《Jenius Yang Nakal》17. Ini Cukup
Advertisement
Yuyun dan Nely yang melihat Alisya melenggang menuju ke Aula dengan cepat membuat mereka menghambat langkahnya.
"Apa mau kalian? " Alisya merasa ada sedikit tekanan di balik tindakan mereka.
"Lihat ini" Nely menyodorkan sebuah gambar dari Handphonenya kepada Alisya.
Melihat itu Alisya hampir saja ingin melempar HP itu kewajah Nely yang menatapnya dengan angkuh tapi hanya mengurungkan niatnya dan menggenggam erat HP itu sambil mengikuti langkah dari kedua wanita bengis itu.
Alisya paham betul keinginan mereka sehingga berusaha tenang mengikuti langkah mereka meski sebenanrnya acara akan dimulai 15 menit lagi sehingga saat kedua wanita itu mencegatnya tidak ada satupun yang melihat karena semuanya sudah berada di dalam Aula.
Setelah merasa sudah berada di tempat yang cukup tersembunyi, HP yang berada di tangan Alisya segera berbunyi dan terlihat nama Miska di panggilan itu.
"Halo... " Suara dingin Alisya siap menerkam Miska yang berada diseberang telpon.
"hahahaaha,, santai saja sayang..." Miska tertawa mengejek Alisya.
"Apa maksud semua ini? "
"Oh, ayolah.. kau tau apa maksudku yang sebenarnya" pancing Miska sinis.
"To the Point!!! " Alisya yang menggertakkan giginya membuat Nely dan Yuyun tersenyum jahat.
"Kau benar tak suka banyak biacara! pffttt,,, Karin akan aku lepaskan jika kamu tidak menghadiri acara hari ini" Ancamnya dengan tegas langsung mematikan telponnya menandakan bahwa tidak ada negosiasi dalam hal ini.
Alisya benar benar marah dan langsung meninju tembok sehingga HP yang berada di tangannya ikut retak. Darah mengalir deras di tangannya membuat Nely dan Yuyun hanya semakin tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Alisya yang menunjukkan kemarahannya.
"Percuma kau menghancurkan Handphoneku karena aku bisa membeli 2 bahkan 10 lusin barang seperti itu" Nely menatap jijik Alisya.
"Kalian akan menanggung akibatnya jika terjadi sesuatu kepada Karin" Alisya menatap keduanya tajam menusuk membuat keduanya sedikit takut karena aura wajah Alisya yang tampak tak biasa.
"K.. kau harusnya nelihat posisimu sendiri!!! ucap Yuyun gagap takut oleh aura mengintimidasi yang di keluarkan oleh Alisya.
Advertisement
Keduanya pergi dengan senang menuju ke Aula meninggalkan Alisya setelah menabraknya dengan keras.
Alisya bisa saja membalas keduanya tapi berusaha menekannya mengingat Karin yang sedang dalam bahaya. Ia tidak yakin harus memilih yang mana, Alisya tau betul kalau Karin tidak akan terima jika dia melanggar perjanjiannya dengan Ayahnya dan lebih memilih untuk mendengarkan ancaman murahan yang diberikan oleh Miska. Tapi jika dia memilih untuk tidak menghadiri acara itu maka Miska akan dengan mudah menindasnya dan memanfaatkannya di kemudian hari. Bagi Miska ini mungkin hanya sebuah permulaan saja, tapi mereka tidak tau kalau bisa saja ini adalah akhir dari kehidupan mereka.
Alisya berpikir dengan sangat keras dan berjalan dengan lunglai hingga datang Rinto dan Yogi menghampirinya setelah lelah mencari Alisya di seluruh sekolah.
"Kami mencarimu kemana saja! apa yang kamu lakukan disini? " tanya Yogi dengan terengah engah.
"Aku punya pesan untukmu dari Karin" ucap Rinto cepat tanpa memberi kesempatan Alisya untuk menjawab. "Pergilah, lalu selamatkan Aku!" itu ada di pesan terakhirnya yang dikirimkan padaku! awalnya aku tidak mengerti tapi setelah melihat note to Ali akhirnya aku paham apa itu" tambahnya lagi setelah mengambil nafas panjang.
Sadar bahwa Alisya menahan sakit sejak mereka menghampirinya. Rinto dan Yogi mundur sejauh mungkin secara perlahan dan berusaha menahan nafas lalu menenangkan diri mereka agar bisa mengatur nafas mereka dengan baik.
Yogi dengan cepat mengambil Hadphone miliknya yang besar dan memasangkannya ke telinga Alisya yang meringis dalam diam. "Apakah kau baik-baik saja?" Yogi berusaha mengeluarkan suara sepelan mungkin setelah melihat Alisya mulai tenang.
"Apa yang terjadi? kenapa kau tidak memakai peredam suaramu? " Rinto bertanya dengan wajah yang sangat cemas.
"Dua iblis itu sepertinya mengambil alatku sewaktu menabrakku tadi! " Alisya menahan nafas sewaktu mengeluarkan suara dengan berat.
Rinto dan Yogi paham siapa yang di maksud Alisya, karena dua orang itulah yang mereka lihat keluar dari tempat itu dengan tertawa jahat sehingga memberi mereka petunjuk kalau Alisya juga berada di tempat yang sama.
Advertisement
"Apa yang akan kamu lakukan?" Rinto tidak yakin dengan keputusan Alisya.
"Apa kau punya penyumbat telinga yang lebih tebal dari ini? " Alisya melenguh menunjuk Hadphone di telinganya.
Yogi paham maksud dari Alisya.
"Aku akan mencarikannya untukmu di UKS secepatnya" Yogi segera berjalan menjauh dan berlari dengan cepat ketika merasa jaraknya sudah cukup.
"Kamu bisa berjalan? waktu kita tinggal 5 menit lagi, jadi kita harus berada disana secepatnya" Rinto mengingatkan dan ingin membantu tapi tak berani menyentuh tubuh Alisya.
Alisya mengangguk dan mulai berjalan gontai menahan sakit di kepala yang menjalar keseluruh tubuhnya. Rasa khawatir terhadap Karin membuatnya merasakan sakit dua kali lipat dari yang dirasakannya sebelumnya.
Adith yang memberi batasan jika dalam waktu 10 menit acara dibuka Alisya tak kunjung muncul, maka ia akan meninggalkan acara tidak peduli sekalipun presiden akan tiba pada acara intinya.
Alisya, Rinto dan Yogi tiba bersamaan di depan pintu Aula Kompleks elit. Acara sudah berlangsung selama 10 menit setelah sebelumnya dari kejauhan presiden sudah memasuki Aula tepat sebelum kedatangan mereka bertiga. Alisya terkejut tak percaya melihat rombongan presiden yang memasuki Aula namun sudah tak bisa mundur lagi
Alisya membiarkan rombongan itu terlebih dahulu memasuki Aula. Masuknya rombongan itu membuat Miska dan yang lainnya menyunggingkan senyum tanda kemenangan mereka. Mereka yakin bahwa Alisya tidak akan datang dan menghancurkan acara ini sehingga dengan begitu Miska kemungkinan besar bisa saja menggantikan posisi Alisya mengingat dialah pemenang kedua dalam presentase lalu. Dengan kata lain dia dan Zein akan menggantikan posisi Adith dan Alisya. Terlebih lagi ketika Ia melihat Adith berdiri meninggalkan Aula.
"Aku tidak yakin ini cukup untukmu" Yogi menyodorkan dua buat buntalan kecil halus yang terbuat dari kain.
"Ini cukup!!! " Alisya meyakinkan.
Baru saja ia ingin membuka pintu dan masuk, pintu itu sudah terbuka dengan sendirinya dan tampak Adith berdiri dihadapan mereka.
Suara MC dari kejauhan sudah terdengar memanggil mereka berdua membuat Adith tidak sempat bertanya apapun namun langsung menarik Alisya menuju panggung.
Dari Jauh Alisya tampak yang berjalan dengan santai dan tenang. Ia tidak sebanding dengan kemewahan Adith namun tetap mempesona dalam kesederhanaanya. Rambutnya terurai rapi mengalun yang ujungnya menepuk lembut pinggangnya. Pemandangan ini membuat Adith menyunggingkan senyum menatap Alisya. Ia yakin bahwa Alisya adalah Batu intan tersembunyi yang masih butuh di poles untuk bisa memperlihatkan kecantikan alaminya. Untuk sejenak ia lupa akan amarahnya yang sejak tadi sudah menguasainya.
Melihat Alisya yang hadir pada acara itu sontak saja membuat Miska berdiri tak percaya kalau Alisya mengabaikan ancamannya dan berani hadir di panggung itu. terlebih lagi dia dengan santainya berjalan di iringi oleh Adith membuatnya semakin mengeram dalam diam. matanya terbelalak penuh Emosi.
Advertisement
- In Serial74 Chapters
Mystic Ink
Life is hard for an orphan on the streets of Tyine, Capitol of the "Glorious Empire" of Haj, thirteen year old Cass knows this well and has managed to survive ever since her parents abadoned her five years ago. She thought her life was as terrible as it could be, but now that she has been grabbed off the street and thrown into a dark cell with many other street children, Cass worries that life may get even worse. Join Cass on her journey through blood and magic as she learns the power in the ink tattooed into her back and the horror of the worst kinds of people. (please take the content warnings seriously, this wont be a happy one folks)
8 155 - In Serial10 Chapters
Natural Alchemist
Will is poor. This is a fact he does not like about himself. Even back at his home village he was considered poor, but poor in the big city means something completely different than poor in a small village... It means ten hour days of hard manual labor with barely enough money to survive, and poor living conditions. He's sick of it, and desperate for change. Perhaps that was what made him decide to spend such a large portion of his savings on a mysterious potion from that beggar... That, and it seemed so special when he held it. But ever since that day, he's been having the strangest dreams... And the work is really starting to take a toll on his body... Author's Note: I wasn't sure which mature content warnings I should put on this novel, as I'm pretty much pantsing the story. I'm putting them there mostly as a percaution, but also to not limit myself as to where the story can go. This is my first time writing and publishing anything substantial. Any feedback would be greatly appreciated.
8 82 - In Serial9 Chapters
Path of the Golden Average
It's the beginning of a new school year, and Ethan Burkhardt has finally accomplished his greatest goal. Inrollment at an HCP (Hero Certification Progam) in Chicago, Illinois. Sizemore Tech might not have been his first choice, but they were the only ones willing to accept his application. Now, he just has to endure 4 years of brutal testing. The good news: He won't be alone. An entire class of strangers will be thrown together, young men and women all with the dream of becoming licensed Heros. They will be forced to either sink or swim (sometimes literally), but for most, their greatest challenge will be each other. The bad news: Someone is working behind the scenes, manipulating people and events towards some unknown goal. Are they on the side of the students? Or are they preparing to bring down the next generation of heroes before they can even graduate? A story based in the world of Drew Hayes "SuperPowereds" Series, this is my attempt at a fan-fiction that holds very close to the canonical worldbuilding already done. I hope you enjoy.
8 155 - In Serial214 Chapters
Chronicles of Kyr
Volume one: In the world of Imala, on a continent known as Goskin, homeland of the orcs. In a small feudal kingdom called Limguard, Kyrion, a young farmer's son, looks at the clouds and dreams of a world bigger than the family farm. A world beyond the horizon, a life of adventure, would bring light to a dark place. An elderly spirit master of the Limguard has come for the Biennial awakening. A chance to live and change his fate has arrived, and he will take it. Volume 2: Kyrion has arrived at his academy, a place aiming to groom a powerful spirit master. Follow Kyrion as he grows into a young man and becomes a pillar for his generation. Chapters are back over the weekend
8 145 - In Serial60 Chapters
The Alpha's Beta (BOOK 1)
"My daughter, will never be in charge of this pack, so get that idea out of your head"I'm absolutely gob smacked, I decide to put the earlier idea from my head into words to see what reaction I would get. With a slight raise in my voice, I put my point across."And whys that? If Tim wasn't born, I would be next in line for the Alpha's place""I would give the title over to my brother, our Beta. I would not give the title and the pack over to my little girl!"Oh, I see where this is going, he doesn't think id be able to manage it. Right now I'm seething with rage. My voice again, going louder, with a growl added to it "So you don't think I'd be able to run this pack, because I'm a girl!"I look back at my dad, he's panting while holding back growls, his eyes go black, he's physically shaking trying to hold his wolf form back, he's claws come out, crushing the side of his desk.I carry on looking at him, head held high, I will make my point that I wont back down on this issue. My dad lifts his head and practically shouts so the whole pack can hear him."The reason why you wont be Alpha is because of what happened the last time another Alpha stepped foot into my territory!"
8 130 - In Serial23 Chapters
Surge
In Shulvar, a world of sword and sorcery where most of the northern and the southern hemispheres are a no man’s land called the Dense Mana Zones, only a thin strip of land is left for mankind, elf-kind and dwarf-kind to share. Yet, for nearly ten years after the defeat of the tyrannical king Arkosh, peace reigned. Until emerged from the northern dense mana zone, a sanguine army of hellish creatures, half-goat, half-men, on a far greater scale than anything ever seen. Furthermore, a familiar figure is leading them…Lynch, after single-handedly ending the war ten years prior, must immerse himself in the arcane arts once more and find the hope within this hopeless struggle.
8 171