《Bloodthirsty (END)》CHAPTER 19 -A BITE (2)-
Advertisement
Hari Selasa 4 April, Pukul 16.30 di sentral suara universitas.........
"Jie, kamu putus saklar listrik yang pojok sana ya. Aku yang pojok sisni."perintah Elyx pada Jie.
"Ok!"
Tanpa basa-basi mereka dengan cepat mengerjakan tugas mereka masing-masing. Jadi misi mereka itu buat mutusin pasokan listrik biar nih universitas gak ada listrik. Dan dalam hitungan menit, seluruhnya universitas gelap. Dengan ini mereka bisa keluar diem-diem tanpa ketahuan. Sayangnya hanya beberapa menit........ Walaupun 1 detik bagi mereka kini sangat penting.
"Ah...Jie aku dah selesai. Kamu dah belum?"ucap Felyx seraya berdiri menepuk tangannya yang kotor dan menengok kearah Jie yang masih fokus.
"Ah...Felyx, kamu kesini deh! Ini susah benget mana gak jelas nih kabel."balas Jie yang tetap fokus tanpa menoleh karah manapun.
"Yak!!! Jie!!! Awas belakangmu Jie!!!"teriak tak tertahan Felyx setelah melihat seseorang yang keluar dari ruangan istirahat si penjaga sentral yang terletak di dalam sentral. Orang itu menatap tersenyum mengerikan yang tiba-tiba senyuman itu berubah menjadi sebuah ancaman baru bagi mereka.
"Kenapa???!!!"balas Jie seraya menoleh kebelakang.
Belum juga genap menoleh, orang itupun langsung menyerang Jie dengan ganas. Jie yang belum sadar dengan situasinya kini langsung menyadari situasinya yang terdesak. Belum selesai Jie mengambil pisau, orang tersebut langsung bergerak kearah Jie dan menyerangnya. Orang itu telah menahan Jie sepenuhnya hingga Jie jatuh di lantai dan mengarahkan giginya ke leher Jie. Dengan sekuat tenaga Jie menahan serangan, tapi Jie kalah kuat.
Felyx dengan cepat mengambil sebuah potongan besi yang cukup tebal untuk memukul kepala orang itu. Namun, sia-sia. Belum sempat Felyx memukul kepala orang itu, namun dengan ganas orang itu mendorong tubuh Felyx dengan keras. Dorongan yang lebih keras dan kuat melebihi laki-laki. Kini Felyx jatuh tersungkur di sudut tembok dengan darah yang keluar dari bibirnya sambil menahan rasa sakit tulang belakangnya. Jika saja ada pistol atau apapun itu yang dapat digunakan dalam jarak jauh, pasti kini ia lebih unggul.
Advertisement
Dalam kondisi darurat seperti inipun, Alixhs dan Keen tak kunjung datang membantu. Felyx memegang sudut bibirnya dan mengusap darah yang keluar. Lalu memandang kearah jarinya yang terdapat darah bekas usapan bibirnya. Melihatnya membuat Felyx makin geram. Dengan cepat ia beranjak berdiri melakukan sesuatu.
Di lain sisi...........
Alixhs dan Keen pun juga terkena masalah. Justru lebih parah mereka dibanding Felyx dan YunJie yang harus melawan 2 orang aneh yang bagi mereka gak waras. Masih bingung mau nyebut mereka dengan apa, jadi sebut aja gak waras atau aneh. Kini 1 orang aneh itu telah tersungkur. Membunuh 1 orang seperti mereka tak semudah seperti yang diperkirakan Alixhs yang padahal ia sabuk hitam taekwondo. Ia baru menyadari kelemahan musuhnya. Pertarungan jarak jauh. Justru senjata yang paling dibutuhkan adalah pistol.
Tak habis pikir, mengalahkan 1 orang saja sudah babak belur kayak gini apalagi 2 orang. Entah mengapa Alixhs berfirasat akan terjadi hal buruk pada mereka yang sedang di dalam sentral suara. Situasi diperburuk lagi dengan Keen yang sudah terluka cukup parah yang sepertinya tak sanggup membantu Alixhs lagi.
Karena terlalu lengah tiba-tiba dari belakang, leher Alixhs dicengkram erat-erat hingga membuatnya sesak nafas. Orang aneh itupun hendak menggigit leher Alixhs. Belum sempat orang tersebut menggigitnya padahal tinggal 3 cm jaraknya, orang tersebut tiba-tiba jatuh kebelakang. Dengan darah mengalir deras dari kepalanya yang tertancap pisau tetap di dahinya.
Ternyata Alixhs tak terlalu lengah, justru ia sudah bersiap-siap dengan pisau yang ia genggam sebelum orang tersebut mencengkram erat lehernya. Setelah itu Alixhs membungkuk kearah tubuh orang aneh itu seraya mencabut pisaunya dengan paksa hingga membuat darah mengalir deras dari dahi kepala orang aneh itu (gak usah dibayangin). Melihat itupun, Keen seketika agak terkejut. Namun inilah resiko yang harus ia lakukan. Karena ia tahu akan melakukan hal ini kepada mereka yang sampai saat ini masih ia anggap sebagai teman.
Setelah memasukkan pisau kedalam celananya, Alixhs dengan cepat menuju kearah Keen dan membantu berdiri.
Advertisement
"Maafkan aku Alixhs. Sepertinya aku hanya akan menjadi beban saja. Aku hanya membantumu sedikit. Maafkan aku Keen."ucap Keen hampir menangis.
"Sudahlah Keen. Kau bukanlah beban bagiku. Justru karena adanya dirimu, aku tahu apa yang harus kulakukan sebagi teman. Lebih baik sekarang kita cepat membantu Alixhs! Firasatku tidak enak."
"Kau benar. Kita meninggalkannya."
Mereka dengan cepat menuju ruangan sentral dan masuk sambil berlari mengharap agar tidak terjadi sesuatu hal buruk pada mereka. Harapan buruk ya...........
sudah terlambat.
Nah! gimana rasanya? ngeri gak? semoga kalian pada gak takut. dan gak usah dibayangin aja kelakuan serem mereka.
Author terima kasih sama kalian yang udah ngevote dan selalu baca cerita ini. semoga kalian suka dan tetap membaca terus.
Advertisement
Cultivator vs. System
To hang out, join my Discord server! Book 1, The First Step is on Kindle, KU, and Audible! Book 2 follows on July 26th. Book 3 is currently on my Patreon and will migrate to Amazon eventually. If you'd like to read my newest free work, check out Good Guy Necromancer on Royal Road. Screw your System. I just want to cultivate. Long Fang is stranded in a foreign world where proper cultivation has been replaced by annoying blue screens. He is confused and alone, but not for Long. He completely ignores the System. He makes friends. He forms his own, wholesome sect, and spreads cultivation across the wild world. But blue screens do not take kindly to rejection, and Long Fang’s stubbornness soon finds him pitted against the forces that be. To overcome the System tribulations, he must quickly grow stronger and wiser… But first, he needs to get past that one annoying town guard. This is a fun, light-hearted read, not a deep one. Chapter updates are M-W-F, and constructive feedback is more than welcome. Thank you for reading!
8 136The Golden Monarch
The Golden Monarch: For countless ages gods and powerful beings have protected the universe. At the fringe of known space a darkness encroaches that threatens to consume all. Which heroes will rise to combat the darkness and stand in the light? Book 1, Rebels Rising: Artien is born into a village on the border of the beastial Wildlands. Warned by his parents never to enter, he lived within the village and it's rules. When a demon hunting party arrives, he is pushed into the Wildlands to escape. Why was he targeted? Will he be able to go back home?
8 177Stardust
Set in an alternative world where monsters and magic exist in our modern society and the entirety of its inhabitants has the ability to use said magic according to their unique ability. Stardust tells the tale of a group of friends who voluntarily calls themselves Team Stardust on a journey to win the annual school event, The Magic Duel. Our protagonist, Cyclone White is a seventeen years old boy in his final years of a magic high school but for some reason he still haven't obtained his own magic abilities like everyone else. He had it slow unlike his fellow classmates and friends but once he finally obtain an ability after an unexpected meeting, he finally allows himself to show what his introverted self is capable of. Join Cyclone White and his friends as he slowly builds his team to become one of the top young wizards in their school and achieve the elusive trophy of The Magic Duel.
8 63The Best Title!
Benjamin Stone is a normal teenager with nothing outstanding, even worse is his lack of ambition, something uncommon in young men his age. Watch how his style of life, is being completely turned around after he is thrown into a world of unspeakable horrors and wonders, will he grow to hate this new world full of surprises? or start to enjoy it and it's inhabitants?
8 94The Little Black Book for Girlz: A Book on Healthy Sexuality
Check it out: not just a book about sex, but a look at girl culture by youth themselves. No stuffy school textbook. No nosey adults. Just a diverse group of teen girls from a community youth project who had questions about sexuality. To find answers, they collected stories, poetry, and artwork from other youth. They also interviewed frontline health experts to get solid facts about the stuff young women have to deal with.It’s a great mix of real-life examples and life-saving info. Topics include: • Relationships • Periods • Sex • Birth control • Pregnancy • Sexually Transmitted Infections / AIDS • Sexual assault.Everything has been vetted by doctors, and the book is endorsed by health professionals, so you know you’re getting good info. There’s also a section at the back with places you can contact to find out more.It’s all stuff that youth need to know, and it’s all decked out in a compact, easy-to-browse ’zine style. The Little Black Book for Girlz is a super-important, take-anywhere empowerment guide for girls. Don’t leave your teen years without it.
8 72Lessons in Devotion
Bonnie Bennett believed she'd finally discovered her good enough ending. Yet, like most things in her life good enough goes left and leaves her with another ending. Or, perhaps a fire beginning. Journey with everyone's favorite Bennett Witch to the Viking Era for much needed lessons in devotion, courtesy of the Lothbrok brothers.
8 362