah barunya yang seperti istana itu tidak lebih bak di neraka untuknya, awalnya Jianluo begitu baik kepada Shen Jiu, memperlakukannya seperti adiknya sendiri, ditambah Nona Qiu Haitang, adik dari Jianluo juga sepertinya menyukai Shen Jiu juga.
Nona Qiu berusia lima tahun lebih tua dari Shen Jiu, memperlakukannya dengan lembut dan baik, dia juga salah satu alasan yang membuat Shen Jiu merasa betah awalnya. Hingga suatu hari dia mendapatkan Nona Qiu mulai berubah sikapnya.
Nona muda yang biasanya akan berpakaian sopan, entah mengapa kini terasa berbeda, usianya yang telah menginjak awal dua puluh tahun dan pergaulan antar nona muda keluarga kelas atas itu membuat dirinya perlahan berubah, pakaiannya kini lebih seronok dan terbuka di bagian dada dengan payudara setengah menyembul menjadi favoritnya akhir-akhir ini. Mungkin sebagian orang menyukainya, tetapi untuk Shen Jiu remaja yang melihat itu terasa canggung dan aneh.
Shen Jiu bukan orang bodah, dia merasa ada yang lain dari sikap nonanya itu. Sebisa mungkin dia akan menghindari bertemu hanya berduaan saja dengannya, berbeda saat dirinya baru datang, Qiu Haitang adalah tempatnya mengadu. Kini setelah usianya menginjak enam belas tahun semua terasa berbeda.
Sore itu Shen Jiu berada di ruang belajar, mengejar semua ketinggalan pelajarannya, tanpa memberi aba-aba, dia menghampiri Shen Jiu dan duduk di samping Shen Jiu yang tengah serius menulis. Semakin lama semakin merapat hingga Shen Jiu tak bisa lagi bergerak.
"Nona, aku tak bisa bergerak!"
"Kau tak perlu bergerak, biar aku yang bekerja." Tiba-tiba saja, Shen Jiu remaja memekik tertahan. Tangan itu telah berada di balik meja menyentuh miliknya.
Spontan Shen Jiu bangkit, tetapi malah ditarik paksa hingga akhirnya sebuah pergumulan panas tak bisa di hindari---mereka saling berciuman. Awalnya jelas Shen Jiu menolak. Tetapi ada perasaan tak enak dan takut melukai hati jika Shen Jiu tolak. Jadi dia membiarkan Nona Qiu yang tengah bernafsu itu menciumi wajahnya. Pikirnya, mungkin Nona Qiu tengah mabuk, juga tak akan mungkin bertindak lebih jauh. Namun, tindakan Shen Jiu yang membiarkan tindakan itu terjadi, merupakan kesalahan terbesarnya, karena keesokkannya membuat Nona Qiu semakin berani melecehkannya.
Shen Jiu berusaha melupakan apa yang terjadi di ruang belajar itu, menganggapnya suatu kesalahan yang tidak boleh diulangi. Namun, berbeda dengan Haitang yang kini semakin berani melakukan kontak fisik terhadap Jiu membuat remaja yang telah beranjak menjadi seorang pemuda itu terus menghindar.
Advertisement
Seperti saat mereka tak sengaja bertemu di salah satu ruangan di mana buku-buku diletakkan di sana. Jiu yang tengah mencari buku seperti yang gurunya perintahkan mendapati Haitang mengikutinya, dan di dalam perpustakaan mereka mengulangi ciuman panas itu. Jiu tampak linglung, dia sama sekali tak bisa memprediksi yang barusan dengan cepat terjadi, hingga seseorang terdengar memasuki perpustakaan itu membuat Haitang berhenti dan meninggalkan Jiu.
Malam berikutnya, di tengah malam di mana seluruh penghuni telah tidur, Haitang baru kembali dari berpesta bersama teman-temannya, bukannya langsung masuk ke kamarnya, dia malah dengan lancang masuk ke kamar Shen Jiu dan memaksa Shen Jiu untuk bercinta dengannya. Saat itu sepertinya Nona Qiu tengah mabuk berat, hingga tak pedulikan lagi jika kini dia tengah memaksa.
Shen Jiu yang merasa ini tidak benar akhirnya menolak dengan tegas.
"Nona, tolong jaga sikap Anda!" Shen Jiu tetap bersikap dan berkata sopan, tetapi Nona Qiu semakin menggila, hingga akhirnya dia mendorongnya dengan paksa. Nona Qiu terjatuh dan tersadar, setelahnya dia merasa terhina dan tak terima. Mereka sempat adu mulut dan berakhir ribut parah. Lalu Nona Qiu pergi begitu saja dengan sebuah ancaman yang terlontar.
"Kau harus tahu diri Jiu-jiu, hidup dan tubuhmuu telah menjadi milik keluarga Qiu! Jadi mau kau menolak bagaimanapun, kau milik kami!"
Keadaan menjadi tenang setelahnya, tetapi itu adalah awal dari nasib buruk yang akan segera Shen Jiu terima. Keesokan harinya, Jianluo memanggil Shen Jiu, mengintrogasi dirinya dengan pertanyaan yang dia sendiri belum mengerti. Hingga kata-kata Jianluo membuatnya tak dapat bicara.
"Haitang sudah mengatakan segalanya yang telah kau lakukan di ruang belajar! Apa itu balasan untuk orang yang telah menolongmu? Apa kau lupa jika Haitang yang berkali-kali membelamu di saat semua kesalahan kau buat." Memang faktanya dia satu-satunya orang yang memohon kepada Jianluo agar tidak menghukum Jiu saat melakukan kesalahan.
Shen Jiu remaja hanya bisa menunduk. Hingga tiba-tiba Jianluo mendekat ke arahnya. Mengangkat wajah Jiu agar menatap kearahnya. Netra hijau itu menatap pasrah, dia tak tahu harus bicara apa untuk membela dirinya.
Persekian detik Jianluo terasa terhipnotis dengan mata indah sewarna permata zamrud itu, untuk kedua kalinya dia merasakan getaran aneh saat menatap mata Jiu.
Keesokan harinya, Jianluo mengumumkan perjodohan dirinya dengan Qiu Haitang---seperti permintaan adiknya itu.
Yue Qi datang menghadiri acara pertunangan yang dirayakan seminggu setelah pengumumannya. Terkesan tergesa-gesa, membuat orang-orang bertanya-tanya. Ditambah perut Nona Qiu terlihat lebih terisi.
"Apa Nona Qiu sudah hamil? Sungguh Shen Jiu orang yang sangat licik!"
"Itu artinya dia pintar, dia benar-benar mengukuhkan namanya di keluarga Qiu. Bukan anak angkat, melainkan menantu keluarga Qiu."
Semua orang basa-basi memberi selamat atas pertunangan itu, begitu juga Yue Qi, walau dengan rasa tak terima.
Sungguh nasib Shen Jiu begitu beruntung menjadi menantu keluarga Qiu. Begitulah omongan para undangan yang terdiri dari staf panti, beberapa tamu undangan dan teman dekat Shen Jiu.
Advertisement
Di balik itu semua, sebuah pesan Yue Qi terima dari seseorang yang berisi.
Tolong bawa aku pergi dari sini secepatnya.
Yue Qi diam-diam menyelinap ke dalam dan menemui Shen Jiu, mengobrol sebentar dan mendapati Shen Jiu remaja yang terlihat begitu tertekan.
"Ada apa denganmu?" Shen Jiu tak menjawab hanya menarik kerah bajunya memperlihatkan sebuah tanda biru di tulang selangkanya---bekas cambuk.
Melihat itu, Yue Qi mengerti.
"Tunggu aku, secepatnya aku akan mengeluarkanmu dari sini." Belum selesai Shen Jiu bicara tiba-tiba Tuan Jianluo datang menarik tubuh ramping itu ke dalam rengkuhannya.
"Aku mencarimu, ternyata kau di sini." Jianluo semakin merapatkan tubuhnya ke Shen Jiu.
Hingga akhirnya dia baru mengalihkan pandangannya kepada Yue Qi.
"Siapa kamu? Bukannya kamu dari rombongan panti itu, kan?" Menatap sinis Yue Qi dari atas hingga bawah. "Aku harap kamu tahu batasanmu." Tiba-tiba Jianluo berbicara ketus lalu menyeret paksa Shen Jiu bersamanya.
Shen Jiu ingin menceritakan yang sesungguhnya tengah dia alami kepada Yue Qi, tetapi sepertinya kesempatan itu tak pernah ada.
Dia ingin menceritakan tentang Nona Qiu yang tidak terima atas tindakan penolakan dari Shen Jiu lalu mengadukannya dengan membalikkan fakta, berbicara jika selama ini Shen Jiu yang menggodanya, dan setelah Nona Qiu jatuh hati, Shen Jiu malah ingin meninggalkannya. Itu yang membuat Jianluo murka. Maka, secepat itu Jianluo putuskan pertunangan. Bukan cuma itu, sebuah hukuman cambuk Shen Jiu juga terima.
Shen Jiu tetap diam, karena mau bagaimana dia membela diri, hidupnya di sini tak lebih sebagai budak yang dibeli.
Namun, lambat laun Jianluo mengerti satu hal, tentang kelicikan adiknya yang ternyata begitu tergila-gila dengan pesona seorang Jiu. Juga semua kebohongannya.
Di malam itu dia mendapati Shen Jiu dalam keadaan terikat di kamarnya. Duduk di pinggir kasur dengan pakaian terbuka dan bawahan pakaian telah jatuh dilantai dia tengah menerima blow job dari Nona Qiu pasrah. Matanya terpejam rapat, kepalanya jatuh ke belakang, mulutnya terkunci menolak untuk mengeluarkan suara sedikitpun.
Jianluo yang awalnya tak sengaja melintas di samping kamar Jiu menoleh ke arah dalam kamar Jiu lewat jendela yang setengah terbuka.
Dia sama sekali tak menyangka menyaksikan adegan itu secara langsung. Awalnya dia hanya ingin melihat sejauh mana adiknya itu berani bertindak, namun, saat helai demi helai pakaian Shen Jiu terlepas jantung Jianluo tak bisa terkendali, hingga akhirnya dia pergi meninggalkan mereka berdua dengan perasaan campur aduk dan sesuatu di tubuh bagian bawahnya berontak.
Malamnya Jianluo tak bisa tidur, terus memikirkan tubuh indah itu. Dada dengan nipple pink kecil yang begitu menantang untuk dijilat. Keringat mewarnai tubuh putih menambah rasa ingin merasakan setiap inci tubuh itu semakin mengebu.
Akhirnya malam itu Jianluo memaksa masuk kamar Shen Jiu, menatap dalam wajah cantik yang tengah tertidur tak tenang.
Shen Jiu yang merasa ada orang di sekitarnya terbangun, dan terkejut mendapati Tuan Jianluo tengah menatapnya.
Buru-buru dia bangun dan menarik kakinya, duduk beringsut agak ke dalam.
"Ada apa Tuan, Tuan mencari saya?" tanya Shen Jiu kaku.
"Kau sedang sakit?"
"Hanya demam biasa." Spontan Jianluo memegang kening Shen Jiu. Memang agak sedikit panas.
Kini mereka tengah duduk berdua di atas kasur mengobrol hal-hal umum, pandangan mata Jianluo tak lepas dari celah kerah rendah baju tidur yang Shen Jiu pakai. Hingga ada kesempatan, Jianluo yang tak tahu malu itu bertanya.
"Shen Jiu, bagaimana lukamu?" Padahal dia sendiri yang menghukum Jiu saat itu.
"Sudah sembuh," jawabnya singkat. Namun, seolah tidak puas dengan jawaban itu, Jianluo mencoba menarik kerah Jiu---ingin mengeceknya sendiri.
"Tuan ...." Jiu agak terkejut dengan tindakan tiba-tiba Jianluo.
"Angkat bajumu ke atas!" perintahnya yang membuat Jiu bingung.
"Huh! Maksudnya Tuan?"
"Aku hanya ingin melihat saja."
Shen Jiu ragu, tetapi akhirnya dia mengangkat kaosnya hingga ke batas tulang selangka. Terdapat bekas samar merah yang sudah memudar di sana.
Jianluo membola, mulutnya menganga. Fokusnya bukanlah ke bekas luka itu. Melainkan, melihat dada putih dengan nipple pink itu dari dekat.
Perlahan tangan itu membelai bekas luka yang tersisa di atas tulang selangka. Semakin lama semakin turun.
"Boleh aku menyentuhnya?"
Shen Jiu yang tampang linglung tak menjawab hingga dia merasakan tubuhnya bak tersetrum, dia mundur bergelinjang geli merasakan sensasi di sentuh di bagian sensitivenya untuk pertama kali oleh seseorang.
Spontan dia menurunkan bajunya.
"Tuan aku mengant---" belum selesai Shen Jiu bicara, tiba-tiba saja tubuhnya terasa terdorong hingga dia terbentur tiang ranjang. Kedua tangannya tengah di tahan dan kaosnya telah tersingkap ke atas.
"Tuan! Apa yang ingin kau lakukan?"
Melihat mata Jianluo yang memerah Shen Jiu mendadak merasa hidupnya terancam. Dia berontak sebisa mungkin, walau berakhir sia-sia.
Detik berikutnya, shen Jiu hanya bisa menahan suaranya saat kedua dadanya dijilati dan di sedot bergantian oleh Jianluo.
Ada sensasi geli, juga seperti tersetrum di sekujur tubuhnya, membuatnya bergetar saat lidah kasar itu terus menginvansi gundukan pink di dada yang kini tengah mengeras. Mendadak Jiu rasakan kepalanya pusing dan tubuhnya lemas. Tak ada lagi daya untuknya melawan.
Bak kesetanan, setelah melihat perlawanan Jiu melemah, Tuan Muda itu semakin gencar mempermainkan tubuh ramping Shen Jiu yang sejak tadi terus menolak. Memberikan banyak tanda di tubuh itu. Seolah baru mendapatkan mainan baru, Jianluo begitu tampak senang dan bersemangat, hingga akhirnya dia menyadari satu hal.
Apa yang aku lakukan? Jianluo tersentak. Dia seorang lelaki?! Jianluo menatap tubuh ramping di hadapannya yang kini tengah meringkuk bergetar ketakutan.
Jianluo langsung bangkit dengan pikiran pelik, lalu meninggalkan Jiu begitu saja setelah kesadarannya kembali.
Bersambung
Advertisement
Basileus
In a heavily dark fantasy inspired tale, demons, better known as Sins (sinners) of all sorts roam free. Feeding on any excess negativity possible & devouring souls where they spot them. Heaven & Hell are both realms in a complex multiversal system, with Earth which is also a realm; remaining on the in-between. Those who do right by God are rightfully given a say in Persia; the land of the heavens. While those who don’t are given a grueling “fate”. Enter, Eros; a formerly all powerful monarch whose command reigned supreme in his solitary corner of the Earth. A monarch who, on his final breath realized that longevity may be as well be considered a curse of its own. Nonetheless, as he is formally laid to rest with the gentle care of his long-working servant, we begin to discover that something seems to be on the arise. Stay with us as the characters grow & evolve, growing stronger, smarter, & more human every minute. (Please give me any feedback, good or bad. It will only help me advance in the long run & I would love to show you the fruits i bear progressing with your assistance)
8 92Death's Heir
"The body is but a vessel for the soul, a puppet which bends to the soul's tyranny." Death is not the end but merely the beginning....... -:- -:- -:- -:- -:- -:- Azreal is brought to a new world upon his death, a world of gods but he later finds out that this was the home he left seventeen years ago Unknown to him, when he met his grandfather he was set on the path to becoming one of the strongest gods. -:- -:- -:- -:- M.W.F.S.S
8 243Crystal Heart
When a heart of flesh is not enough. My ancestors passed down a heart disease to my grandfather, who in turn passed it down to my father and to me. It's not really a disease that makes one sick, we just live shorter. This disease should, theoretically, die out since it shortens our lifespan. How it is alive to this day is beyond me. If I was a normal girl, I wouldn't care much for my faulty heart. I wouldn't even know I had one in the first place. But I am not a normal little girl, no. I do not aim for the simple or the easy life. I want to tread where no one has been before, and discover what the ebb of time has mercilessly washed into the darkest corners of our civilization. This is my adventure.
8 168The Happenstance of Samuel Hayden
This is the story of Samuel as he stumbles through the game of life with a losing hand in a world where literal forces of nature roam the land and heroes of legends have a list of feats as great as their bar tab. Follow Samuel in a world where nothing can be underestimated, including him.
8 183The Sable of Skapina
Nikolas knew he wasn't Fate's favorite. First in family, then in trade and finally in love. All that was about to change when he meets the sable of Skapina. [participant in the Royal Road Writathon challenge]
8 77Pantala High School
If the Wings of Fire Pantalan MCs went to high school! If you love Sunlow, Blicket, and Wings of Fire AUs, this one might be for you.
8 212