《Yes! Mr. Husband [Season 2]》6. Six

Advertisement

"Besok-besok, kalo liat barang lucu tinggal diketawain aja. Nggak usah dibeli."

Shella menghela nafasnya, "kamu nggak malu, kalo Shella masuk toko terus ngakak guling-guling?"

"Hahaha photocard, hahaha poster, hahaha albumnya lucu bangettt."

"Kaya gitu?" Tanya Shella sambil berkacak pinggang.

"Yang ada Shella baru masuk toko udah langsung digeret sama security, dikira gila. Kamu nggak malu?"

Pak Arkan mengedikan bahunya, "ya, aku tinggal pergi lah. Pura-pura aja nggak kenal."

"Ohhh gituuuuuuu. Fiks, kamu nggak mau nerima Shella apa adanya."

"Apa adanya sih apa adanya, tapi nggak sampe gila juga, sayang."

"Ya, kan kata kamu kalo liat barang lucu suruh diketawain aja. Kalo Shella, baru buka pintu toko juga udah pasti ketawa."

"Iya, kamu mah security juga diketawain, karena lucu."

"Jangankan security, Ay, keset tokonya aja aku ketawain."

"Kamu liat aku nggak ketawa?" tanya Pak Arkan.

"Enggak, kamu kan nggak lucu," balas Shella tanpa pikir panjang.

"Giliran Jaeman aja, nafas doang kamu bilang lucu." Pak Arkan memicingkan kedua matanya.

Ia yang suami sah Shella, merasa lebih cocok sebagai selingkuhannya.

"Oh ya jelas dong, Jaemin mah cuma ngunyah makanan aja tetep lucu di mata Shella."

"Kalo aku?"

"Kamu lucunya kalo lagi belanjain Shella."

Pak Arkan memutar bola matanya malas, "nominal kamu belanja yang nggak lucu."

Shella tertawa puas, senang sekali melihat wajah kesal suaminya.

Tidak ada topik pembicaraan yang membuat Pak Arkan gampang mendengus sebal, selain Na Jaemin. Dan Shella sangat senang akan hal itu.

Karena, suaminya biarpun kesal diduakan dengan Jaemin, ia tetap saja mau menuruti apapun permintaan Shella.

Sangat indah dan menyenangkan bukan?

Sementara itu, ditengah perdebatan spektakuler Bunda dan Ayahnya, ada El dan Al yang sedari tadi hanya planga-plongo karena sama-sama tidak paham.

"Abang tau Bunda sama Ayah bicara apa?" bisik Al pada Abangnya.

"Tidak."

"Mereka berantem?"

"Tidak tahu."

•••

Jumat pagi, Pak Arkan sudah dihebohkan oleh kedatangan Bapak Gosend yang membawa pesanan kue ulang tahun atas nama Shella. Ia mengingat-ingat tanggal berapakah hari ini.

Advertisement

Tetapi, ia tetap saja tidak merasa kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya, ulang tahun pernikahannya ataupun ulang tahun kedua buntutnya.

Ia hendak menolak pesanan itu, tetapi Shella keburu datang dan mengambilnya dengan tidak sabaran.

"Pesanan kamu?" tanya Pak Arkan.

"Ya, 'kan atas nama Shella."

"Siapa yang ulang tahun?"

Shella tersenyum centil, "pacar Shella yang di Korea," balasnya. "Kamu bayarin ongkos Gosend nya ya, thank youuuuuuu," ujarnya sambil buru-buru ngacir ke dalam rumah.

Pak Arkan menghela nafasnya, lalu beralih menatap Bapak Gosend yang masih setia berdiri di depan pintu. "Berapa, Pak?" tanyanya.

"Tujuh Puluh Ribu, Pak."

Pak Arkan mengangguk, mengambil dompetnya dan mengeluarkan satu lembar uang seratus ribuan. Ia kemudian memberikannya pada Bapak Gosend, "sisanya buat Bapak aja."

Bapak Gosend tersenyum sumringah dan menerimanya dengan senang hati, "terimakasih banyak, Pak, semoga rezekinya di lancarkan."

"Aamiin."

"Bapaknya baik banget, mau beliin kue buat selingkuhan istrinya," pujinya pada Pak Arkan.

Hal itu membuat Dosen mata kuliah riset keuangan itu menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Entah beliau beneran memujinya baik, atau ngebatin ia bodoh karena mau membiayai biaya selingkuh istrinya.

"Saya permisi dulu, Pak, sekali lagi terimakasih untuk tips-nya."

Pak Arkan hanya mengangguk saja. Ia memasuki rumahnya setelah Bapak Gosend tadi menghilang dari pandangan mata.

•••

"Siapa yang ulang tahun, Shell?" tanyanya pada Shella yang tengah menata kue ulang tahun dan puluhan foto Jaemin disebelahnya.

"Pacar Shella di Korea 'kan cuma satu."

"Jaeman?"

"Ya, masa Papi Sooman." Shella menoleh pada suaminya dengan senyum manis, "yang ini Shella kuenya beli sendiri kok, nggak minta duit ke kamu."

"Emang kamu kerja apa, kalo duitnya bukan dari aku?"

"Ya, dari sisa jatah bulanan yang kamu kasih," balasnya.

"Artinya, sama aja itu duit aku." Pak Arkan memutar bola matanya malas.

"Beda dong, kalo kamu udah ngasih ke Shella, itu artinya udah jadi duit Shella."

"Selain itu, Shella juga dapet tambahan dari duit-duit di saku celana kamu kalo lagi nyuci," sambungnya dengan penuh rasa bangga.

Advertisement

"Pantesan," cibir suaminya.

"Salah siapa nggak mau nyuci baju sendiri."

"Terus tugas kamu sebagai istri apa?" tanya Pak Arkan.

"Melayani dan membahagiakan suami."

"Kapan kamu ngelayanin suami?"

Pertanyaan suaminya membuat Shella sontak menoleh dengan raut tak bersahabatnya, "nggak usah pura-pura amnesia ya, anda. Yang tiap malem minta 5 ronde siapa?"

Pak Arkan terkekeh sambil mengacak-acak rambut istrinya yang sudah berantakan, menjadi tambah berantakan. "Yaudah, aku berangkat dulu ya."

"No! Hari ini kamu di rumah aja. Aku udah nanya sekretaris kamu, dan katanya hari ini nggak ada jadwal meeting ataupun ketemu klien manapun. Anak-anak juga udah aku suruh berangkat sama supir."

"Terus aku di rumah ngapain?" tanyanya bingung.

"Bikin project buat Jaemin Burthday, bikin konten terus bikin ucapan," balas Shella dengan entengnya.

Pak Arkan menghela nafasnya, "kalo masih ada Bapak Gosend yang tadi, dia pasti udah bilang."

"Bilang apa?"

"Baik banget Bapak, mau ngucapin Selamat ulang tahun buat selingkuhan istrinya."

"Seneng 'kan kamu dibilang baik?"

"Antara terlalu baik dan bodoh emang beda tipis."

•••

Dari jam 7 pagi, hingga sekarang, pukul 10.30, Pak Arkan masih disibukkan dengan perintah istrinya yang sudah sangat amat diluar nalar.

Dari ia yang disuruh mengambil stand Jaemin berukuran 2 meter dari lantai dua menuju ruang keluarga, membantu Nyai menghias meja dengan wortel dan gambar-gambar kelinci, serta jangan lupakan wajah tampannya yang sudah ditutup topeng bergambar Jaemin.

"Udah?" Tanya Pak Arkan menglelah.

"Bentar, Shella kurang aestethic fotonya." Begitulah jawaban Shella yang entah sudah keberapa kalinya.

"Harusnya sewa fotografer sekalian," dengus suaminya.

"Iya nih, bayar figuran juga biar pake topeng temen-temennya Jaemin," balas Shella, menganggap kalimat sarkas suaminya adalah sebuah saran yang serius.

Pak Arkan semakin menghela nafasnya, ia ingin berteriak didepan Bapak Gosend. Betapa bodohnya dia mau memakai topeng bergambar selingkuhan istrinya.

"Udah, sayang."

Pak Arkan melepaskan topeng bergambar Jaemin, dan langsung duduk di sofa, menyandarkan punggungnya yang sudah sepuh.

Kalau begini, lebih baik melihat tumpukan berkas, daripada seharian dengan istrinya di rumah.

"Abis ini aku cosplay jadi apalagi? Wortel? Atau kelincinya?" Tanyanya.

"Enggak kok, abis ini tinggal bikin ucapan aja. Kan bahan kontennya dari tadi udah banyak," balas Shella santai.

"Terus itu kue ntar dikirim ke Korea?" Tanya Pak Arkan, menanyakan sesuatu yang mengganggu isi kepalanya sedari tadi.

"Ya, enggak, biar dimakan anak-anak aja."

"Terus, ini effort kita diapain?"

"Dikenang." Shella tersenyum, "ada kesenangan sendiri, ketika Shella bisa ngerayain ultah bias. Meskipun kemungkinan buat di notice itu sangat kecil, tapi ini sebagai bentuk rasa syukur Shella udah dikasih kesempatan buat kenal laki-laki sebaik dia, dan wujud betapa sayangnya Shella sama dia."

Lihatlah pemirsa, Nyai Shella menjawab dengan sangat amat lantang.

Tidak memperdulikan betapa kretek-kreteknya hati sang suami.

Senyum dari bibir perempuan itu sedari tadi tidak luntur sama sekali, menatap hasil foto dan videonya, juga mini project yang sekarang ini memenuhi ruang keluarganya.

Pak Arkan jadi tidak enak untuk mengeluh, kalau ternyata istrinya senang dan bahagia.

'Kan kebahagiaan istri ialah hak segala bangsa.

"Ayok, latihan ngasih ucapan," ajaknya dengan semangat 45.

"Ngasih ucapan aja harus latihan?" Tanya Pak Arkan heran.

"Ini ucapan nggak bakal sampe ke telinga Jaemin 'kan?" Tanya Pak Arkan dalam hati.

"Latihan dong, sayang, 'kan dibuat konten."

"Kan bagusan yang spontan."

"No, harus tetep latihan," bantah Nyonya Dirgantara.

Shella menarik nafasnya, lalu menghembuskannya pelan-pelan. "Jaeminaaaa, saengil chukkae. Terimakasih sudah hadir di kehidupan Shella, jadi Dokter dan obat buat semua rasa sakit Shella, dan teman di semua keadaan. Terimakasih juga sudah bekerja keras sampai hari ini, dan selalu menunjukkan senyum paling indah yang Shella tau."

Pak Arkan menatap istrinya dengan raut wajah malas, ternyata begini rasanya menyaksikan istri selingkuh didepan mata.

Ketika Shella menatapnya, ia buru-buru merubah raut wajahnya, agar tak terlihat malas-malasan menuruti kebahagiaan istri.

"Sekarang giliran kamu," ujar Shella antusias.

"Ngomong kaya kamu tadi?"

"Ya, enggak, setulusnya dari hati kamu."

"Nggak tulus, aku tuh," balasnya tanpa sadar.

"SAYAAAAAAAANG," rengek istrinya. "Sebentar lagi selesai kok," ujarnya memohon.

"Oke, happy birthday, Jaeman. Semoga cepet dapet istri--"

"JANGAN DULUUUUUUUUU."

    people are reading<Yes! Mr. Husband [Season 2]>
      Close message
      Advertisement
      To Be Continued...
      You may like
      You can access <East Tale> through any of the following apps you have installed
      5800Coins for Signup,580 Coins daily.
      Update the hottest novels in time! Subscribe to push to read! Accurate recommendation from massive library!
      2 Then Click【Add To Home Screen】
      1Click