《Future Partner》Dia lagi?
Advertisement
"Pagi Kak Di" ucap Prilly yang baru saja menuruni anak tangganya itu. Ia rupanya sudah rapih, udah siap untuk ke sekolah.
"Hai, Pagi Illyku. Udah siap banget nih kesekolah. " Jelas kak Di.
"Iyalah kan tiap hari tuh emang harus selalu semangat kak" Prilly mengoleskan selai srikaya di atas roti nya.
"Gimana kemaren acaranya? Have fun kann?" Kak Di mengira2 kalau memang seru..
"Oh , have fun dong Kak."
"Ohiya, Kamu hari ini gausah bawa motor dulu ya, motornya kakak service kemaren di bengkel Mang jono." Jelas Kak Di
"Loh,kok Kak Di gak bilang sama aku sih." Tanya Prilly sedikit bingung.
"Hm, gimana kakak mau bilang, kan kamu semalem balik malem"
"Eh iya kak, hehe. Yaudah kak gapapa.. "
"Nanti bareng kakak aja ya" Kak Di menawarkan tumpangan pada prilly. Entah mau atau tidak.
"Nooo, jangan kak. Ehmm, gak usah deh. Nanti aku biar naik angkot aja. Aku udah gede kak, jadi biar aja aku sendiri yah." Lagi lagi Prillypun menolak. Memang semenjak kelas 3 ini, Prilly sudah tak mau diantar dengan kakaknya. Mungkin gengsi.
"Yaudah deh, tapi kamu janji hati hati ya." Kak DI selalu memaklumi keputusan Prilly untuk tidak diantar.
"Sipp kak, yaudah aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum" Ucap Prilly sambil menyalami tangan kakaknya itu.
"Walaikumsalam," Kak Di mengelus pucuk rambut Prilly. Rasanya ia sangat sayang dengan adik semata wayangnya itu.
***
"Duh, mana sih angkotnya. Pada gamau rezeki apa ya..." Prilly melangkah terus menerus. Tepat di persimpangan jalan.
Byur...
Mobil sport melaju dari arah bersamaan dengan laju cepat dan tak sengaja menciprati rok span Prilly yang terkena air tergenang tepat di depan Prilly saat ia berjalan.
"Duh, tuh mobil gak bisa pelan dikit apa. Gatau disini ada orang!!!" Prilly mendengus kesal.
Tepat di depan Prilly di bahu jalan tersebut mobil Sport itu terhenti. Seseorang laki-laki pun turun dengan kemeja casual yang tak terlihat formal dengan tatapan teduh menghampiri Prilly.
"Mba, maaf ya mba saya gak sengaja..." ucap lelaki tersebut mengakui kesalahannya itu.
"Heh, lo tuh kalau...." Deg.... rasanya lidahnya terhenti sesaat. Saat Prilly berbalik badan, tibatiba Prilly tidak melanjutkan emosinya saat itu?
"Nik..niko." ucap Prilly sambil tercekat kaget melihatnya.
"Eh, Prilly, yaampun sorry, sorry banget ya. Gue gak sengaja tadi. Maaf ya.." Ternyata dia adalah Niko, ya... Niko temannya dulu di SMP. Dan sekarang mereka bertemu lagi setelah semalam dia mengantar Prilly pulang.
"Ehmm, yaampun Nik, iya gapapa kok. Sorry gue juga gatau mobil lo. Jadi mau main marah aja tadi. " Prilly pun menatapnya sesekali.
"Okedeh, tapi gue boleh anter lo? Ini sebagai permintamaafan gue. Gimana?" Niko tanpa teka teki, langsung to the point.
"Hm, gausah Nik, gapapa kali. Gue bisa naik angkot disini. Kayaknya juga lo buru2 tadi, gapapa kok Nik" Prilly menolak bukan untuk jual mahal tapi memang dia tidak mau merepotkan yang nantinya akan ada maksud lebih jauh.
"Prill, please ya. Izinin gue anterin lo, toh ini kan sebagai permintamaafan gue. Gue kan tanggung jawab orangnya. Mau ya?" Jelas Niko yang mengharapkan Prilly tidak akan menolak tawarannya.
"Hm,okedeh" Prilly pun mengikuti Niko dan ia masuk dan duduk di kursi mobil depan tepat di samping Niko.
"Btw, kok lo naik angkot?" Tanya Niko heran.
"Hm, gapapa kali sehat pagi2 biar olahraga. Hehe" jawaban yg memang menurutnya selalu sama ketika ditanya sama siapapun
"Oh, olahragawati juga ya Prill" ledek Niko sembari melayangkan senyumannya.
Hhhh, iya deh Nik terserah aja. Batin Prilly.
Dia hanya membalas dengan senyuman saja.
Tak lama setelah Prilly memberi tahu jalan ke arah sekolahnya. Mereka pun sampai.
"Nik, thanks ya atas tumpangannya. Maaf ngerepotin" ucap Prilly dengan rasa tidak enak hati.
Advertisement
"Iya gapapa Prill,malah gue seneng,jadi bisa tau sekolah lo hehe" Tawa Niko memberikan arti. Entah apa itu artinya. Prilly sendiri tidak pernah ambil pusing.
"Okdeh gue masuk ya,bye"
"See u Prilly" Prilly hanya membalas senyum lalu menjauh dari mobil Niko dan segera masuk ke kelasnya.
Ali yang sedari tadi memperhatikan Prilly turun dari mobil sport tersebut lebih memilih masuk terlebih dahulu. Kemungkinan Ali masih badmood dengan Prilly atas kejadian semalam.
"Haiii Preleee" begitu Itte memanggilnya saat Prilly masuk ke kelasnya.
"Apaan tuh Prele, nama gue Prilly, u know" Prilly menaruh tas dan menduduki kursinya.
"Yaelah buat asik2an,bentar deh... btw, itu rok lo kenapa????" Tanya Itte tanpa memperdulikan suaranya itu.
"huh, jadi ceritanya tuh gue nunggu angkot dan kecipratan sama mobil yang lewat jadi begini deh" Prilly memelaskan mukanya.
Tak lama Ali masuk dengan tampang dinginnya. Tumben.
"Haiii, Aleeee" Begitu juga Itte memanggilnya. Memang ini anak, suka sekali ganti ganti nama orang.
Takada jawaban dari Ali. Itte langsung melirik ke arah Prilly, dengan tatapan bingung lah Prilly membalasnya.
"Tte anterin gue yuk ke koperasi,ganti rok nih" ujar Prilly segera bangkit dari bangkunya. Sedangkan Ali hanya terdiam tanpa memperhatikannya.
"Yuukk cus" jelas Itte langsung menggandeng tangan Prilly..
Tuh anak tau gak sih dia buat salah. Bukannya negor gue minta maaf,malah nyelonong pergi. Dasar chub cheeks. (Re: pipi chubby)
Tapi emang dia salah apaan ya,gue juga bingung. Hh tau lah, hati lagi gaenak banget pokoknya pagi ini. kalo soal semalem sebenernya udah gak bete sih. Karna ya gue mengerti dia capek. Batin Ali.
Tak lama Itte dan Prilly masuk ke kelas, karna bel sudah berbunyi.
"Li.... lo tau gak sih.." Ucap Prilly menengok memanggil Ali.
Ali tidak menjawab.
"Li... gue mau cerita"
Ali hanya berdehem.
"Ali....." Prilly mulai mengeraskan suaranya.
"Bisa cerita nanti aja gak? Udah mau masuk kan" kali ini Ali menjawab tanpa memperhatikan Prilly didepannya
"Hmm" Lama lama Prilly pun kesal sendirinya jadinya. Salah apa dia sampai Ali sama sekali tak menghiraukan ucapannya.
Hening... itulah suasana saat pelajaran dimulai.
Hm, lama2 bosen juga gue kalo gak ngomong sehari aja sama nih anak. Huh. Untung gue ganteng baik hati lagi.
Bel istirahatpun berbunyi,
"Prill... " ucap Ali memanggil Prilly.
"Hmm"
"Maaf tadi nyuekin. Kan tadi udah masuk jadi ya sekarang aja. Lo mau cerita apa tadi?" Ujar Ali yang masih seperti biasa,badmood.
"Engga deh, gak jadi Li. Hmm" Prilly yang masih duduk di kursinya itu membalas senyum terpaksanya.
"Prill... mau cerita apa?" Ali segera duduk bangku di hadapan meja Prilly. Ia baik2 menanyakan ceritanya. Karna memang dia sebenernya juga kepo.
"Woiii, lu berdua ke kantin gak?" Itte berseru.
"Engga te, lo makan duluan aja" jelas Prilly . Akhirnya itte hanya jalan sendiri terlebih dahulu.
"Heii... gak jadi cerita nih? Yaudah gue kekantin ya." Tanya Ali (lagi). Berharap Prilly menahannya.
"Li.... Gue mau cerita kalo tadi tuh..."
Belum sempat ia bercerita, Sinta pacar kesayangan Ali datang menghampiri.
Duh sinta ganggu aja deh. Batin Prilly.
"Sayang, ternyata kamu msh dikelas, ayo kekantin . Aku laper bgt nih" ucap Sinta Manja yang membuat Prilly enek melihatnya.
"Oh iya, yaudah deh" Ali sebenernya rada terpaksa karna memang dia sangat kepo dengan cerita Prilly. Tapi apa daya, Sinta kali ini yg meminta. Dia tak bisa menolak.
Sejak kejadian di reuni itu, entah kenapa Sinta jadi jarang negor Prilly. Mungkin kesal dengan teman2nya. Tapi, Prilly sangat tidak memperdulikan hal itu.
"Prill,lo mau ikut gak?" Ali berharap Prilly mau ikut. " gausah Li" singkat Prilly. Ali menatap tak tega melihat Prilly harus sendiri di kelas.
"yaudah gue duluan ya Prill" Ali membalas senyum termanisnya. Sebenernya dia khawatir banget kalo Prilly sudah makan atau belum.
Advertisement
Hhhh bete ya lama lama. Kenapa waktu gue sama Ali sekarang bisa keitung ya...
Rasanya bedaaaaaa banget!
Bahkan untuk ke kantin bareng lagi rasanya jaraaang bgt.
"Loh, ali mana pril?" Tanya itte heran mendekati Prilly yang sendiri sedang memakai earphonenya itu.
"Prill" tanya itte lagi.
"Gatau,sama Sinta" jawabnya singkat dan ketus karena Prilly tidak peduli.
***
Bel pun akhirnya berbunyi, mereka masuk dan belajar seperti biasa. Akhirnya, prillypun tak sempat berbagi cerita dengan Ali tentang Niko yang tadi pagi mengantarnya itu sampai bel pulang akhirnya berdering.
"Prill... lo tadi mau cerita apa? Ali menahan prilly yang masih memasukan buku ke tasnya.
"Gak, gak jadi Li. Males"
"Kok males sih? Cerita dong." Ali sangat penasaran
"Gak penting Li, gak usah dibahas"
"Hm yaudah deh gue gak maksa. Lo mau pulang? Yuk bareng ke parkiran."Ali pun menyerah.
"Gue gak bawa motor," ucap Prilly singkat
"Loh trus lo tadi berangkat naik apa?"
"Woi,lo berdua masih mau ngobrol disini? gue keluar duluan deh jadi nyamuk gue kalo lama lama disini" Itte pun bersuara saat merasa sudah ngga mood nunggu mereka.
"Iya masih lama te," ucap Ali
"Hm, yaudah Te lo duluan aja. Hati hati ya" Jelas Prilly.
"Hey, lo belom jawab jawaban gue tadi" Ali menggeser kursi di dekat Prilly dan mendudukinya"
"Sama Niko."
"Kok bisa sama Niko? Dia jemput lo? Kok lo gak cerita sama gue? Ali menatap sinis,rasanya dia sangat sensitiv apabila membahas tentang Niko.
"Gak sengaja ketemu dijalan. "
"Jadi lo tadi mau cerita tentang Niko yang nganter lo ke sekolah?" Ali pun menangkap maksud dari prilly.
"Iya. gak penting juga kan? Udah ah yuk keluar" Prilly hampir berdiri dan Ali masih menahan
"Penting lah,sekarang lo cerita deh, kok bisa ketemu dijalan?" Ali sangat penasaran sekali rupanya.
"Hm, gue niatnya mau naik angkot tapi pas gue nungguin, mobil dia lewat dan kenceng banget, trus dia gak liat kalo ada genangan air. Terus rok gue kecipratan air itu,jadi basah kotor. Dia gatega sama gue, akhirnya dia nawarin tumpangan buat anterin gue kesekolah. Yaudah gue mau." Prilly menjelaskan secara rinci kejadian tadi pagi itu.
"Kenapa lo mau?"
"Awalnya dia yang maksa. Tapi setelah gue pikir gaada salahnya. Toh itu sebagai permintamaafan dia."
"Lo kenapa gak telfon gue dari awal biar bisa berangkat bareng Prill."
"Bareng? Sinta mau lo taro mana? Udah lah. Gausah dibahas lagi."
"Ya kan gue bisa bawa mobil Prill"
"Gausah. Udah yuk keluar" prilly menutup pembicaraan tersebut agar Ali tidak membahasnya lagi. Dan dia mulai berdiri dan Ali mengikutinya berjalan keluar.
"Terus motor lo sampe kapan?"
"Gatau lusa kayaknya"
***
"Sayaang,ih kamu kok gak tungguin aku sih" Sinta berlari mendekat pada Ali yang baru saja melangkah keluat dari kelas dan bergelayutan manja di tangan kekar Ali. Rasanya Prilly malas melihat itu.
"Eh iya, maaf ya Sin. Yaudah yuk ke parkiran"
"Li, bentar deh, liat itu mobil kan mobilnya Niko!" ucap Prilly yang sedari tadi melihat mobil itu masuk ke halaman utama,
"Serius?" jawab Ali yang tiba-tiba ikut berhenti begitupun Sinta yang melirik heran.
"Iya,gue inget banget. Tadi dia nganter gue juga pake mobil itu" Jelas Prilly.
"Mau ngapain dia kesini,Prill?"
"Sumpah, gue gak nyuruh dia buat jemput gue loh Li" Prilly semakin heran dengan Niko.
Niko yang sudah memarkirkan mobilnya itu menghampiri dan berjalan mendekat ke arah Prilly, Ali, dan Sinta.
"Hai, Prill..." Sapa Niko
"Eh, Hai Li" Niko yang melihat Ali dan menyapanya
"Hai juga Nik" Ali dan Prilly berbarengan
"Prill, Aku kesini buat jemput kamu. Pulang bareng yuk" Jelas Niko yang membuat Prilly kaget.
"Ha? Tapi...." Prilly melirik ke mata Ali dengan memberi kode bahwa ia meminta izin.
Dan Ali membalas dengan tatapan teduhnya menandakan bahwa Ali mengizinkannya walau terpaksa. Yang terpenting bagi Ali, Prilly pulang dengan selamat. Prilly pun mengerti maksud dari sorotan mata Ali.
"Hm kenapa gak mau ya?" Tanya Niko seperti pasrah
"Hmm, ma..mau kok Nik."
"Yaudah yuk." ajak Niko
"Li, Sin duluan ya" Ucap Prilly yang hanya memberi senyum pada Ali.
"Hati-hati Prill" Ali menjawab dengan perhatiannya.
Sinta yang memperhatikan mereka dari tadi hanya diam seribu kata.
"Duluan Li." Ucap Niko dan dibalas anggukan oleh Ali.
Prilly sudah menuju parkiran mobil Niko. Begitu juga dengan Ali menuju parkiran motor bersama kekasihnya itu..
***
"Prill, kamu satu sekolah sama Ali juga?" Tanya Niko penasaran
"Iya,kenapa Nik?"
"Gapapa, bagus jadi ada yang jagain kamu" ucap Niko hanya memberi senyum singkatnya
"Iya Nik.."
"Btw, cewe tadi sebelah Ali itu siapa?"
"Oh Sinta, dia pacarnya Ali,Nik." Jelas Prilly
"Oh jadi,sekarang Ali udah gak takut sama cewe Prill,eh maksud gue.. udah berani pacaran?" Tanya Niko yang membetulkan pertanyaannya itu
"Iya udah berubah dia"
"Aku kira kamu yang bakal pacaran sama dia" pertanyaan Niko berhasil membuat Prilly tersentak dan melirik Niko
"Haha, Nik, Gue sama dia udah kayak sodara jadi mana mungkin" Prilly membalasnya dengan apa adanya
"Hm, nobodys know gonna what happen,Prill. Oiya pril, sabtu besok ada acara?" Niko tersenyum membalas jawaban Prilly
"Engga Nik. Kenapa?"
"Aku mau ajak kamu ke bandung ke kedai aku prill" ajak Niko.
"Oh gitu Nik, nanti gue kabarin deh ya bisa atau gaknya."
"Oh okedeh, kamu tulis kontak hp kamu aja tuh dihp ku. pass locknya Stela. Jadi nanti bisa aku kabarin kamu lg"
"Udah Nik" Prilly berfikir, mungkin Stela itu kekasihnya. Ah sepertinya Prilly tidak memperdulikan hal itu.
Tak lama sudah sampai di depan rumah Prilly.
"Makasih banyak ya Nik" Prilly pun membuka knop pintu mobil Niko dan bergegas keluar.
"Iya sama sama Prill"
"gue masuk dulu" Ucap Prilly dan Niko membuka jendela dan tersenyum mengiyakan.
Niko segera memutar mobil dan berlalu dari rumah Prilly.
Ketika Prilly ingin membuka pintu,ia di kagetkan dengan suara motor yang masuk ke halamannya..
*Tinnnnn*
"Ali.." Seru Prilly melihat motor Ali
"Heh, pipi bakpao" Teriak Ali sambil memarkirkan motornya dihalaman rumah Prilly. Ali segera membuka helm dan menaruh di jok Motor nya itu. Dan menghampiri Prilly yg masih mematung.
"Omg, heh Lentik ngapain lo kesini?"
"Enak aja lo, manggil lentik2. Emang eyke apaan?!!" Tegur Ali sembari bercanda
"Emang lentik tuh bulu matanya! Gue aja kalah" Ledek Prilly sembari duduk di kursi teras dan membuka sepatu ketsnya.
"Ini mah pake bulu mata palsu cyin! Makanya beli juga dong cyin!" Ali mengerdik tangannya seperti berlaga perempuan.
Prilly yang melihatnya geli.
"Hahah Najong tralala deh Li. Semoga keterusan" Prilly pun tertawa ceria melihat Ali.
"Hush, amit-amit deh Prill. Ih merinding gue bayanginnya" Ali pun menyudahi bercandannya itu. Sepertinya Ia takut keterusan. (Cucok)
"Btw, lo ngapain Ke sini?" Prilly pun menanya serius.
"Menurut lo? Emang gak boleh? Gue cuma mastiin lo pulang selamat"Tanya Ali melirik
"Ya boleh lah! Duhilah, ini gue utuh kok pulang dengan selamat" Prilly pun membalasnya sembari melirik Ali
"Terus tadi Niko gimana?"
"Gimana apanya?"
"Maksud gue.... dia gak ngapa-ngapain lo kan?"
"Heh sompret, lo mah nethink mulu. Gue bakal bilang kok kalau dia ngapa-ngapain gue." Jelas Prilly meyakinkan sahabatnya itu.
"Ohiya harus!!! Terus lo ngobrolin apa aja di mobil?" Harus banget ya Ali seposesif sampe kayak gini. Batin Prilly.
"Hm,mau tau aja apa mau tau banget?" Prilly pun meledek Ali yang sedang penasaran sembari memeletkan lidahnya dan Prillypun langsung masuk ke dalam rumahnya dan meninggalkan Ali yang masih duduk di bangku tersebut.
"Prilly!!!! Pipi bakpao!! Awas lo ya!" Teriak Ali sembari berlari kecil masuk kerumah Prilly dan menghampiri Prilly menuju teras belakang.
"Sue lo! Capek gue!Hosh..hosh" Tegur Ali sambil diam dan duduk di kursi kayu tepat di Gazebo belakang.
"Hahah, emang enak!" Prilly pun juga duduk disebelahnya.
"Niko gak ngomong apa2 kok. Cuma dia ngajak ke bandung" Jelas Prilly jujur kepada sahabatnya itu
"Ha? Ngapain?!" Teriak Ali kaget mendengarnya.
"Dia ngajak gue buat liat kedai nya disana" Balas Prilly enteng sambil berdiri dan menyilangkan kedua tangan di dadanya.
"Terus lo mau??" Tanya Ali penasaran..
"Gue belom bilang bisa atau engganya. Makanya tadi dia minta kontak hp juga biar nanti bisa kabar2an."
"Hm itu mah dia Modus prill!" Ali langsung sewot dan membalas sperti itu.
"Masa? Ya kalo lo gak izinin sih gue gak bakal pergi. Tapi.. kalo lo izinin gue bakal..." belum selesai Prilly menjawab, tetapi Ali sudah berbicara duluan.
"Gue izinin!" Tegas Ali tanpa pikir panjang.
"Yakin? Tapi kok gue yakin yah?" Prilly berbalik badan dan melirik tajam mata elang Ali.
"Ya, gue izinin. Asal.. gue juga ikut" Ali pun mengizinkan tetapi ya memang ada syaratnya. Mana mungkin, Ali membiarkan sahabatnya pergi tanpanya. Dari dulu juga ngga pernah bisa.
"Hm, tuhkan pasti deh ada embel2nya!" Prilly memutar bola matanya sudah tau kebiasaan Ali.
"Hahah, iya lah harus pipi bakpao!!" Ali mendekat dan mencubit gemas pipinya yang memerah seperti tomat itu. "Lo kan tau gimana gue. Masih inget sama kata2 gue dulu kan? Jangan pernah pergi sendiri apalagi sama cowok... " sambung Ali. Dan dengan cepat Prilly menjawab. "Tanpa Aliandra Syahreza" Prilly mengerucutkan bibirnya sambil duduk di kursi kayu tersebut. dan Ali menatapnya tajam dengan senyuman mautnya itu.
Bayangkan saja. Dari dulu memang saat Prilly bertemu atau pergi dengan cowok lain selain Ali, Ali selalu ikut mengawasi dirinya. Makanya, Prilly malas untuk dekat cowok lain. Pasti bakal ribet gini. Hm ya walaupun Prilly tau. Bahwa Ali begini, karna dia yang emang posesif sama gue. Dan sekarang terjadi lagi. Batin Prilly.
-----------------------------
Jgn lupa votement ya guys
Maaf kalo belum dpt feelnya huhu.
Makasih guyss
Advertisement
Batman and Spider-man: Year One
Batman must learn to work together with an energetic vigilante who calls himself Spider-man as high-tech Vibranium weapons circle around the streets of Gotham.
8 125Cadorna Keep
After saving the world in "How to Be an Adventurer", and facing down ancient and uncaring evil in "Pillion's Fate" (to be released) the Dnd Adventuring group EoTtHUaARB secure yet another quest in their bid to become great heroes in the world of Gimmok. Can they succeed in a task that so many others have failed? Have they gained enough levels to overcome the challenge of the keep? And what is with these Gamer folks whose words keep becoming more and more clear to them, as if the veil between them is on the verge of collapse?This is a first draft Dnd GameLit Short and I welcome any sorts of comments on it as I try to make it better before releasing it perma free to everyone with any interest (and updating it here as well of course).
8 126The Nost
Jack and Ann have taken me on a great adventure full of mystery and incredible technology, I hope you'll join us. Three chapters will post each week in December 2021 and January 2022. The journey will come to a close on January 31. I know you have a lot of reading choices, but if you have space left in your literary adventure cup, please join Jack and Ann as 2021 turns into 2022, happy reading! The demon whispers inside Jack’s mind. “They are not worthy, they are cattle, these new humans you covet. The so-called creator has betrayed you, replaced you with these organic imitations. Slaughter them all.” It’s funny, not in a ha-ha funny way, but a sad, my madness doesn’t make sense type of way, Jack thinks, because wasn’t he human? Worse still, the voice comes with impulses that are hard to resist. Violence usually ensues. That’s why he joined the military. A way to channel his urges into mind-numbing physical effort and war. It works for a time. But alcohol and fighting can only carry on for so long. Finally, he realizes, his only way out is suicide. But when he opens his eyes, he’s in the In-Between. The creator has other plans for him, and she won’t take no for an answer. Apparently, this isn’t his first life and if he doesn’t free her from her prison, it won’t be his last. His curse is to be reborn without end, without rest, without memory. Only madness. Now Jack is on the run from forces he doesn’t understand. It’s a new world. The mundane replaced by ethereal artificial intelligence, spontaneous virtual realities, and homicidal bible salesmen. But the creator promises the demon’s voice will disappear as soon as he finds the right girl, the right bond. After that, they just have to escape the clutches of those who hunt them, find the Isle of Song, and free the creator from her prison. Or maybe this time, in this life, Jack will figure out what true freedom is. Come along on this action-packed thriller as Jack fights to remember who he is, tries to end an eternal war, and atone for sins he doesn’t remember…yet.
8 198Unstable World
Being trapped in another world could be a dream come true. Being trapped in an unstable world where everything changes from one life to the next is an adventure. Garrett Bates learns the hard way what it means to be a hero, even when one fails over and over and over and over. Garrett Bates was an average high schooler until he died. Now, brought before a strange being, he is told he can try to be a Hero for a new World, but with every death, the World changes. Can Garrett find a way to save a world that's different each time he tries? New Chapters every MWF at 12:05 PM EST. Can also be read here at: https://www.webnovel.com/book/unstable-world_17722995705536205
8 175The Mentor
This one is for my daughter. She talked me into it (again) and it is her favorite genre of books. So, Bet, this one is for you. The true-bloods, the masters, they came first. That was hammered into Heath's head since he could walk with both words and fists by Karen. As a guardian and half-blood bastard of his vampire father, he would never know peace. His duty as a dhampir, his duty was clear, his fate sealed. Heath was to serve Gerald, an aging Vampire Lord, one who was of pure blood, born to the race, until Heath outlived his prime and then he would pass on the knowledge that was passed to him onto a new bastard to carry protecting the bloodline. But was it necessarily his fate? Could a sterile half breed such as himself, someone who did not exist in the human world, live anywhere in the world on the light? After a particularly nasty encounter with his Mentor, Heath is on the run. Set on not becoming the new guardian and knowing that decision has now marked him for death. The hunt is on and somewhere behind him is Joshua, the heir of his Master, and the thing that plagues his nightmare, his Mentor Karen.
8 207Royalty || A Graphic Shop (DISCONTINUED)
Hey I'm making Bookcovers, banners, aesthetics, and photoshops now! Read the rules and apply! I'm sure you'll like them :)Please don't use these covers if they aren't made for you, as my book has a copyright © lock, you will be infringed if you do so...... and do not post these anywhere with out credits, if the cover isn't yours, thanks :) Love Avni ♥️
8 110