《Future Partner》2nd Rain
Advertisement
Hujan itu saksi bisu mereka. Wah nanti malem gua harus kasih tau Prilly nih tentang hal ini, batin Ali.
***
"Yaelaah,kenapa ban pake bocor segala sih! Sial banget deh." Gumam Prilly terlihat kesal.
Hujan semakin deras membuat baju seragam Prilly basah dan lepek. Prilly meminggirkan motornya tersebut, sekaligus Ia meneduh di halte yang tidak jauh dari sekolahnya itu. Langit mulai menggelap, sunyi senyap di daerah tersebut. Saat itu, malam terasa lebih cepat menurut Prilly.
Duh, ini kapan gue baliknya kalau hujan gak berhenti, Tangkas Prilly kesal.
Sudah hampir 2 jam Prilly menunggu hujan di halte tersebut. Tetapi awan tetap menangis, seakan Ia tidak peduli dengan Prilly. Tukang tambal ban disini masih jauh, Prilly harus gimana. Prilly sangat kebingungan kala itu.
Deg... Tiba-tiba dia ingat Ali, kalau Ali disini pasti tidak akan sesusah ini.
***
Setelah Ali mengantar Sinta pulang, Ali langsung menuju kerumah Prilly dengan keadaan masih hujan. Bunyi bel terdengar dari dalam rumah, Kak Di langsung menghampiri dan membuka dengan cepat. Berharap itu Prilly yang pulang.
"Eh Ali, kirain Prilly.." Cemas Kak Di.
"Loh emang Prilly kemana Kak?" Tanya Ali heran.
"Prilly daritadi sore belom pulang Li, Kak Di khawatir sama dia. Kamu gak bareng dia pulangnya tadi?" Jawab kak Di sangat cemas.
"Hah?! Prilly belum pulang kak, aku tadi juga pulang duluan kak, yaudah aku cari dulu ya kak." Dengan sigap Prilly langsung meninggalkan Kak Di yang masih berdiri tegap di teras rumah sambil memikirkan Prilly.
Duh... hpnya pake off lagi. Prilly, lo kemana sih. Apa mungkin marah sama gue. Batin Ali yang ikut mencemaskan Prilly. Prilly menggas motornya itu menuju sekolah. Berpikir dan berharap bahwa Prilly masih disana.
Ihh, hp juga pake lowbat lagi. Duh, gimana hubungin Ali ya. Prilly kebingungan saat itu. Dia hanya bisa menunggu hujan itu reda. Entah harus sampai kapan. Menunggu kedatangan Ali untuk menjemputnya, ah tidak mungkin baginya. Ali sedang bersenang2 dengan Sinta. Prilly tidak boleh hancurin kebahagiannya.
Terlihat dari kejauhan, ada sorotan lampu menerangi halte tersebut.
Advertisement
Prilly bingung, motor siapa yang mendekatinya. Rasanya Prilly melihat itu adalah Ali, tapi tidak mungkin. Semakin dekat motor itu menghampiri halte tersebut, Ya.. Prilly semakin yakin kalau itu Ali.
"Prill..... yaampun, akhirnya gue nemuin lo." Ali langsung menghampiri Prilly dan memeluknya. Kenapa rasanya nyaman banget ya menurut Prilly.
"Prill, lo gak papa kan? Kak Di khawatir sama lo, dan gue juga." Ali memeluknya dengan rasa sayang seperti kakak ke adiknya.
"Gak, gue gak papa Li. Gue takut li" Prilly masih memeluk Ali dengan erat. Rasanya ini Mimpi, Ali selalu datang disaat yang tepat.
"Hhh, syukurlah. Jangan takut, Ada gue disini" Jawab Ali sambil mengelus rambut belakang Prilly.
"Kok lo bisa jemput gue disini, bukannya lo tadi pergi sama Sinta kan?" Tanya Prilly penasaran, dan mulai melepas pelukannya itu.
"Bisa dong, Ali gitu. Sekarang gausah bahas itu dulu. Sekarang, gue bawa motor lo dulu ke sekolah,nanti pulang sama gue." Sambung Ali.
"Li, tapikan lo udah keujanan gitu" Cemas Prilly yang melihat baju Ali yang dikenakannya sudah basah oleh air hujan.
"Iyaa gapapa selow. Lo tunggu sini dulu" Jawabnya sambil mulai menuntun motornya itu menuju sekolahnya. Jaraknya memang dekat. Tak sampai 100m dari sekolahnya itu. Ali berjalan pelan mengikuti langkah motor tersebut.
Baginya, Ali superhero kedua setelah ayahnya. Ali selalu ada saat dibutuhkannya. Di dekat Ali, Prilly terasa dilindungi. Ali memang tidak pernah bisa melihat Prilly susah sendirian. Bagaimanapun keadaanya Ali selalu berusah menolongnya semampu dia. Prilly terlihat lari kecil ditengah hujan itu menghampirinya. Sudah balik lagi ke halte tersebut. Dan Prilly masih tetap berdiri di halte tersebut. Semakin gelap, semakin malam. Mereka hanya berdua disana.
"Udah gue taro Prill, sekarang kita balik ya. Lo pake jas ujan gue nih"Sambil mengeluarkan jas ujan dari jok motornya.
"Gausah Li, gue udah pake jaket juga, Lo aja, lo yang basah kuyup gitu." Tangkas Prilly tak tega melihat Ali seperti itu.
"Hm yaudah deh, kita seling. Gue pake celananya, lo pake atasannya. Gak boleh nolak." Jelas Ali sambil memakai celana jas ujan tersebut. Dan Prilly hanya mengikuti suruhannya itu.
Advertisement
Mereka berdua duduk diatas motor ninjanya Ali. Mereka jalan di tengah hujan rintik tersebut. Tak peduli dengan orang-orang di pinggir yang neduh, Ali langsung menancap gas. Prilly memeluk Ali dari belakang, Ia tidak kuat dengan dinginnya cuaca saat itu. Rasanya lagi-lagi nyaman. Ali juga merasa sangat tenang Prilly memeluknya. Mereka hanyut dalam ribuan air yang turun malam itu. Sweet Moment bukan? Walaupun hanya ditemani dengan ribuan air, rasanya sudah cukup. Tidak peduli lagi dengan kesehatan mereka masing-masing. Sudah lama rasanya tidak pernah merasakan senyaman ini. Terimakasih Ali. Batin Prilly.
***
Tut..tut..tut..
Telepon yang ada tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan.
Itu yang terdengar suara provider di hp Sinta.
"Duh, kak Ali kemana sih! Baru juga tadi jadian, sekarang udah ngilang aja. Hp pake gak aktif." Gumam Sinta kesal.
Sinta mencoba berulang kali menelpon, tetapi hasilnya Nihil. Ia mencoba positive thinking malam itu.
Mungkin, ketiduran kali ya. Batin Sinta. Tak lama Sinta memutuskan untuk tidur dan meninggalkan hpnya itu di meja belajar.
***
"Prill, udah sampe nih, bangun." Ali membangunkan Prilly yang tidak sengaja tertidur di pundaknya.
"Hah, iya.. Sorry Li." Prilly tersipu malu saat Ali mengetahui dirinya tertidur. Ali membalas dengan senyuman.
Tingtong...
"Prilly, ka..kamu gak papa kan?" Tanya kak Di matanya terlihat sangat cemas dengan adiknya dan langsung memeluknya.
"Hem gak kak, aku gak papa kan ada Ali." Jawab Prilly sambil tersenyum sambil melirik Ali.
"Li, gue masuk ya, mau ganti baju." Sambung Prilly kepada Ali.
"Li, kamu masuk aja keringin baju dulu." Tangkas kak Di yang terlihat perhatian juga.
"iya kak Di." Ali mengikuti masuk kedalam rumah Prilly.
Tak lama Prilly keluar dari kamar dan melihat Ali masih ada diruang tamu.
"Nih, lo pake baju gue dulu, ganti sana nanti masuk angin." Ucap Prilly dengan siraman perhatiannya itu.
"gapapa nih Prill?" Ali sebenernya tidak enak, tapi yasudah daripada Ali masuk angin.
"Yaelah kayak sama orang baru aja. Gapapa kok" Prilly mengiyakan dan dia pergi menuju dapur.
Apa yang dilakukan Prilly,ya?
"Prill, kamu mau ngapain?" Tanya kak Di heran.
"NIh kak, mau masakin buat Ali." Jawab Prilly sambil mempersiapkan bahan-bahan masaknya.
"Loh kak Di tadi udah beli makanan tuh." Sambung kak Di.
"Hem gapapa kak, ini kan sebagai balasan karna Ali udah tolongin aku tadi."
"Oh, seperti itu, Lalu..." Kak Di meledek dengan gaya syahrini. Prilly hanya mesem-mesem saja dan melanjutkan memasak.
Tak lama Ali selesai mengganti baju, masakan Prilly pun datang. Aroma masakan yang membuat hidung Ali gatal. Dan rasanya lidah Ali tak sabar untuk mecicipinya.
"Taraa.. Masakannya udah mateng nih. Ayam goreng sama tempe orek kesukaan lo,Li" Ucap Prilly sambil menyiapkan di meja makan.
"Kak Di, sekalian makan yuk Kak" Sambungnya lagi. Tetapi rasanya Kak Di sudah makan terlebih dahulu.
"Kayaknya gak usah gue tanya lagi siapa yang masak ya. hehe" Ucap Ali rasanya tidak sabar untuk mencobanya.
Prilly hanya tersenyum dan mereka saling mencicipi. Rasanya luar biasa enak, batin Ali. Cocok nih buat jadiin istri, batinnya lagi. Heh Li, lo mikir apaan sih, yakeles masih jauh woi. Batinnya lagi.
"Prill, makanan udah abis, waktunya gue pulang" Ucap Ali dengan meledek Prilly. "Yeh dasar lo SMP."
"Apaantuh SMP?" Ali penasaran.
"SUDAH MAKAN PULANG!!" Jawab Prilly membalas ledekannya dengan suara 8 oktafnya itu.
"Hahaha. Alaynya kumat deh lo, abis udah malem Prill. Gue ngantuk bgt coy." Ucap Ali sambil mencubit pipi Prilly gemas.
"Iya, iya Li. Yaudah pulang aja Li. Btw, makasih banyak ya,Li" Prilly tak bisa pungkiri sebenernya jauh dari hati yang terdalam, ingin sekali Ali menemaninya.
"Iya Prill, Sama sama. Ohiya, besok gue jemput lo aja ya, kan motor lo masih di sekolah." Ali sambil berjalan keluar rumah dan menaiki motornya itu. Prilly pun mengiyakan. Rasanya malam itu lelah sekali baginya. Prilly tak lama langsung istirahat begitupun Ali.
Advertisement
- In Serial575 Chapters
Legend of the Empyrean Blacksmith
LEGEND OF THE EMPYREAN BLACKSMITH After being kicked out of the orphanage due to turning 15, Lino finds himself stranded on the streets. With motivation to become the best blacksmith in the world, he seeks to become a disciple of the Bridge Village's best blacksmiths, only to be kicked out of all of them. He soon finds himself roaming the streets aimlessly on an empty stomach, jobless, peniless and homeless. After hiding himself in an alley when night fell, the reality finally catches up to him - he was truly alone. Yet, morning come, he is greeted by a knee of an old man who, after beating him for sleeping in the old man's 'backyard', takes him in. Finally being given a helping hand, he clutches tightly onto it, becoming the old man's disciple and learning the ways of the crafting, naturally while flirting with the old man's wife in his free time. Little did he know that this encounter would spark an adventure that would take him to the heights he never believed even existed, and would let him meet people he'd only read about in the books. It's a story of Lino - an orphaned child who would come to be known by many names, but only one that he'd ever truly accept: Empyrean Blacksmith. Release schedule: 3 times a week (Mon, Wed, Fri) If you want to further support me, you can visit my Patreon page: BeddedOtaku Patreon You can find the glossary here. It's currently incomplete but I do update it once in a while.
8 410 - In Serial6 Chapters
Eyes of heaven and hell
Imagine a world where your eyes decide your place in the world. Ken Itami, a boy living in the powerless island carrying the power of heaven and hell in his eyes has to seek out those who destroyed his family. Read Ken Itami's story where he finds allies and makes enemies. How will Ken take up an entire government?
8 103 - In Serial13 Chapters
The Dragon's Champion
Erik Lokton's training at Kuldiga Academy is cut short when a prophecy comes to light that names him as The Dragon's Champion. He is forced to flee as secret covens emerge to destroy him before he can find a cure for Nagar's Blight, a curse that left the Middle Kingdom bereft of dragons centuries earlier and would enslave any dragon foolish enough to come within its grasp. With the help of a master swordsman and a sorceress said to have gotten her powers in a secret pact with demons, Erik will have to stay one step ahead of warlocks and assassins if he is to find the key to fulfilling his destiny. The trouble is, Erik isn’t sure he is the Champion spoken of in the prophecy, and if he chooses to follow the path laid out for him, it will mean risking his family as nobles feud over control of the realm amidst the chaos.
8 66 - In Serial6 Chapters
Land of Blood: Returning of Origins
In the thousand years after the "First Invasion", the Great Continent of Zebois has always been experiencing an everlasting change. The land which was originnally filled with wars and disputes between the four races, had been changed into a war between the four races alliance against the invader, the "Dregoreth" race. Follow Evric's adventure in the Land of Blood to obtain the Absolute Power of Origin and stand against the arrogance of the world.
8 137 - In Serial96 Chapters
Artist's Nightmare
Some people say that death can be the door to a new life. For some, this would be an afterlife, for others reincarnation. Unfortunately, for Edward Wright, a young and talented writer, it was much more than that. His demise came willingly, fueled by the immense darkness inside his own head. However, instead of going straight to the afterlife, Eddie woke up in a world different from the one he knew, yet one so similar. It was his world - the world he wrote. Quickly he realized that his death brought a terrible cataclysm upon his creations, who are not happy about it one bit and would very much like to see him dead. What they don't realize is that only he can save them and stop not only the end of the world but also the terrible and dark force working behind the curtain.
8 184 - In Serial106 Chapters
Burnouts
Trust fund babies and the less fortunate coexisting through the turmoil of relationships, friends, drugs, and sex ... basically the normal 1990s teen antics.
8 168

