《Future Partner》Reunion
Advertisement
Hari Minggu ini,jadwalnya Prilly untuk pergi ke Reuni SMPnya. Prilly mulai bersiap-siap, memoleskan badak tipis kepipi chubbynya itu, memakai dress biru selutut terlihat formal tetapi tetap santai. Prilly kali ini terlihat beda. Auranya terlihat lebih keluar.
"Hem,mau kemana nih?"Tanya Kak Di penasaran dengan Prilly yang sudah rapi di depannya.
"Hey Kak Di, aku mau ke reuni SMP kak." Jawab Prilly sambil tersenyum manis.
"sama Ali dong?" Prilly hanya mengiyakan sesaat lalu pergi ke depan karna sepertinya Ali sudah menjemputnya. Kak Di langsung mengikuti ke luar.
"Hai Kak Di , " sapa Ali yang sudah turun dari mobil dan menuju pintu depan.
"Hai juga, Li." Balas Kak Di.
"kak Aku berangkat dulu ya." Ucap Prilly sambil cipika cipiki dengan Kak Di.
"Kamu hati hati ya."
Prilly membalas iya dengan tersenyum.
"Prill,lo belakang ya, di depan ada Sinta" What??? Ali ngajak Sinta? Kok bisa sih. Prilly hanya mengiyakan dan tersenyum kecut. Ia langsung pergi ke jok belakang mobil Ali. Kenapa Ali ngajak Sinta sih, Ini kan acara reuni SMP. Kenapa disitu tiba-tiba Prilly langsung badmood. Prilly gak kepikiran kalau Ali akan ngajak Sinta. Prilly hanya menunduk pasrah dengan keputusan Ali mengajak Sinta tersebut.
"Kak, emang gak papa ya aku dateng ke Reuni itu? Aku kan bukan alumni sana" sinta sendiri pun masih ragu. Dan merasa tidak enak.
"Engga papa kok sayang,kan kamu juga harus kenalan sama temen lama aku,jadi kamu tenang aja ya kan sama aku juga. Ya gak Prill?" Ali mencoba menanyakan padanya. Prilly hanya menjawab.. IYA. Tanpa ada embel-embel kata -kata yang lain.
Akhirnya sudah 60menit, mereka sampai di suatu Restaurant, dimana tempat itu di laksanakan reuni tersebut.
"Widihh, Ali !" Sapa seorang cowok yang melihat dia sudah dari jauh.
"eh bentar deh, lo Tobi kan si jin tomang?"
Balas Ali yang kaget melihat cowok tsb.
"Iyalah,Eh sekate kate banget lo bilang ituan segala, eh ada neng Prilly juga"
Prilly hanya tersenyum. Memang mereka sekali ini baru bertemu lagi,jadi Ali agak sedikit lupa dengan wajahnya.
"lo berubah ye baru ketemu aja lo udah bawa 2 cewek,gila emang!" Ucap Tobi tertawa kecil.
"Haha iya Tob, Ali udah berubah tuh! udah gak grogi!" sambung Prilly yang ikut meledek.
"Sial lo,jangan mengingat yg lalu dong" Ali mencolek Tobi, terlihat rona malu.
"Li,gue ke sana dulu,mau ketemu yang lain." Prilly pamit dan pergi ke arah dekat meja paling pojok di sudut restaurant itu. Terlihat memang banyak teman-teman yang Prilly kenal.
"Prilly Auroraaa!!!" Ucap salah seorang perempuan itu dengan suara agak keras. Langsung memeluk Prilly, seperti orang yang sudah lama tidak bertemu. Memang, mereka tidak pernah ketemu..
"Hai, kangen banget sama lo Araaa" Prilly mengakui kerinduannya itu pada teman dekat semasa SMPnya itu. Prilly menyapa teman yang lain juga.
" Prill, lo gak berubah ya. Masih kayak dulu,tetep casual" Ucap teman Prilly yang duduk disebelah Ara. Prilly hanya tersenyum.
"Btw, lo sama siapa Prill kesini?" Tanya temannya lagi.
"Sama..."
belum sempat Prilly menjawab, Ara sudah mendahului.
"Ya siapa lagi kalau bukan sama Ali" Lirik Ara sambil senyum meledek.
"Gilak, awet banget ya lo berdua" Sambung temannya yang lain.
"Iya awet persahabatannya" Jawab Prilly tetap tenang dan tidak geer.
"Halah, bingung deh gue sama lo berdua, udah deket banget bukannya jadian" Tegas Ara,
"Haha jadian? Gamungkin lah!" balas Prilly tidak ambil pusing.
"Siapa tahu? Kan bisa aja." ledek Ara lagi.
"Ah udah lah gausah ngomongin itu, btw kalian abis lulus nanti rencananya gimana nih?" Prilly menjauhi dari pembahasan Ali.
"Kalo gue sih pengen ke Bandung nanti gue pengen ambil arsitektur di Univ negeri disana." Jelas Ara.
Advertisement
"kalo gue sih ya,kan gue SMK nih jurusan perhotelan juga, jadi nanti gue pengen jadi GM hotel gitu kalo bisa sih ya bintang 5. kalo lo gimana,Prill?" Jelas Vivi,temannya.
"Wah keren keren impiannya,kalo gue sih biasa aja,pengen kuliah fashion design di Jerman." Tegas Prilly singkat.
"Wow,lo lebih keren Man,semoga semuanya terwujud ya." Tangkas Vivi.Ara dan Prilly mengaminkan.
***
"Eh sana cari makan Li,pasti laper kan? gue tadi udah duluan pertama,haha" Ucap Tobi menyuruh mereka mencicipi hidangan di Ruang Ballroom tsb.
"Ah lo mah dari dulu gak berubah,makan mulu. Yaudah gue kesana dulu cari yang enak" Ali melangkahkan kaki ke arah hidangan tsb dengan mengandeng tangan Sinta.
***
"Hai semuanya.. Apa kabar?" Ucap seorang laki-laki yang sedang berdiri tegap di samping Prilly. Prilly hanya mendengar suaranya.Saat ia berbalik dan melihat wajahnya,rasanya sudah tidak asing lagi. Tetapi untuk sebuah nama, Prilly tidak mengingatnya. Ara dan Vivi menjawabnya.
"Wihh,orang jauh,baik kok. Lo sendiri gimana,Nik?" Prilly mulai mengingat-ingat namanya. Nik? Apa itu Niko, Prilly bertanya2.
"Baik kok, eh... bentar. Ini Prilly bukan?" Pria tersebut menanya mencoba untuk mengingatnya juga. Dia kenal gue,
"ha...hai...iya gue Prilly. Lo itu?" belum sempat melanjutkan, pria tersebut rasanya tau diri untukmengingatkan pada Prilly.
"ya,gue Niko,lo lupa ya?" Tanya Niko mencoba menduduki kursi sebelah Prilly. Niko.. laki-laki yang banyak dikagumi anak cewek 1 angkatan di SMPnya dulu, Tetapi Niko sama sekali tidak merespon perhatian mereka. Niko memang dikenal cuek. Sebenernya,Niko hanya bertahan pada 1 cewek,yaitu ya.. Prilly. Sayangnya Prilly hanya menganggap tak lebih dari seorang teman. Entah rasa itu masih ada atau tidak sekarang. Semua kemungkinan bisa terjadi.
"Hm... clbk deh nih" Ledek Ara.
"Ih apaan sih lo Ra, hm gue gak lupa kok Nik."Balas Prilly membalas ucapan Niko dan ledekan Ara itu.
"Eh kita cari makan dulu ya kesana" Ucap Vivi yang ingin pergi meninggalkan mereka berdua.
"ih bareng2 aja sih Vi" Jawab Prilly yang sepertinya tidak mau jika ditinggal hanya berdua.
"Gausah Prill,udah lo jagain kursi ya. Nanti kita kesini lagi kok" Ara dan Vivi tidak peduli rupanya dengan respon Prilly,mereka tetap jalan kearah makanan tsb.Tinggalah, hanya Niko dan Prilly saat itu. Kenapa rasanya canggung untuk ngobrol ya? Batin Prilly.
"Hm,kamu sekarang sibuk apa,Prill?"Akhirnya, Niko menanyakan duluan agar ditempat itu tidak flat.
"Hmm sibuk sekolah aja kok. Lo sendiri gimana Nik?" Tanya Prilly singkat. "Aku sibuk ngurusin kedai bokap sih.." Jelas Niko.
"Oh gitu,jadi sekarang bisnisman muda nih?hebat dong ya." Ucap Prilly terlihat kagum dengan Niko. Niko memang orang yang selalu berusaha dengan apa yang dia suka.
"Ya,kan udah dikasih kesempatan, yaudah mending di coba, sekalian buat belajar kan" Jawab Niko tegas.
"Hmiya sih, btw,kedainya dimana Nik?" Tanya Prilly lagi-lagi singkat dan tidak pernah melirik ke arah mata Niko.
"Di Bandung Prill, kamu nanti kalo sempet aku ajak kesana deh" Prilly hanya membalas dengan senyuman.
***
"Hei Li," Sapa perempuan yang menempuk pundak Ali.
"Eh.... Ara kan? Sama vivi ya" Ali mencoba mengingat temannya itu.
"Iya, wah syukur deh kalau masih kenal haha"Ledek Ara.
"Dasar, tetep gak berubah deh lo" Ali masih kenal dengan temannya yang usil itu.
"Yeh, emang lo udah berubah. Udah bisa rupanya bawa cewek lain selain Prilly " Lagi-lagi Ara meledek sampe Ali tersipu malu.
"Eh iya,kenalin nih Sinta pacar gue" Sinta mengulurkan tangan untuk berkenalan.
"Ohiya, lo udah ketemu Prilly?"
"Udah daritadi kali Li, tuh Prilly lagi duduk di pojok sana, samperin aja. Gue duluan ya,mau ngambil yg lain" Ara dan Vivi pun pamit dengan Ali dan Sinta.
Advertisement
"Kita kesana yuk, Sin" Ali melangkahkan kaki menuju meja yang sudah ada Prilly disana. Tetapi, Ali juga melihat seorang laki-laki disana. Ali mulai bertanya, siapa seorang laki-laki itu? Sepertinya sudah tak asing baginya? Bahkan,terlihat Prilly juga sudah kenal lama. Ali mulai mendekat. Semakin dekat. Yap, akhirnya Ali sudah berdiri tepat di belakangnya laki-laki itu.
"Eh Li, sini" Ajak Prilly . Laki-laki itu pun menoleh kearahnya. Ya, Prilly sangat kenal dengan wajahnya. Tetapi, untuk mengingat namanya Ali tidak bisa. Ia lupa dengan namanya.
"Hei, Li apa kabar?" Laki-laki itu pun bertanya.
"Hm,baik kok,lo sendiri gimana?" Ali masih belum ingat namanya.
"baik juga kok," Ali dan sinta duduk di kursi sebelahnya yang kosong.
"Btw,emang lo inget Li dia siapa?" Sepertinya Prilly hafal dengan sifat pelupanya Ali.
"Hm, Nah itu dia, gue inget-inget dulu deh." Ali mencoba mengingat dan lagi-lagi tetap tidak ingat.
"Kelamaan, dia Niko, anak 3b dulu. Masih gak kenal juga?" Prilly yang akhirnya membantu memperkenalkan padanya.
"Ohiya, Niko.. Nah baru inget. Agak beda sih jadi lupa deh" Ali mengeles layaknya bajai.
"Ah emang lo pelupa." Ledek Prilly..
"Hahah Ali dari dulu tetep sama ya" jelas Niko .
Ali pun tertawa kecil dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
"Eh ya, btw sibuk apa Nik sekarang?" tanya Ali sepertinya penasaran
"Hmm, sibuk ngurus kedai nih Li."
"Keren ya dia Li, masih muda udah jadi bisnisman." Puji Prilly alih-alih tanpa melirik ke Ali.
Hmm, baru bisnisman muda kan, suatu saat gue juga bisa bikin lo bangga Prill. batin Ali.
"Hm,iya keren lo Nik. " Mau tak mau,Ali pun ikut memujinya.
"Hai semuanya, seru bangett sih ngobrolnya." Teriak dari salah satu cewe yang berdiri disamping tempat duduk Sinta. Ya, itu Ara.
Ketika ingin berjalan mendekati Prilly, tiba-tiba.
Syuur....
Orange juice yang dibawanya tumpah tepat di atas Skirt berwarna Putih yang digunakan oleh Sinta. Mata semua tertuju padanya.
"Duh,sorry sorry. Aku gak sengaja, maaf ya. Nih nih pake tissue aku dulu nih" Ara mencoba meminta maaf, dan bermaksud untuk membersihkan noda tersebut.
"Hem. Iya iya gapapa kak, udah kak, biar aku aja yang bersihin. kak Ali, aku kekamar mandi dulu ya mau bersihin nih" Raut wajah Sinta terlihat amburadul. Apes banget Sinta kala itu.
"Kamu mau aku anterin??"
"Gausah kak, di pojok sana kan toiletnya. Aku kesana dlu ya" Ucap Sinta yang terlihat sudah badmood.
"Hati hati" Balas Ali terlihat iba pada Sinta.
"Lo gimana deh Ra, lain kali hati hati dong" Ali berdecak kesal juga,
"Ya maaf Li, itu gue kesandung karpet. Jadi gak sengaja kali" Ara menjelaskan kronologinya.
"Hm udah-udah jangan ribut lagi sih." Prilly bermaksud untuk melerainya.
Tak lama Sinta pun datang kearah mereka.
"Kak, kita balik aja yuk. Aku udah gak pewe disini." Ajak Sinta yang memang bener2 badmood kala itu
" Tapi Sin..."
"Yaudah, kalo kak Ali gak mau pulang. Aku balik sendiri deh" Ambek Sinta membelakanginya.
"Iya iya,kita pulang sekarang"
"Prill, kita balik yuk, Sinta ngajakin balik tuh." Ajak Ali kepada Prilly juga
"Kok ngajak gue juga? Lo balik duluan aja sama Sinta. Gue masih pengen disini" Tolak Prilly secara halus.
"Tapi kan lo tadi berangkat bareng gue,pulang juga bareng gue" Ali membuat alasan klasik agar Prilly mau pulang bareng dengannya.
"Li, biar Prilly nanti gue anter pulang. Mending lo anterin Sinta dulu,kasian kan" Niko mau tak mau, menyambung ikut pembicaraan mereka.
"Nah iya tuh, disini kan banyak temennya Li, dia pasti aman kok tenang aja." Sambung Ara bermaksud membela Prilly..
"Iya yaudah terserah lo Prill, gue balik dulu semua"
***
Mereka semua bercanda gurau layaknya saudara yang sudah lama tak bertemu. Memang waktu itu harus digunakan sebaik2 nya sebelum semuanya sia2.
"Prill, mau pulang sekarang gak? Udah malem juga nih" Ajak Niko yang melihat lingkaran jam tangan casio.
"Hm iya iya udah malem. Keasyikan ngobrol jadi lupa deh. Yuk balik" Prilly pun merapikan semuanya dan mengambil tas brandednya.
Teman2 mereka pun terpisah ke mobil yang berbeda. Tetapi, mereka berjalan menuju satu mobil yang terpakir sendiri.
Niko membukakan pintu depan untuk Prilly.
Yaampun buka pintu aja pake dibukain. Kayaknya gue gak pernah sama Ali sampe begini. Batin Prilly.
Prilly pun tanpa berbicara hanya memberi senyum,segera masuk kedalam mobil. Tak lama Niko menyalakan mobilnya, saat itu juga Mereka pun pergi dari restaurant tersebut.
Niko memang selalu ingat arah jalan kerumah Prilly. Tak pernah ia lupa sedikitpun.
Setelah 30nenit di perjalanan. Niko memberhentikan mobilnya di luar pagar rumahnya. Jadi, tidak masuk ke dalam halaman rumah karna sudah malam.
"Prill" tegur Niko lembut sembari memfokuskan mengelus pucuk rambut kepala Prilly
"Hemmm" Prilly agak mengulet, membuka matanya.
"Udah sampe prill..." terang Niko yang masih memandangi wajah imut Prilly.
"Yaampun gue ketiduran, Sorry Nik" Prilly pun tersipu malu,saat iya tau pasti Niko sudah memperhatikan saat ia tertidur. Ketauan deh kalo gue pelor. Batin Prilly.
"Iyaa gapapa, yaudah masuk gih. Gue balik ya"
Belom sempat Prilly membuka knop pintu mobil, tiba-tiba tangannya di tahan oleh tangan kekar itu.
"Goodnight Prill" Ucap Niko memancarkan mata yang teduh.
"Iya nik, makasih ya. Lo hati hati" Prilly tersenyum dan langsung bergegas turun dari mobil.
Prilly yang melihat Niko sudah memutar balik mobilnya dan menjauh dari rumahnya, ia pun segera masuk kedalam. Tapi nampaknya, ada seorang laki2 disana yang sedang menunggu keberadannya.
"Kok jam segini baru pulang," Tegur Ali menyorotakan mata tajamnya itu
"Loh,Li ngapain disini?" Tanya Prilly penasaran
#flashbackON
"kak Ali maaf ya, garagara aku kakak gak bisa nikmatin acara kakak sampe selesai." Sinta tertunduk merasa bersalah.
"Hmm gapapa kok sayang, udah lupain aja. Sekarang kamu masuk istirahat ya" Ali pun ikut keluar membukakan pintu mobil untuk Sinta.
Tak lama, Ali melihat punggung Sinta sudah menghilang masuk kedalam rumahnya. Ia pun bergegas balik. Tapi, ternyata, gak seperti yang kita pikirin. Ali memutar balikan stir mobil. Sepertinya, ia akan menuju ke arah rumah Prilly. Ia ingin memastikan bahwa Prilly sampe rumahnya dengan selamat.
Setelah 1jam lama diperjalanan. Akhirnya dia sampe juga di rumah Prilly. Ali hanya memarkirkan mobilnya di seberang rumahnya berlawanan arah. Dia tidak mengetuk rumah Prilly, hanya saja takut menganggu kak Di.
Ali berputar menuju kamar Prilly. Ia memastikan Prilly sudah pulang atau belum. Tetapi lampunya mati. Berarti dia belum pulang. Ali memutuskan untuk menunggu sembari memainkan gadgetnya, sampai ia mengantuk. Tetapi tidak bisa tidur kalau dia belum melihat Prilly utuh.
Duh nih anak, udah jam set11 belom balik juga. Kemana dulu deh. Gatau gue khawatir apa. Batin Ali berdecak kesal.
Setelah berlama-lama menunggu Prilly pun datang, ia turun dari mobil pajero sport. Itu pasti Niko yang mengantarnya. Batin Ali.
#FlashbackOFF
"Hm acara kan selesai jam 10,kok sekarang baru pulang?? " tanya Ali sekali lagi dengan tatapan tajamnya
"Tadi gue keluar bareng anak2 udah jam 11 li, sama anak2 semua kok. Terus lo ngapain disini? Udah malem gini? Emang udah anter Sinta" Prilly terlihat capek dan duduk di balkonnya sembari membuka heelsnya yang membuatnya pegal.
"Udah, gue cuma mastiin lo pulang dengan selamat. Anak cewe gabagus pulang malem2. Apalagi sama cowok" Tegur Ali yang membelakangi Prilly yang sedang terkapar duduk.
"Hm iya, yaudah maaf. Gue buat lo nunggu. Lain kali gausah repot2 Li. Sekarang lo bisa lihat sendiri kan? Gue pulang utuh dan selamat." Prilly pun mendengus ikut kesal.
Nih anak gue perhatian bukannya seneng malah ngeselin juga. Batin Ali.
"Yaudah bagus, gue balik dulu. Night" Daripada Ali semakin emosi, mending dia pamit untuk pulang.
"Thanks" dari kejauhan Prilly membalas ucapannya itu. Mungkin ucapan itu terdengar oleh Ali,hingga Ali masih bisa tersenyum walau irit. Prilly menunggu sampe Ali sudah pergi menjauh dari rumahnya.
Sorry Li, Gue cuma lagi badmood dan capek. Makasih lo udah rela nunggu untuk pastiin keadaan gue. Batin Prilly. Setelah itu ia masuk kedalam rumah menggunakan kunci cadangan yang ia miliki.
Advertisement
A Goblin's Blade (dropped)
He looked down the path, which was littered with many things. Things he found in abundance were such of violence, desire and gore while things he found in scarcity were such of love, friendship and glory. At the start of the path was a naive, green goblin while at the end of it... Well at the end of it stood him: the godslayer, the monster from the forest, the walking death... He had many names but none so that perfectly captured his image as well as the Mad King. Authors note: Edit: Trying to release a chapter per day, around 2-2.5k words each. An evolution story about a goblin. This is under lit-rpg but I'm focusing more on the plot/characters instead of the usual features of such stories such as the blue tables that take ages to make or the stat screens. In essence it's closer to high fantasy than lit-rpg. Much appreciated if you read the Prologue to see whether you like it or not. Cover image is "Evolution" taken from art done by WhoAmI01
8 155Nexitus: Neoteric Origins
Humanity is on the brink of extinction despite recent advances in artificial intelligence. Birthrates are on the decline and the population is on the brink of anarchy when a miracle seems to appear. An extraterrestrial company has been working with the governments for entry into a galaxy-spanning entertainment system. To upload our consciousness into a new body and begin anew in this wondrous seeming world. But is all on the up and up as it appears to be? This is a story about a married couple who aim to upload themselves to enjoy a new lease on life, have adventures, and maybe find something they shouldn't have. Join Susan and Phil on their journey into a brand new world where their relationship and adventuring are more then what they thought it would be. Authors Note: Found out I shouldn't be using content warning tags until the story has them so I did remove them but it will likely contain sexual content, profanity, gore, and traumatizing content in the future.
8 182Outcast: Changing Fates [GameLit]
In a world where your deeds and actions are judged and rewarded by the gods, some people are forced to walk a harder path. Worse, some are forced to give up the paths long since traveled by others and forge their own path through the world. Lykan Vita is an Outcast, one whose god revealed traits are met with scorn and derision by others. In a world with Magic he is a Null, or one who is immune to magic. The powers that be have long since come to regret and fear the nulls of society. For what use is living life with magical supremacy when one can from birth forever be unaffected by your prowess. How can a ruler force their will upon the land to one who is by their very nature immune to their gods given superiority. Even when a bad path is given, there is still a chance. One can, if their deeds are deemed to be exemplary by the gods, change their fates. Cover designed by Getpremades
8 849Mundane Musings of a Misunderstood Mind
As the name suggests, these are snippets of the things that play on the author's mind; whether it is an oddity of society or a thought that randomly lingers a little longer than usual. You can call it creative writing, philosophy, lessons, musings or just mini tirade's. they are just free flowing expressions with no beginning ad no foreseeable end.
8 80SPOILS OF WAR | VIKINGS
In which Ragnar Lothbrok raids England for the first time and in the process, he not only spares a monk named Athelstan, but a slave girl he ends up naming Tova. However, he soon learns that things involving the girl are not what they seem and she is connected to the world of Vikings in a way he never expected. VIKINGS SEASON ONE ONWARDS
8 89yandere! souichi tsujji x reader | exxus
「 " 𝙮𝙤𝙪 𝙨𝙚𝙩 𝙢𝙮 𝙨𝙤𝙪𝙡 𝙖𝙡𝙞𝙜𝙝𝙩! "」Ah. What a peculiar boy.-This story depicts an unhealthy relationship between the reader and a fictional male created by none other than Junji Ito. Junji Ito is a talented mangka artist, whose main art genre is alternative horror and gorey thriller. If you are uncomfortable with males - including, this specific male, who happens to be outwarding possesive, obsessive behavoirs such as kidnapping, stalking, and other physical/mental harm, please do not read this. well.Anyways, back to the warning. This story also contains graphic descriptions of violence, kidnapping, torture, Stalking and nonsensual kissing. This is your first and final warning.If you do not like the story, remove from your library and unfavorite it in silence please. If you feel safe and stable... read on! I guess.
8 248