《CURSE OF LOVE》Threats |Pt. 42
Advertisement
Senyuman di wajah Ana berubah saat ia mengenali seseorang yang membuka pintu--ia sangat terkejut dan merasa khawatir.
"Kau..." ucap Ana dengan tatapan khawatir dan takut tertuju pada seseorang yang baru saja memasuki kamarnya.
••••••••••
"We met again bitch...seharusnya aku menyuruh Victor untuk langsung membunuhmu saja..ah ya maafkan aku sudah membuat anjing anjingmu diluar tidak sadarkan diri,kau tau mereka sangat menyusahkanku sama sepertimu..." ucap wanita itu menoleh kearah penjaga yang tergeletak didepan pintu dengan nada sarkastik dan senyuman liciknya..
"Kau yang melakukakannya?kenapa Karen?" ucap Ana dengan nada gemetar,seandainya ia kakinya tidak terluka..tentu saja ia pasti akan melarikan diri mencari Hunter.
"Yes,I am..karena kalian sudah menghancurkanku,kalian yang membuat Travis pergi dariku dan aku diusir oleh keluargaku..sekarang giliranku yang membalasnya.." ucap Karen berjalan seraya meraih pisau dibelakang bajunya membuat tatapan Ana kembali waspada.
"Ikut aku,,cepat bangun bitch!!!" bentak Karen pada Ana seraya menjambak rambut Ana hingga kepala Ana mendongak. Ana menangis menahan sakit dari jambakan Karen dan mengikuti arahannya.
"Akhhh kakiku.." teriaknya kesakitan saat kaki kirinya menyentuh lantai dan ia dengan terpaksa menahan sakit saat jarum infus dilengannya dicabut paksa oleh Karen--- Karen mengarahkan pisau yang ia bawa tepat dibawah lehernya,sehingga mau tak mau Ana menahan semua sakit yang ia rasakan dan membiarkan air matanya jatuh..'Hunt..help me' teriaknya dalam hati.
"Lambat sekali...ingat kalau kau berteriak,pisau ini akan menancap tepat dilehermu Ana.." ancamnya seraya berjalan pelan menuju lift. Keduanya berjalan mengendap dilorong rumah sakit,mata Karen menatap salah satu cctv rumah sakit yang menyorot padanya.
"Cepat lah kau jalang..I wanna play a little bit before I kill you.." lanjutnya lagi seraya memasuki lift yang kebetulan saja sedang kosong dan menekan tombol Rooftop di lift.
"Kau tidak harus seperti ini Karen...kita bisa membicarakannya.." ucap Ana dengan pelan seraya memegangi perban diperutnya yang tampak mengeluarkan darah sedangkan Karen tidak menanggapi ucapan Ana.
Advertisement
'Siapapun tolong aku...' teriaknya lagi dalam hati.
*****
Dengan nafas tidak beraturan,Hunter sampai tepat dilorong menuju kamar Ana bersamaan dengan Ken yang juga kehabisan nafas setelah berlari dari parkiran rumah sakit. Kedua nya kembali berlari,saat dikejauhan mereka mendapati kedua penjaga didepan kamar Ana tidak sadarkan diri. Keduanya saling pandang,lalu masuk kedalam kamar..
"Hunt,,mereka dibius dengan dosis tingg--" ucapan Ken terhenti saat diranjang,tempat Ana terbaring kosong..
"Damn it..where is she Ken?" teriak Hunter frustasi.
Suara dering ponsel terdengar bersamaan dengan Jaime,Sarah,James,Janice dan Ellen berada didepan pintu dengan tatapan kaget terutama James dan Janice.
"Dimana putriku?kenapa dua penjaga itu tidak sadarkan diri.." ucap James dengan nada Khawatir. Jaime berjalan mendekati James seraya menenangkannya..sedangkan Janice menangis dan langsung di tenangkan oleh Sarah dan Ellen.
"Sir.. Saya berada diruang cctv,Nona dibawa menuju Rooftop sir dengan Nona Karen.." ucap Daniel melalui telpon,membuat beberapa orang diruangan menoleh pada Hunter.
"Wanita sialan...dia membawanya ke atap rumah sakit.." ucap Hunter berlari diikuti semua pria kecuali para wanita menunggu didalam kamar.
"Rhodes..kau sudah dibawah kan bersama Travis?suruh Travis keatas dan kau tetap jaga dibawah" ucap Ken melalui ponselnya.
Hospital Rooftop
Saat pintu lift terbuka,Karen mendorong tubuh Ana keluar dengan tetap menodongkan pisau dilehernya... Rumah sakit St. Michael milik keluarga Killian termasuk rumah sakit terbaik di New Jersey karena memiliki konsep atap seperti Rooftop Garden yang merupakan tempat terbaik bagi para pasien ataupun keluarga pasien menghirup kesejukan tanaman hijau di atap rumah sakit.
Ana berjalan sedikit pincang karena sebelah kakinya masih di gips dan terus memegangi bagian perutnya.. Ia menahan sakit yang amat sakit,terlebih dengan kepalanya yang tiba tiba terasa pusing,,mungkin efek setelah operasi yang dilakukan sebelumnya.
"Kau tau,,entahlah aku membunuhmu langsung atau aku bermain main dulu denganmu Ana...kau adalah sumber kebahagian pria itu,dengan membunuhmu aku yakin ia akan sangat menderitanya sama sepertiku...ahahahahah!!!" ucapnya seraya berjalan mengarahkan Ana menuju ujung atap.
Advertisement
"Hentikan Karen...kau hanya perlu berbicara baik baik dengannya dan keluargamu--aku yakin mereka akan mengerti tapi tidak seperti ini..." ucap Ana dengan air mata yang masih membasahi pipinya dan terus berdoa akan bantuan dari Hunter.
"I don't need that...i just want to kill you Ana and make him depression and frustrated cause your death...that's it" ucap Karen lagi menatap lurus kearah langit.
Karen perlahan terus mendorong tubuh Ana ke ujung atap dengan tetap menodongnya dengan pisau. Tak lama suara gaduk terdengar mendekati keduanya. Karen menoleh,dengan posisi siaga ia menapit leher Ana dengan pisau disebelah tangannya.
"Tr-Travis...jangan mendekat atau aku akan membunuhnya.." ucap gemetar Karen saat mendapati seorang pria yang ia kenal menatapnya.
"Let her go Karen...don't do this--you deserve to get better than this..please" ucap Travis lembut berusaha menenangkan. Dibelakang Travis ada Ken,dua pengawal Hunter,Jaime, James dan tentu saja Hunter yang menahan amarahnya saat melihat kondisi Ana yang tampak kacau dan wajah yang pucat. Kedua tangannya mengepal keras dan rahangnya bergemeletuk--menatap tajam Karen yang menodongkan pisau dileher wanita yang dicintainya.
"Tenang son..biarkan mereka mengatasinya,kita tunggu waktu yang tepat untuk melumpuhkan wanita itu." ucap Jaime dengan tenang seraya menepuk bahu kanan pitranya... Membuat Hunter menarik nafas untuk menenangkan emosinya...tentu saja ia tidak boleh gegabah.
******
"Kau yakin ini aman sir??" tanya Daniel pada Rhodes.
"Tentu saja...kita hanya menunggu waktu dimana wanita itu akan terjatuh,,kau tenang saja Dan..." ucap Rhodes sedikit memberi aba aba pada anak buahnya.
"Aku berharap tuanmu tidak benar benar membunuh Karen...aku tau dia salah,hanya saja ia sedikit depresi karena masalahnya.." ucap Rhodes lagi seraya menatap keatas gedung rumah sakit.
"Mr. Hunter tidak akan melakukannya sir...ia hanya perlu melumpuhkan sepupu anda agar Nona Ana dapat diselamatkan.." tutur Daniel yang juga menatap keatas atap gedung.
"Ya semoga saja..." ucap Rhodes lagi.
Rhodes menunggu dibawah seraya memberi perintah pada beberapa polisi dan anak buahnya,untuk membuat pengaman dari kasur angin besar agar mampu menahan jatuhnya seseorang dari atas gedung.
Dorrr...
Tak lama kemudian terdengar suara tembakan yang cukup nyaring terdengar dari arah atap rumah sakit.
Terdengarnya bunyi suara tembakan tersebut bersamaan dengan tubuh seseorang yang terjatuh dikasur angin besar yang sudah disiapkan Rhodes sebelumnya... Rhodes dan beberapa orang yang sudah berjaga pun berlari menuju kearah kasur angin besar itu.
Next part....
Advertisement
Fantasy
[COMPLETED] "We both want you." Enzo tells me and I look cautiously at Killian who stares at me with an intense glare. I gulp and look away from the intimidating man."Both?" I whisper with wide eyes and Enzo smiles, nodding his head. "Do you want that, baby? Two men pleasuring you." He brushes his knuckle against my cheek and then rubs the pad of his thumb along my bottom lip. "Open up for me."I stare at him with wide eyes and then clench my thighs together . What the hell am I getting myself into?! •••Enzo and Killian are two dominants who have spent years trying to find the perfect submissive. They are just about to give up when they suddenly come across Elodie, a beautiful young woman who has the two dominants wrapped around her finger in an instant. But will Elodie be able to deal with their demands as well as their dark past.#1 in Polyamory 1st June 2021 - 29sept'21#1 in heartbreak 5th sept 2021#1 in bdsmrelationship 29 sept 2021#1 in cute 29 sept 2021
8 191Hypotheticals
In 1953 a lonely bible salesman travels down a deserted cliffside road, stopping for little, living for the same. When he stumbles upon a cozy little shack on a cliff by the sea he discovers a beautiful waitress, a handsome chef, a mysterious little town and the best Italian he's ever tasted.
8 215Stuck With Him
❝From the first moment that we touched, her arms felt like home.❞Dhruv Singhania is an arrogant and ruthless person until Naina Sharma walks into his life.Naina 's life takes a drastic turn when her dad asks her to marry his childhood friend's son and being an obedient daughter she couldn't say no to the proposal. Dhruv Singhania lost his parents at a young age, after their death his uncle and aunt cared for him and his sister like their own children. Dhruv could do anything just see a smile on their faces and this was just a marriage.Naina and Dhruv marry each other as they couldn't say no to their parents but Dhruv made it clear on their first night itself that their relationship stands no where in his life. To the world they were an ideal and happy couple but in reality they were just strangers sleeping in the same room.They are stuck with each other in an unwanted matrimony.Let's see how this wedlock turns into a proper happily ever after.[ On-hold ]! This story contains many grammatical errors !
8 160Frigid Flora
Flora Montgomery - more commonly known as Frigid Flo - has a secret fear of touching and being touched. When a certain incident brings her face to face with Parker Heywood, the school's infamous flirt, her life begins spiralling downhill. What's worse, he can't seem to keep his hands off her.// beautiful cover created by the talented @MuchMoreMuchier //
8 121Eilish Smut
the first are kinda bad? this was my first book but i think it gets better as it progresses!gxg and g!p i take requests
8 257Match
He'd never met someone so kind and friendly, and he didn't know why it made him feel a certain way. He hated it. Hated he couldn't get away from it. Couldn't get away from her. No matter who or what was in the room, his eyes would always find hers, and he'd never settle not knowing where she was.She'd never met someone so cocky and self-centred as him. She hated the way she didn't think he paid attention to her. She hated the way he was the only boy who made her feel something she had never felt before - the presence of a strong man in her life, someone who could guide her. She hated the way he made her feel like the luckiest girl in the world and she wouldn't feel bad for it. Their eyes would always find each other's, no matter the circumstance. If it was a stupid fight, a disagreement, or just simply being away from each other, they'd always feel drawn to one another.But with all their hopes and dreams, comes the difficulties and reality of their lives. Not everything is as perfect as they may seemed.___"Willow, come back!" I heard the frantic voice of my boyfriend as he called for me. But I decided to ignore him and head straight to my favourite shop.Today was Black Friday which meant everything was hell of a lot cheaper, (it also meant I wasn't wasting any time and getting first dibs on everything I saw)."Didn't you hear me calling for you?" Theo clamped his hands down on my shoulders and spun me around, his dark hair falling over his green eyes as he panted. I could feel a smirk break out on my face as he huffed."Whatever. Just next time tell me you're going to start running so I can win. You made me look silly." He rolled his eyes like a child and I snorted, peppering his reddened cheeks with kisses to which he softened up by."I'm sorry." I said in a teasing tone and before I knew it, he was lifting up my chin with his finger and planting a firm but tender kiss down onto my lips. "I love you."
8 78