《Future Partner》Dia lagi?
Advertisement
"Pagi Kak Di" ucap Prilly yang baru saja menuruni anak tangganya itu. Ia rupanya sudah rapih, udah siap untuk ke sekolah.
"Hai, Pagi Illyku. Udah siap banget nih kesekolah. " Jelas kak Di.
"Iyalah kan tiap hari tuh emang harus selalu semangat kak" Prilly mengoleskan selai srikaya di atas roti nya.
"Gimana kemaren acaranya? Have fun kann?" Kak Di mengira2 kalau memang seru..
"Oh , have fun dong Kak."
"Ohiya, Kamu hari ini gausah bawa motor dulu ya, motornya kakak service kemaren di bengkel Mang jono." Jelas Kak Di
"Loh,kok Kak Di gak bilang sama aku sih." Tanya Prilly sedikit bingung.
"Hm, gimana kakak mau bilang, kan kamu semalem balik malem"
"Eh iya kak, hehe. Yaudah kak gapapa.. "
"Nanti bareng kakak aja ya" Kak Di menawarkan tumpangan pada prilly. Entah mau atau tidak.
"Nooo, jangan kak. Ehmm, gak usah deh. Nanti aku biar naik angkot aja. Aku udah gede kak, jadi biar aja aku sendiri yah." Lagi lagi Prillypun menolak. Memang semenjak kelas 3 ini, Prilly sudah tak mau diantar dengan kakaknya. Mungkin gengsi.
"Yaudah deh, tapi kamu janji hati hati ya." Kak DI selalu memaklumi keputusan Prilly untuk tidak diantar.
"Sipp kak, yaudah aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum" Ucap Prilly sambil menyalami tangan kakaknya itu.
"Walaikumsalam," Kak Di mengelus pucuk rambut Prilly. Rasanya ia sangat sayang dengan adik semata wayangnya itu.
***
"Duh, mana sih angkotnya. Pada gamau rezeki apa ya..." Prilly melangkah terus menerus. Tepat di persimpangan jalan.
Byur...
Mobil sport melaju dari arah bersamaan dengan laju cepat dan tak sengaja menciprati rok span Prilly yang terkena air tergenang tepat di depan Prilly saat ia berjalan.
"Duh, tuh mobil gak bisa pelan dikit apa. Gatau disini ada orang!!!" Prilly mendengus kesal.
Tepat di depan Prilly di bahu jalan tersebut mobil Sport itu terhenti. Seseorang laki-laki pun turun dengan kemeja casual yang tak terlihat formal dengan tatapan teduh menghampiri Prilly.
"Mba, maaf ya mba saya gak sengaja..." ucap lelaki tersebut mengakui kesalahannya itu.
"Heh, lo tuh kalau...." Deg.... rasanya lidahnya terhenti sesaat. Saat Prilly berbalik badan, tibatiba Prilly tidak melanjutkan emosinya saat itu?
"Nik..niko." ucap Prilly sambil tercekat kaget melihatnya.
"Eh, Prilly, yaampun sorry, sorry banget ya. Gue gak sengaja tadi. Maaf ya.." Ternyata dia adalah Niko, ya... Niko temannya dulu di SMP. Dan sekarang mereka bertemu lagi setelah semalam dia mengantar Prilly pulang.
"Ehmm, yaampun Nik, iya gapapa kok. Sorry gue juga gatau mobil lo. Jadi mau main marah aja tadi. " Prilly pun menatapnya sesekali.
"Okedeh, tapi gue boleh anter lo? Ini sebagai permintamaafan gue. Gimana?" Niko tanpa teka teki, langsung to the point.
"Hm, gausah Nik, gapapa kali. Gue bisa naik angkot disini. Kayaknya juga lo buru2 tadi, gapapa kok Nik" Prilly menolak bukan untuk jual mahal tapi memang dia tidak mau merepotkan yang nantinya akan ada maksud lebih jauh.
"Prill, please ya. Izinin gue anterin lo, toh ini kan sebagai permintamaafan gue. Gue kan tanggung jawab orangnya. Mau ya?" Jelas Niko yang mengharapkan Prilly tidak akan menolak tawarannya.
"Hm,okedeh" Prilly pun mengikuti Niko dan ia masuk dan duduk di kursi mobil depan tepat di samping Niko.
"Btw, kok lo naik angkot?" Tanya Niko heran.
"Hm, gapapa kali sehat pagi2 biar olahraga. Hehe" jawaban yg memang menurutnya selalu sama ketika ditanya sama siapapun
"Oh, olahragawati juga ya Prill" ledek Niko sembari melayangkan senyumannya.
Hhhh, iya deh Nik terserah aja. Batin Prilly.
Dia hanya membalas dengan senyuman saja.
Tak lama setelah Prilly memberi tahu jalan ke arah sekolahnya. Mereka pun sampai.
"Nik, thanks ya atas tumpangannya. Maaf ngerepotin" ucap Prilly dengan rasa tidak enak hati.
Advertisement
"Iya gapapa Prill,malah gue seneng,jadi bisa tau sekolah lo hehe" Tawa Niko memberikan arti. Entah apa itu artinya. Prilly sendiri tidak pernah ambil pusing.
"Okdeh gue masuk ya,bye"
"See u Prilly" Prilly hanya membalas senyum lalu menjauh dari mobil Niko dan segera masuk ke kelasnya.
Ali yang sedari tadi memperhatikan Prilly turun dari mobil sport tersebut lebih memilih masuk terlebih dahulu. Kemungkinan Ali masih badmood dengan Prilly atas kejadian semalam.
"Haiii Preleee" begitu Itte memanggilnya saat Prilly masuk ke kelasnya.
"Apaan tuh Prele, nama gue Prilly, u know" Prilly menaruh tas dan menduduki kursinya.
"Yaelah buat asik2an,bentar deh... btw, itu rok lo kenapa????" Tanya Itte tanpa memperdulikan suaranya itu.
"huh, jadi ceritanya tuh gue nunggu angkot dan kecipratan sama mobil yang lewat jadi begini deh" Prilly memelaskan mukanya.
Tak lama Ali masuk dengan tampang dinginnya. Tumben.
"Haiii, Aleeee" Begitu juga Itte memanggilnya. Memang ini anak, suka sekali ganti ganti nama orang.
Takada jawaban dari Ali. Itte langsung melirik ke arah Prilly, dengan tatapan bingung lah Prilly membalasnya.
"Tte anterin gue yuk ke koperasi,ganti rok nih" ujar Prilly segera bangkit dari bangkunya. Sedangkan Ali hanya terdiam tanpa memperhatikannya.
"Yuukk cus" jelas Itte langsung menggandeng tangan Prilly..
Tuh anak tau gak sih dia buat salah. Bukannya negor gue minta maaf,malah nyelonong pergi. Dasar chub cheeks. (Re: pipi chubby)
Tapi emang dia salah apaan ya,gue juga bingung. Hh tau lah, hati lagi gaenak banget pokoknya pagi ini. kalo soal semalem sebenernya udah gak bete sih. Karna ya gue mengerti dia capek. Batin Ali.
Tak lama Itte dan Prilly masuk ke kelas, karna bel sudah berbunyi.
"Li.... lo tau gak sih.." Ucap Prilly menengok memanggil Ali.
Ali tidak menjawab.
"Li... gue mau cerita"
Ali hanya berdehem.
"Ali....." Prilly mulai mengeraskan suaranya.
"Bisa cerita nanti aja gak? Udah mau masuk kan" kali ini Ali menjawab tanpa memperhatikan Prilly didepannya
"Hmm" Lama lama Prilly pun kesal sendirinya jadinya. Salah apa dia sampai Ali sama sekali tak menghiraukan ucapannya.
Hening... itulah suasana saat pelajaran dimulai.
Hm, lama2 bosen juga gue kalo gak ngomong sehari aja sama nih anak. Huh. Untung gue ganteng baik hati lagi.
Bel istirahatpun berbunyi,
"Prill... " ucap Ali memanggil Prilly.
"Hmm"
"Maaf tadi nyuekin. Kan tadi udah masuk jadi ya sekarang aja. Lo mau cerita apa tadi?" Ujar Ali yang masih seperti biasa,badmood.
"Engga deh, gak jadi Li. Hmm" Prilly yang masih duduk di kursinya itu membalas senyum terpaksanya.
"Prill... mau cerita apa?" Ali segera duduk bangku di hadapan meja Prilly. Ia baik2 menanyakan ceritanya. Karna memang dia sebenernya juga kepo.
"Woiii, lu berdua ke kantin gak?" Itte berseru.
"Engga te, lo makan duluan aja" jelas Prilly . Akhirnya itte hanya jalan sendiri terlebih dahulu.
"Heii... gak jadi cerita nih? Yaudah gue kekantin ya." Tanya Ali (lagi). Berharap Prilly menahannya.
"Li.... Gue mau cerita kalo tadi tuh..."
Belum sempat ia bercerita, Sinta pacar kesayangan Ali datang menghampiri.
Duh sinta ganggu aja deh. Batin Prilly.
"Sayang, ternyata kamu msh dikelas, ayo kekantin . Aku laper bgt nih" ucap Sinta Manja yang membuat Prilly enek melihatnya.
"Oh iya, yaudah deh" Ali sebenernya rada terpaksa karna memang dia sangat kepo dengan cerita Prilly. Tapi apa daya, Sinta kali ini yg meminta. Dia tak bisa menolak.
Sejak kejadian di reuni itu, entah kenapa Sinta jadi jarang negor Prilly. Mungkin kesal dengan teman2nya. Tapi, Prilly sangat tidak memperdulikan hal itu.
"Prill,lo mau ikut gak?" Ali berharap Prilly mau ikut. " gausah Li" singkat Prilly. Ali menatap tak tega melihat Prilly harus sendiri di kelas.
"yaudah gue duluan ya Prill" Ali membalas senyum termanisnya. Sebenernya dia khawatir banget kalo Prilly sudah makan atau belum.
Advertisement
Hhhh bete ya lama lama. Kenapa waktu gue sama Ali sekarang bisa keitung ya...
Rasanya bedaaaaaa banget!
Bahkan untuk ke kantin bareng lagi rasanya jaraaang bgt.
"Loh, ali mana pril?" Tanya itte heran mendekati Prilly yang sendiri sedang memakai earphonenya itu.
"Prill" tanya itte lagi.
"Gatau,sama Sinta" jawabnya singkat dan ketus karena Prilly tidak peduli.
***
Bel pun akhirnya berbunyi, mereka masuk dan belajar seperti biasa. Akhirnya, prillypun tak sempat berbagi cerita dengan Ali tentang Niko yang tadi pagi mengantarnya itu sampai bel pulang akhirnya berdering.
"Prill... lo tadi mau cerita apa? Ali menahan prilly yang masih memasukan buku ke tasnya.
"Gak, gak jadi Li. Males"
"Kok males sih? Cerita dong." Ali sangat penasaran
"Gak penting Li, gak usah dibahas"
"Hm yaudah deh gue gak maksa. Lo mau pulang? Yuk bareng ke parkiran."Ali pun menyerah.
"Gue gak bawa motor," ucap Prilly singkat
"Loh trus lo tadi berangkat naik apa?"
"Woi,lo berdua masih mau ngobrol disini? gue keluar duluan deh jadi nyamuk gue kalo lama lama disini" Itte pun bersuara saat merasa sudah ngga mood nunggu mereka.
"Iya masih lama te," ucap Ali
"Hm, yaudah Te lo duluan aja. Hati hati ya" Jelas Prilly.
"Hey, lo belom jawab jawaban gue tadi" Ali menggeser kursi di dekat Prilly dan mendudukinya"
"Sama Niko."
"Kok bisa sama Niko? Dia jemput lo? Kok lo gak cerita sama gue? Ali menatap sinis,rasanya dia sangat sensitiv apabila membahas tentang Niko.
"Gak sengaja ketemu dijalan. "
"Jadi lo tadi mau cerita tentang Niko yang nganter lo ke sekolah?" Ali pun menangkap maksud dari prilly.
"Iya. gak penting juga kan? Udah ah yuk keluar" Prilly hampir berdiri dan Ali masih menahan
"Penting lah,sekarang lo cerita deh, kok bisa ketemu dijalan?" Ali sangat penasaran sekali rupanya.
"Hm, gue niatnya mau naik angkot tapi pas gue nungguin, mobil dia lewat dan kenceng banget, trus dia gak liat kalo ada genangan air. Terus rok gue kecipratan air itu,jadi basah kotor. Dia gatega sama gue, akhirnya dia nawarin tumpangan buat anterin gue kesekolah. Yaudah gue mau." Prilly menjelaskan secara rinci kejadian tadi pagi itu.
"Kenapa lo mau?"
"Awalnya dia yang maksa. Tapi setelah gue pikir gaada salahnya. Toh itu sebagai permintamaafan dia."
"Lo kenapa gak telfon gue dari awal biar bisa berangkat bareng Prill."
"Bareng? Sinta mau lo taro mana? Udah lah. Gausah dibahas lagi."
"Ya kan gue bisa bawa mobil Prill"
"Gausah. Udah yuk keluar" prilly menutup pembicaraan tersebut agar Ali tidak membahasnya lagi. Dan dia mulai berdiri dan Ali mengikutinya berjalan keluar.
"Terus motor lo sampe kapan?"
"Gatau lusa kayaknya"
***
"Sayaang,ih kamu kok gak tungguin aku sih" Sinta berlari mendekat pada Ali yang baru saja melangkah keluat dari kelas dan bergelayutan manja di tangan kekar Ali. Rasanya Prilly malas melihat itu.
"Eh iya, maaf ya Sin. Yaudah yuk ke parkiran"
"Li, bentar deh, liat itu mobil kan mobilnya Niko!" ucap Prilly yang sedari tadi melihat mobil itu masuk ke halaman utama,
"Serius?" jawab Ali yang tiba-tiba ikut berhenti begitupun Sinta yang melirik heran.
"Iya,gue inget banget. Tadi dia nganter gue juga pake mobil itu" Jelas Prilly.
"Mau ngapain dia kesini,Prill?"
"Sumpah, gue gak nyuruh dia buat jemput gue loh Li" Prilly semakin heran dengan Niko.
Niko yang sudah memarkirkan mobilnya itu menghampiri dan berjalan mendekat ke arah Prilly, Ali, dan Sinta.
"Hai, Prill..." Sapa Niko
"Eh, Hai Li" Niko yang melihat Ali dan menyapanya
"Hai juga Nik" Ali dan Prilly berbarengan
"Prill, Aku kesini buat jemput kamu. Pulang bareng yuk" Jelas Niko yang membuat Prilly kaget.
"Ha? Tapi...." Prilly melirik ke mata Ali dengan memberi kode bahwa ia meminta izin.
Dan Ali membalas dengan tatapan teduhnya menandakan bahwa Ali mengizinkannya walau terpaksa. Yang terpenting bagi Ali, Prilly pulang dengan selamat. Prilly pun mengerti maksud dari sorotan mata Ali.
"Hm kenapa gak mau ya?" Tanya Niko seperti pasrah
"Hmm, ma..mau kok Nik."
"Yaudah yuk." ajak Niko
"Li, Sin duluan ya" Ucap Prilly yang hanya memberi senyum pada Ali.
"Hati-hati Prill" Ali menjawab dengan perhatiannya.
Sinta yang memperhatikan mereka dari tadi hanya diam seribu kata.
"Duluan Li." Ucap Niko dan dibalas anggukan oleh Ali.
Prilly sudah menuju parkiran mobil Niko. Begitu juga dengan Ali menuju parkiran motor bersama kekasihnya itu..
***
"Prill, kamu satu sekolah sama Ali juga?" Tanya Niko penasaran
"Iya,kenapa Nik?"
"Gapapa, bagus jadi ada yang jagain kamu" ucap Niko hanya memberi senyum singkatnya
"Iya Nik.."
"Btw, cewe tadi sebelah Ali itu siapa?"
"Oh Sinta, dia pacarnya Ali,Nik." Jelas Prilly
"Oh jadi,sekarang Ali udah gak takut sama cewe Prill,eh maksud gue.. udah berani pacaran?" Tanya Niko yang membetulkan pertanyaannya itu
"Iya udah berubah dia"
"Aku kira kamu yang bakal pacaran sama dia" pertanyaan Niko berhasil membuat Prilly tersentak dan melirik Niko
"Haha, Nik, Gue sama dia udah kayak sodara jadi mana mungkin" Prilly membalasnya dengan apa adanya
"Hm, nobodys know gonna what happen,Prill. Oiya pril, sabtu besok ada acara?" Niko tersenyum membalas jawaban Prilly
"Engga Nik. Kenapa?"
"Aku mau ajak kamu ke bandung ke kedai aku prill" ajak Niko.
"Oh gitu Nik, nanti gue kabarin deh ya bisa atau gaknya."
"Oh okedeh, kamu tulis kontak hp kamu aja tuh dihp ku. pass locknya Stela. Jadi nanti bisa aku kabarin kamu lg"
"Udah Nik" Prilly berfikir, mungkin Stela itu kekasihnya. Ah sepertinya Prilly tidak memperdulikan hal itu.
Tak lama sudah sampai di depan rumah Prilly.
"Makasih banyak ya Nik" Prilly pun membuka knop pintu mobil Niko dan bergegas keluar.
"Iya sama sama Prill"
"gue masuk dulu" Ucap Prilly dan Niko membuka jendela dan tersenyum mengiyakan.
Niko segera memutar mobil dan berlalu dari rumah Prilly.
Ketika Prilly ingin membuka pintu,ia di kagetkan dengan suara motor yang masuk ke halamannya..
*Tinnnnn*
"Ali.." Seru Prilly melihat motor Ali
"Heh, pipi bakpao" Teriak Ali sambil memarkirkan motornya dihalaman rumah Prilly. Ali segera membuka helm dan menaruh di jok Motor nya itu. Dan menghampiri Prilly yg masih mematung.
"Omg, heh Lentik ngapain lo kesini?"
"Enak aja lo, manggil lentik2. Emang eyke apaan?!!" Tegur Ali sembari bercanda
"Emang lentik tuh bulu matanya! Gue aja kalah" Ledek Prilly sembari duduk di kursi teras dan membuka sepatu ketsnya.
"Ini mah pake bulu mata palsu cyin! Makanya beli juga dong cyin!" Ali mengerdik tangannya seperti berlaga perempuan.
Prilly yang melihatnya geli.
"Hahah Najong tralala deh Li. Semoga keterusan" Prilly pun tertawa ceria melihat Ali.
"Hush, amit-amit deh Prill. Ih merinding gue bayanginnya" Ali pun menyudahi bercandannya itu. Sepertinya Ia takut keterusan. (Cucok)
"Btw, lo ngapain Ke sini?" Prilly pun menanya serius.
"Menurut lo? Emang gak boleh? Gue cuma mastiin lo pulang selamat"Tanya Ali melirik
"Ya boleh lah! Duhilah, ini gue utuh kok pulang dengan selamat" Prilly pun membalasnya sembari melirik Ali
"Terus tadi Niko gimana?"
"Gimana apanya?"
"Maksud gue.... dia gak ngapa-ngapain lo kan?"
"Heh sompret, lo mah nethink mulu. Gue bakal bilang kok kalau dia ngapa-ngapain gue." Jelas Prilly meyakinkan sahabatnya itu.
"Ohiya harus!!! Terus lo ngobrolin apa aja di mobil?" Harus banget ya Ali seposesif sampe kayak gini. Batin Prilly.
"Hm,mau tau aja apa mau tau banget?" Prilly pun meledek Ali yang sedang penasaran sembari memeletkan lidahnya dan Prillypun langsung masuk ke dalam rumahnya dan meninggalkan Ali yang masih duduk di bangku tersebut.
"Prilly!!!! Pipi bakpao!! Awas lo ya!" Teriak Ali sembari berlari kecil masuk kerumah Prilly dan menghampiri Prilly menuju teras belakang.
"Sue lo! Capek gue!Hosh..hosh" Tegur Ali sambil diam dan duduk di kursi kayu tepat di Gazebo belakang.
"Hahah, emang enak!" Prilly pun juga duduk disebelahnya.
"Niko gak ngomong apa2 kok. Cuma dia ngajak ke bandung" Jelas Prilly jujur kepada sahabatnya itu
"Ha? Ngapain?!" Teriak Ali kaget mendengarnya.
"Dia ngajak gue buat liat kedai nya disana" Balas Prilly enteng sambil berdiri dan menyilangkan kedua tangan di dadanya.
"Terus lo mau??" Tanya Ali penasaran..
"Gue belom bilang bisa atau engganya. Makanya tadi dia minta kontak hp juga biar nanti bisa kabar2an."
"Hm itu mah dia Modus prill!" Ali langsung sewot dan membalas sperti itu.
"Masa? Ya kalo lo gak izinin sih gue gak bakal pergi. Tapi.. kalo lo izinin gue bakal..." belum selesai Prilly menjawab, tetapi Ali sudah berbicara duluan.
"Gue izinin!" Tegas Ali tanpa pikir panjang.
"Yakin? Tapi kok gue yakin yah?" Prilly berbalik badan dan melirik tajam mata elang Ali.
"Ya, gue izinin. Asal.. gue juga ikut" Ali pun mengizinkan tetapi ya memang ada syaratnya. Mana mungkin, Ali membiarkan sahabatnya pergi tanpanya. Dari dulu juga ngga pernah bisa.
"Hm, tuhkan pasti deh ada embel2nya!" Prilly memutar bola matanya sudah tau kebiasaan Ali.
"Hahah, iya lah harus pipi bakpao!!" Ali mendekat dan mencubit gemas pipinya yang memerah seperti tomat itu. "Lo kan tau gimana gue. Masih inget sama kata2 gue dulu kan? Jangan pernah pergi sendiri apalagi sama cowok... " sambung Ali. Dan dengan cepat Prilly menjawab. "Tanpa Aliandra Syahreza" Prilly mengerucutkan bibirnya sambil duduk di kursi kayu tersebut. dan Ali menatapnya tajam dengan senyuman mautnya itu.
Bayangkan saja. Dari dulu memang saat Prilly bertemu atau pergi dengan cowok lain selain Ali, Ali selalu ikut mengawasi dirinya. Makanya, Prilly malas untuk dekat cowok lain. Pasti bakal ribet gini. Hm ya walaupun Prilly tau. Bahwa Ali begini, karna dia yang emang posesif sama gue. Dan sekarang terjadi lagi. Batin Prilly.
-----------------------------
Jgn lupa votement ya guys
Maaf kalo belum dpt feelnya huhu.
Makasih guyss
Advertisement
The Portal
David Jones thought he was normal until he discovered that his family has been keeping a secret from him his entire life. He learned that his father's side of the family can and has been doing something that no one else can: travel through time.
8 129Dimensional Mage(?)
Jonah is your usual 19 year old, besides the fact that, to help his widowed Mother, he chooses to quit school and does many different part time jobs for money. He does that, so his little Sister can go to college and have a good education. But a month after his 18th Birthday everything changed. Underground stations and different monuments or big buildings changed to dungeons and everyone inside died. A new "System", together with blue boxes, got introduced and changed law and order completely. Now humans can level up and be as strong as Superman or be as fast as Flash. But to be like that, you have to risk your life in dungeons and kill monsters. Right after the system appeared on earth, an alien guild named Frontline-Guild, appeared and they chose to make different cities their base and keep the nearby dungeons safe, so that Humanity can survive. This is a story about Jonah Bellwood and how he rises to be the strongest mage(?) on earth. *This is my very first try at writing a novel and I'm not a native in English, so pls tell me mistakes and I will fix them ^^ *There won't be harem, but I will try myself on some romance. I always liked romance in LitRPG, so I will try my best do an acceptable romance that works together with the story. *Later I will also add some POV's for some important chars, but not for many, cuz thats too much for me at the moment.
8 101The Life Between Worlds - VOL I
I had to take a break from regularly writing because of some unrelated events. This story will be on hiatus for the time being until I can find a way to get back into the groove of things. --- --- --- In the wake of the attack on Anghelen, Mili is left unsure of what to do next. Nephern and Sterthen are gone, leaving her to care for their daughter Kene. The giant she rescued from the woods wakes up calling himself Arthen, insisting he is from another world, and requesting her help to get back. On top of all of that, there are whispers about the threat that spurred on the attack brewing another plot in the Helefiran and how the Empire is going to respond. With her father's warnings about the dangers of the Empire still ringing clearly in her ears, what will she do next? --- --- --- This story is a continuation of: The Life Between Worlds - Prologue
8 63Death Galaxy
When portals opened across the world and space, people were a bit terrified. Naturally, some people called it the end times or some other negative interpretation. Thankfully, the new arrivals managed to calm the masses, saying they were here from across dimensions in search of peaceful refuge. After some discussion and promise from the reality hopers to not break the world, they were allowed asylum. And so, began a technological revolution as the new cohabitants, who looked distinctly human if a bit off, openly shared some of their knowledge with us. Space travel, while not cakewalks, become more easily accessible, as did interplanetary colonization. Naturally, with the New Humans keeping some of the more dangerous techs to themselves and Old Humans being a greedy bunch, tensions are arising as old and new grudges rear their ugly heads. The world endlessly spins as history, both good and bad, is seemingly on its way to repeating itself. Only with other planets, and potentially other universes, being the backdrop this time. But that was big stuff that Alex had no real interest in. They only care about one thing and one thing. TDAG. Trans-Dimensional Adventure Games. Best VR system ever made. Alex, instead of focusing on political and multiverse shenanigans, had their eyes set on VR games. Specifically, one of the new and up and coming potential best games of all times. Death Galaxy
8 160Magic Evolution
One day, a mysterious phenomenon caused the accelerated evolution of everything on earth. What was initially taken for a blessing by humanity with the appearance of new types of resources and a few people having developed incredible abilities later qualified as magic quickly turned into a nightmare. Nations found new reasons to wage war against each other and they didn't cease until humanity had to face a greater threat than itself; species that had evolved far more brutally than humans. Nicolaï was born nearly a century after the world had began to change, but his fate wasn't more enviable than the billions who died during that era. Living in more than miserable conditions for as long as he could remember, his destiny was to die before blowing out his tenth candle. But someone held out his hand to him for the first time in his life and decided to train him to become a Mage capable to impose himself in this dangerous and corrupt new world.
8 124Hello Watanabe-chan (YouxRiko, Love Live! Sunshine Fanfic)
In 2017, You Watanabe, a 16-year old teenager girl and second year at Uranohoshi Girls' High School, also member of the school idol group Aqours. You falls deep in love with the Aqours member Riko Sakurauchi. However Riko doesn't notice her feelings. After Aqours won the Love Live competition, You disbands from the group because of a big fight with her childhood friend and decides to go to another school and to be a PE teacher.In 2025, You Watanabe, a 24-year old adult and the job of her dreams at her old school Uranohoshi, she enjoys her life half, because of the pressure and the less free time, until the redhead of You's dreams comes back."R-Riko-chan, what are you doing here ?!""I'm a music teacher here at Uranohoshi, nice to meet you Watanabe-sensei"It began a restart of You's life.WARNING: Will maybe contain Lemon, so NSFW parts.
8 149