《TGS 1st - Silly Marriage》Chapter 2 - Suck Bastard!
Advertisement
Halo....hiks hiks...maafkan aku...aku belum bisa update savior dan Just Deal With It! Savior progresssnya udah 80% sih. Kalo JDWI masih 30% aja nih. hiks...ini malah update Silly Marriage dulu. Hehehe. Oh ya, aku udah update chapter pertama dari Eat, Fly, Love. Eat, Fly, Love ini adaalah cerita kedua dari The Gentlemen's Series. Hehehhe. selamat menikmati. Terima kasih yang sudah mau komen dan vote...love you alll....
XOXO - Shabrinamalia
Naraya's Pov
Kulangkahkan kaki ku dengan gusar ke ruangan kerjaku. Sial! Meeting sore ini benar-benar membuat kepalaku mendidih. Jajaran investor benar-benar mendesakku untuk meminta bantuan pada perusahaan lain agar dapat mencegah perusahaanku kolaps. Dan guess what??? Perusahaan si mesum bangsat itu berada di urutan pertama
Aku merebahkan badanku di kursi kerjaku. Kepalaku mendadak pusing kalau harus mengingat deadline yang diberikan oleh para investor. Dan besok siang aku harus segera memberikan keputusanku. Siallll!!!!
Dengan gusar, kubuka map merah yang tergeletak di atas mejaku. Ku pandangi satu-satu nama-nama pemilik perusahaan yang menjadi calon partner bisnisku.
Di urutan pertama, Alexander Caesar Davrio. Gosh! Si mesum ini memang pantas dijadikan kandidat terkuat. Melihat sekilas background kehidupannya, pendidikan, karir dan sepak terjangnya saja sudah membuatku tau kalau dia memang the great bussinessman. Sayang, di daftar manisnya itu tidak tercantum sekalian daftar pelecehan yang pernah dia lakukan. Dasar playboy mesum!
Okay, next candidate. Evan Arganta. Pebisnis berusia empat puluh tahun yang mempunyai dua istri. Errr... bisa-bisa aku dijadikan istri ketiganya nanti.
Aku beralih lagi ke calon yang ketiga. Bruno Dinusian. Pemilik Dinusian group yang terkenal kharismatik. Have a nice family. Tapi, akhir-akhir ini beredar kabar bahwa beberapa perusahaan mereka pun sedang dalam masalah.
Aku menghembuskan nafasku panjang. Dari sekilas saja, sepertinya data-data ini tidak memberiku pilihan yang lain selain Alexander.
Sepertinya aku memang harus meminta bantuannya. But, I can't accept his offer. Masih banyak cara lain agar kerjasama ini bisa saling menguntungkan dua belah pihak tanpa harus adanya one night stand.
###
"Seriously? You gonna ask him for a help?"tanya Eve setelah mendengar curhatanku lewat telepon.
"You get a karma, darl,"sambung Kikan.
Sore ini aku sengaja menelepon kedua temanku lewat fitur conference ponsel. Aku menceritakan niatanku untuk bekerja sama dengan perusahaan Alex. Tapi aku tidak akan menerima tawaran one night stand. No, no, no. Definetely no, jika dia menginginkan one night stand.
"Tapi gue nggak akan terima penawaran one night stand ya! Gue akan memberikan penawaran lain yang lebih menguntungkan buat bisnisnya,"sanggahku.
"No!! He wants you, darl. Bukan profit dari investasinya,"ucap Eve setengah berteriak.
"Siapa yang bilang?"tanyaku. Nggak mungkin seorang Alexander Davrio segitu inginnya merasakan 'main' denganku. Yang kutau, selama ini wanita yang menjadi kekasihnya selalu saja dari kalangan atas atau jetset. Bahkan, pernah juga dia mengencani wanita model majalah pria dewasa. Enak saja dia ingin menyamakan aku dengan mantan-mantannya itu.
Advertisement
"Kevin yang bilang. Dia cuma ingin lo! It's you, Naraya!"Eve menegaskan kembali.
Bullshit! Bohong kalau dia amat menginginkanku. Pasti ada penawaran lain yang lebih menggiurkan daripada diriku. Atau mungkin aku harus mencari model seksi yang mau menemani Alex semalam? Itu mudah, aku yakin banyak wanita-wanita yang ingin berkencan dengannya di luar sana. But, it;s not me. Jelaslah...aku sama sekali tidak berniat berkencan dengannya.
"Mungkin gue bisa nawarin cewek lain untuk kencan sama dia. Pasti nggak sulit untuk mencari wanita untuk menjadi pacar Alexander,"kataku santai.
"Okai. He's hot, Nay. Gue pun mau kalau disuruh kencan sama dia. Tapi, yang menjadi target Alex itu elo. Naraya Ibrahimovich!"tegas Kikan.
"Okay, kalau begitu kenapa nggak lo aja yang bantu gue untuk jadi teman kencan dia?"tanyaku.
Kudengar Kikan tertawa. "Gue sih mau aja. Tapi, sejak tadi siang gue udah terikat kontrak dengan Enzo,"jawabnya.
Enzo? Maksud dia Lorenzo Bharata? Salah satu BFF-nya Alex?
"Enzo? Maksud lo Lorenzo Bharata?"tanya Eve seakan mengerti rasa penasaranku.
"Yep! Sejak siang tadi, gue udah fix jadi partner make out dia,"jawab Kikan.
"Whatt??"tanyaku dan Eve berbarengan.
"Lo gila! Lo nggak ada ikatan apapun sama dia, Kan!"seruku sebal. Bagaimana bisa sih temanku itu bertindak sembrono? Partner make out dia bilang?
"Lo bukan pacar dia, Kan! Dia anggap lo cuma partner! Gimana kalau lo hamil?"tanyaku mengungkapkan hal terburuk yang bisa terjadi antara Kikan dan Enzo.
"Ada penemuan yang namanya kondom, Naya,"jawab Kikan masih tenang.
"Yeah, gue tau yang satu itu. Tapi kalau benda itu ternyata bocor atau lo kebobolan, atau apapun lah. Bukan berarti kemungkinan lo untuk hamil itu nol,"seruku geram.
"Don't worry, everything's under control,"jawab Kikan lagi.
"Lo udah tau kan reputasi Lorenzo sebagai playboy?"kali ini Eve yang bertanya.
"Gue tau reputasinya. Gue tau risiko dari semua ini, gue juga tau cara mengatasinya. Both of you just calm down. Take a deep breath and relax,"potong Kikan.
"Kikan, gue udah memperingatkan elo ya. Apapun risikonya, lo sudah tau. Jadi jika nanti terjadi sesuatu...,"desisku.
"Gue dan Enzo yang tanggung semua akibatnya, Nay,"potong Kikan cepat.
Aku mendengus kesal. Kalau sudah begini, Kikan pasti akan tetap pada keputusannya. Stubborn girl!
"Okay, kembali ke masalah gue. Ada yang bisa bantu gue kasih solusi?"tanyaku memohon.
"Nggak ada jalan lain selain one night stand, Naya!"tegas Kikan.
Aku menghela nafas. Aku meminta mereka untuk mencari jalan lain. Bukannya malah memojokkanku dengan permintaan one night stand Alex.
"Eeehh...forget it! Gue akan cari jalan keluar sendiri,"putusku tak sabar. Kemudian aku memantikan sambunganku dengan Kikan dan Eve. Setelahnya, aku kembali memencet beberapa nomor yang tertulis di selembar kertas memo. Nomor ponsel Alex. Tadi aku menyuruh sekertarisku untuk mencari nomor ponsel Alex. And, sekaranglah saatnya bernegosiasi dengan Mr. Mesum itu.
Advertisement
"Hai, Naraya sweetheart,"sapaan itu langsung terdengar ketika bunyi nada sambung menghilang. Annoying...
"Darimana lo tau nomor gue?"tanyaku curiga ketika dia tiba-tiba tau kalau yang menelepon aku.
"Apa sih yang gue nggak tau dari lo? Bahkan ukuran bra lo aja gue udah tau kok,"godanya menjengkelkan.
"I need your help,"kataku to the poin tanpa mempedulikan godaannya. Nggak ada gunanya berbasa-basi dengannya. Yang penting segera lakukan negosiasi, ambil kata sepakat, and end the conversation.
Kudengar Alex tertawa renyah. Di telepon memang suara tawanya terdengar enak, tapi aku yakin sekarang ini wajahnya sedang dihiasi evil smirk khas miliknya. What a jerk!
"Ingat syarat gue tadi malam kan?"tanyanya.
Ajakan one night stand dengannya yang notabene stranger bagiku? Siapa yang lupa!
"No! Gue punya penawaran lain,"tawarku.
"Gue akan denger penawaran lo. Tapi, nggak sekarang. Dinner tonight?"
Ohooo... Dasar sialan! Panjang akal! Dia mengajakku dinner date dengan alasan negosiasi? Fine!
"You choose the place,"jawabku malas.
Kudengar, Alex menyebutkan satu nama restoran berkelas dan waktu pertemuan kami. "Perlu gue jemput?"tanyanya.
"No thanks. Gue bawa mobil dan gue masih bisa nyetir,"tolakku mentah-mentah.
Lagi-lagi Mr. Mesum itu tertawa. "Wow! Jangan galak-galak gitu dong, Sweetheart. Gue jadi semakin penasaran nih gimana galaknya lo di atas ranjang,"ucap Alex.
Ingin muntah rasanya mendengar kalimat vulgar Alex. Benarkah dia sudah menyelesaikan gelar magisternya di bidang bisnis? Kalau mendengar ucapannya aku jadi sangsi kalau dia bisa lulus magister dengan predikat cumlaude.
"See you tonight,"potongku cepat sebelum si mesum itu bicara yang aneh-aneh lagi.
Aku memutuskan sambungan telepon sebelum si mesum itu berkata lagi.
He's really fuckin nightmare!
###
Malam ini berjanji bertemu dengan Alex di sebuah restaurant jepang. Yeah... aku harus bergerak cepat kali ini kalau tidak mau perusahaanku hancur. Yang jelas, aku sudah memikirkan beberapa penawaran untuk Alex tanpa harus melalui jalan one night stand. Hmmm... Memang sih mungkin beberapa dari penawaran itu akan sedikit merugikan perusahaanku. Tapi, masa iya aku harus mengorbankan virginitasku hanya untuk lelaki mesum itu?
Seorang pelayan menghampiriku, menanyakan pesananku. Aku terpaksa menolak tawarannya, karena akan terlihat tidak sopan jika aku memesan duluan ketika Alex belum datang. Padahal perutku sudah lapar.
Aku menunggunya di ruanga privat yang di pesan khusus atas namanya. Sejujurnya aku merasa dangerous bersamanya di ruangan privat. Tapi mau bagaimana lagi? Kami akan membicarakan negosiasi penting yang tidak mungkin dibicarakan di tempat umum. Apalagi mengingat mulut vulgar Alex yang mungkin saja akan membuatku malu di depan umum.
Lima belas menit aku menunggu, akhirnya seorang pelayan masuk diikuti oleh Mr. Mesum itu. Begitu melihatku yang memasang tampang kesal, Alex malah menyeringai.
"Maaf, Bu. Mau pesan sekarang?"tanya pelayan yang mengantar Alex ke ruangan privat ini.
Aku membolak-balik buku menu yang ada di tanganku. Kulihat, Alex juga melakukan hal yang sama. Setelah meneliti daftar menu, akhirnya aku menentukan pilihan.
"Mbak saya pesan gyudon, agedashi dofu, kuzuyu dan awamori,"kataku pada pelayan yang mencatat pesanan.
Tatapanku beralih pada Alex yang juga melakukan hal yang sama denganku. Dia memesan nigiri sushi, miso soup dan kukicha. Lelaki itu juga memesan sake.
"So, apa penawaran lo?"tanya Alex.
"Sebutin berapa persen profit yang lo mau,"kataku.
Aku mengerutkan kening ketika mendengar pria itu tertawa. Something's funny? Harusnya nggak ada yang lucu disini. Tapi kenapa si mesum ini tertawa?
"Profit? Gue udah mendapatkan banyak profit dari berbagai investasi, Naya,"katanya.
Ugh! Sombong!
"Gue udah bilang maunya one night stand,"ucapnya.
"Okay. Tapi bukan gue partner-nya. Gue akan cari wanita lain yang sesuai selera lo. Atau lo mau request? Gue bisa usahain untuk mendapatkan wanita yang lo mau,"tawarku. Ini sih sama aja aku jadi mucikari. Mencari wanita yang mau tidur dengan dia.
"Nggak. I want you,Naraya!"ucapnya penuh penekanan. Tatapan matanya berubah menjadi mengintimidasi. Dan jujur saja, aku menajdi sedikit....takut?
Nada bicara Alex kali ini terdengar tidak dapat dibantah. Crap! Kalau saja aku tidak terganjal tekanan dari para investor, ingin radanya aku menendang muka pria di hadapanku ini. Yang jelas sekarang aku harus segera mencari jalan keluar agar Alex tak tertarik lagi pada tubuhku.
Wait...wait...
"Going one...going two...,"Alex mulai menghitung detik yang kulalui untuk berpikir.
Aha! Mungkin ide ini akan membantuku keluar dari permainan konyolnya. Dia pasti akan menolak penawaranku dan memintaku menggantinya dengan hal lain.
"Gue nggak ngelakuin sex before married ya!"kataku tegas.
"Oke! Kita menikah!"balasnya.
Apa? Apa dia tadi bilang? Menikah? Dia becanda kan? Aku menatap Alex dengan tatapan horor sementara pria itu menatapku penuh kemenangan. Siapa yang sangka justru usul paling gila yang keluar dari mulutnya.
"Me-menikah?"tanyaku yang bahkan sekarang jadi tidak bisa berpikir jernih.
"Yeah...gue kasih lo bantuan, tapi lo menikah sama gue. Jadi problem one night stand terselesaikan,"jawab Alex santai.
"LO GILA!"seruku keras. Untung saja kami berada di private room sehingga tidak ada pengunjung lain yang mendengar. Dan double untung bagi Alex, makanan yang kami pesan belum datang. Kalau sudah datang mungkin akan ada makanan yang melayang ke wajahnya.
Oh God! You must help me, right now!!!
####
Advertisement
Entrusted, Didn't Lasted
Battle Against Adversity - In times when there were two choices, how will he choose?
8 164The Boy with the Beautiful Name
Only Sara called him, 'the boy with the beautiful name.' He was her secret obsession. In fact, he was every high school girl's secret obsession, along with several of the teachers! He had shown up out of the blue in the middle of junior year. He was tall. His arms and shoulders were tan from an exotic getaway. His eyes and hair were that milky, chocolate brown that melts your heart. And he was beyond gorgeous. Alas, he was also beyond reach to almost every lovestruck girl around him. It was whispered he rubbed elbows with royalty. His father was some big shot billionaire who was almost as mysterious as his son. What was a family like that doing in a tiny, practically nameless town in Connecticut? Try as she might, Sara could not help herself from staring at this boy wonder. It hurt when he ignored her. She was, to him, just another face in the crowd. But being near him seemed to strengthen her in a way she could not explain. Then, one morning in October, the boy with the beautiful name climbed out of his sports car and looked right at her. And he didn't look away.
8 620Ace Of Hearts(#Book1 in ACE series)
#BOOK1 in 'ACE' SERIES He was like storm. He liked silence. He had looks which could kill. He is cold , ruthless and arrogant as hell. He had a past which forced him to become what he is. He was a typical billionaire. Ace Parker. She is clumsy. She likes talking. She was beautiful. She was selfless and kind. She had a secret no one knew. She was an ordinary girl. Eva Johns. Polar opposites right? Ace needed a girl who would marry him for 1 year and then leave and all this for a stupid deal that his father made with him. Eva needed money because she had just run away from her home and something else also. two people in need meet in circumstances and maybe will be able to help each other ...... "She met him. She married him. She hated him Yet she knew he was somewhat lost. So she swore to find the Ace of hearts . Not caring what it cost.." But the questions is, will they be able to live with each other? Or will their destiny play games and sparks will fly? "It is like we are two pieces of two different broken worlds who have come together to disentangle each other's twisted lives. " Join both of them and go on a ride to another world which will make you laugh, love, and maybe cry. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- p.s i acknowledge all the sources from where i have taken photos and quotes. Cover credits go to @SushFan191918 have a happy reading!
8 148Lost | ✓
[COMPLETED] At the age of 4, Amanda and Tyler instantly become friends, however it came to an end before grade 5 began.After a tragic car accident that involved Tyler, Amanda is forced to leave her beloved town, Creaks Hill, and her best friend who she doesn't know is still alive after the accident.Now, she's back for her senior year of high school. Answers will be revealed, especially to the one question Amanda has held in her mind for 7 years. Is he really dead, or alive?GOING TO BE EDITED FALL 2021[Highest Rank: #63 in Short Story and #43 in Teen Fiction]
8 161The Devil I Love | Jikook Smut |
WARNING: THIS BOOK IS ONLY FOR AGES 18+ PLEASE DO NOT READ IF YOU ARE YOUNGER THAN THAT. I AM NOT RESPONSIBLE FOR YOUR DECISION. THIS IS A WARNING. "In everyone's eyes, I'm seen as a perfect little angel... they must be blind."Park Jimin; a twenty-five year old model who is loved by many and known as the most perfect celebrity alive. No one could really give one reason for it... Maybe it was the way he spoke; a careful cluster of words that were cherry-picked to suit the tone of his voice, his reputation; a perfect angel that was loved by the whole world, or maybe it was the way he always had people wrapped around his own finger, including an indie photographer himself; Jeon Jungkook. Unlike Jimin, the young twenty-three year old worked hard each and every day to have it all! Jeon Jungkook had a team for his business, and a very simple photography studio to showcase his love for art and express it through the lens of a camera. Even if he wasn't well-known, the quality in his work were mesmerizing. His life was simple until, Park Jimin chose 'The Golden Closet Studios' to hold his next photoshoot."It's just business right...?" At least, Jungkook believed so until he began to catch onto such an unusual tension he shared with the 'innocent angel'. Leading into a whole new world for the young photographer to explore in once he began a special relationship with the devil disguised as an angel. Along the way, he starts to see the truth behind the innocent image Jimin portrayed to the world aside from the sensual behavior he would display behind closed doors.This book contains:DramaRomance ComedyJikook (top JK)Smut (HIGH) *CHAPTERS WITH SMUT WILL HAVE THIS SYMBOL "~" AS A WARNING*Start: May 6, 2021End: July 14, 2021
8 75My Brother's Best Friend✔️
You're going to pay for that." I whispered to her, making sure to graze my mouth across the spot that makes her breath hitch.When I saw her remain unfazed, I leant behind her and switched on the shower... causing a small gasp from her beneath the chilling water.Placing both hands either side of her head, I leant into her and hovered my lips above hers.Neither of us moved until she finally breathed the words that made my knees weak."Oh, just fuck me already."~~~A plane journey was all that stood between Rebecca Brooke and Ashton Miles.One hour and 20 minutes in the sky was all that it took for her to arrive at her perfectly planned summer in France.However, falling for her 'Bestfriend's Brother' and 'Brother's Best Friend' certainly wasn't on that plan.Suddenly her whole month away, that she spent caught up in steamy romances with Ashton, began to feel so right. Yet somehow, so surreal...~~~{RE-WRITTEN VERSION BEING RELEASED THIS AUGUST} ••🦋MATURE SCENES🦋- she a bit smutty ;)••⚠️WARNING⚠️ ~this starts off as you average romance but nothing is as it seems~~~~~BEST TAGS~#1 in brothersbestfriend#1 in childhood#1 in bliss#1 in holidayromance#1 in jealousy#1 in hotness#2 in boyfriend#4 in badboy#4 in player#6 in handsome#11 in badboylovestory#12 in mature#20 in brothers#28 in crush#34 in steamy#35 in teenfiction •Started 22nd December 2020••1k Reads 28th December 2020••10k Reads 7th January 2021••100k Reads 20th May 2021•
8 222