《Jenius Yang Nakal》7. Mundurlah Nafas mu Sangat Bau
Advertisement
Karin dengan sigap mengejar Alisya. ia tau betul kalau sahabatnya ini sangat berani bahkan terlalu nekat ketika berhadapan dengan seseorang siapapun dia.
"Oh Ayolah Sya,,, kamu punya kesempatan yang besar dengan menjadi partnernya!" bujuk Karin namun tidak di perdulikan oleh Alisya. Dia terus melangkah mantap memasuki daerah elit yang tidak semua siswa biasa masuk kesana. Hak akses bisa didapatkan ketika seseorang telah memiliki kartu partner dengan seorang elit.
"Baik. pergilah tapi kau harus ingat perjanjianmu dengan Ayah bahwa kamu akan tetap berada di sekolah ini dengan nilai sempurna dan dia tidak akan membocorkan keberadaanmu kepada ayahmu sebagai gantinya! " tegas Karin dengan membesarkan sedikit volumenya agar Alisya tersadar.
Alisya bukanlah orang yang gegabah dan akan berbuat yang merugikan dirinya sendiri.
Karin juga sebenarnya tau seberapa besar tingkat kemampuan Alisya. sewaktu SD dia memiliki IQ di luar batas anak-anak pada umunya namun karena beberapa hal yang terjadi dalam keluarganya Ia mengubur kecerdasannya itu untuk bisa menarik perhatian orang tuanya. namun kedua orang tuanya terlalu keras padanya.
kata-kata Karin sempat menghentikannya sejenak tapi ia tetap melangkah dengan mantap menuju kelas MIA 1. Tepat dihadapan gedung yang tampak bukan seperti kelasnya malah terlihat seperti Vila dengan banyak ruangan elit serta fasilitas lainya. Alisya melewati beberapa ruangan bertuliskan kelas elit dari tingkat 2 dan 3 lalu terus menelusuri gedung hingga berhenti setelah melihat ruangan yang tampak seperti ruang perkuliahan yang memiliki susunan tempat duduk sofa melingkar bertingkat yang sangat mewah dan nyaman. Terlihat pada bagian atas pintu ruangan bertuliskan kelas yang Ia cari. Segera masuk, ia terhenti oleh seseorang yang dengan sigap menghalangi jalannya.
"Wooww.. apa yang dilakukan siswa biasa disini! Poin kamu bisa berkurang jika ada guru yang melihatmu" seorang cowok menghalangi jalannya.
"Aku mencari Adith! " tegasnya
"Kau tidak dengar apa yang dia bilang yah? kau tidak pantas berada disini!!! " tambah yang lainnya dengan nada menghina sambil menunjuk bahu Alisya.
Advertisement
Dengan sigap Alisya mengambil telunjuknya dan memutar tangannya membuat cowok itu merintih kesakitan.
"Kau sudah gila ya!" Teriak cowok yang menghalanginya dan menaikkan tangannya ingin menampar Alisya.
"Cukup!!! " Bentak seseorang dari jauh.
Membuat si penghalang menghentikan aksinya. Tentu saja tidak segampang itu tangannya akan menyentuh Alisya. namun Ia sedikit terganggu dengan suara kerasnya yang menyakitkan telinganya. Ia berusaha menenangkan dirinya dan menarik nafas dalam dengan tehnik yang lembut dan tersembunyi. Melihat keadaan itu jelas bagi Alisya kalau para elit ini bisa melakukan apa saja.
"Kau orang pertama dari siswi biasa yang berani mengkahkan kakinya ke tempat ini! " Ucap seseorang mendekatinya dengan tatapan dingin. Ia sangat tampan dengan proporsi tubuh yang indah. Rambut landaknya sangat cocok dengan kontur wajahnya. Wajah blasteran Jerman-Indonesia dan sedikit Jepang!
"Terimakasih!!!" jawab Alisya jutek.
"Hei kau tidak tau lagi berbicara dengan siapa? " si penghalang membentak.
Pemilik wajah blasteran itu menggeser si penghalang dan menempatkan dirinya berada tepat dihadapan alisa dengan tatapan mengintimidasi. Mencoba menggoyahkan Alisya dengan mendekatinya dan menundukkan wajahnya tepat di hadapan Alisya.
"Mundurlah nafasmu sangat bau!!! "
Semuanya tercengang dengan apa yang baru saja dikatakan Alisya. namun tidak ada yang berani tertawa hingga dari belakang wajah blasteran itu muncul seseorang dengan tawa yang terbahak-bahak. caranya tertawa membuat wajahnya terlihat sangat tampan dengan barisan gigi putih kecil dan bibir yang merekah.
"Baru kali ini ada seseorang yang menghinamu Zein. hahahahhahaa tak ku sangka ada yang berani pada orang nomor 2 di sekolah ini" ucapnya sambil terus melanjutkan tawanya.
"Hei, bukankah aku ganteng dan juga kaya?" Ucapnya penuh percaya diri.
"Kau terlihat seperti sampah! "
"Aku suka keberanianmu! Siapa namamu? " tanya Zein si tampan blasteran yang menahan rasa kesalnya. bukan karena kata-kata Alisya tapi karena Riyan yang menertawakannya.
"Bukan urusanmu! " Jawab Alisya lagi mulai kesal dan melangkah pergi.
Riyan semakin terbahak-bahak akan tetapi berusaha mencegah kepergian Alisya.
Advertisement
"Hei, jangan dulu pergi, sepertinya aku menyukaimu! Sudah di putuskan aku akan menjadikanmu partnerku! " Ucapnya tanpa bertanya kepada Alisya terlebih dahulu.
"Aku tidak mau!!!" Jawabnya tegas. sekarang giliran Zein yang menyunginggkan senyum menertawakan Riyan.
"Kau jangan pernah menjadi partner si penjahat kelamin itu! Sebaiknya kau lebih baik menjadi partnerku saja, ini kartumu!" ucapnya dingin sambil melemparkan kartunya.
Alisya mulai kesal dengan cara dua orang ini memperlakukannya. Ia tidak menjawab Zein dan malah menginjak kartunya sebagai tanda penolakannya. Baru saja ia akan melangkah pergi, dari belakang seseorang telah memeluk pundaknya dengan lembut.
"Dia partnerku! Dia sendiri yang memilihku! " Terangnya kepada Zein dan Riyan yang melongo melihat perlakukan Adith. "Sebaiknya kau menurut kali ini, jika tidak sahabatmu akan menerima imbas atas perlakuanmu terhadap dua ganteng ganteng serigala dihadapanmu itu! Dan lagi aku bisa melindunginya dari keduanya untukmu bagaimana??? " bisiknya di telinga Alisya dengan sangat lembut sehingga tampak kalau Adith hanya menghembuskan nafasnya ke rambut Alisya.
Tingkah keduanya sangat inti membuat Zein dan Riyan berpikir bahwa Adith sedang menunjukkan kepemilikannya.
Alisya baru ingat kalau Adith dan semua siswi biasa tau kalau Karin adalah sahabatnya. Dan penolakannya kepada kedua orang itu adalah suatu penghinaan besar. Menarik nafas ia hanya mengambil kartu yang berada di saku Adith dan melangkah pergi tanpa pamit.
"Ia cukup cerdik untuk mengetahui kalau aku sudah membuatkan kartu atas nama dirinya" Batin Adith dan tersenyum penuh kemenangan.
Tentu saja Alisya tau kalau Adith akan segera membuat kartu itu. Hanya butuh 15 menit untuk mencetak kartu dengan nama kepemilikannya dan Alisya sudah berada disana selama 15 menit sedang Adith terlebih dahulu pergi sebelum dia.
****
"Jadi bagaimana hasilnya??? " Karin langsung menyerangnya dengan pertanyaan.
"Bagaimana mungkin kau masih menungguku disini? " tanya Alisya heran.
"Aku penasaran sama hasilnya! jadi bagiamana??? kamu ketemu? batal atau lanjut sih" rengek Karin mengayun ayunkan tangan Alisya.
Ia tidak menjawab dan hanya melemparkan sebuab kartu kepada Karin yang dengan sigap Karin menangkapnya.
"Elite Card Acces
Name : Alisya Quenby Lesham
Partner : Radithya Azura Narendra"
"Luar Biasa!!! " seru Karin antusias.
Melihat itu Karin melompat kegirangan dan segera mengejar Alisya secepat kilat!!!
Advertisement
- In Serial70 Chapters
Owning a cute little pet
Ryan, a young student at a university who enjoys collecting various rare animals, accepts a rather unusual offer. He has to house a young woman called Shiina White at his flat and take care of her daily needs. In exchange he receives a substential salery from the young female artist who just doesn't seem to be able to live on her own. Luckly for him Shiina is not only beautiful and naive, but also hates wearing clothes at home. As you might have guessed from this synopsis this story is inspired by the anime sakurasou no pet na kanojo, to be exact I took the main herione Shiina Mashiro as the draft for the female main character of this novel Shiina White (Yep it is a wordplay as Shiro means white in Japanese, I also switched the forname with the lastname). That said this is no fanfiction, but rather my take on the whole story and a far more lewd take as well!
8 173 - In Serial7 Chapters
The Problem with Wandering
One night after closing a cafe, Mason is walking home when he is killed. He wakes up with no memory of what happened. Soon after, he meets Shay, a Watcher tasked with maintaining the Wards in the Wandering Plane. Taking pity on Mason, Shay takes him under her wing and helps him navigate his new reality. Realizing the need for him to find answers, Shay leads Mason to the Department of Reincarnation, a bureaucratic atrocity that helps people to "move on." Mason soon finds out that he will have the opportunity to investigate his own death; however, a larger threat begins to rise. Ultimately, Mason will have to choose to move on or help deal with this mounting threat.
8 69 - In Serial7 Chapters
Escaping the Fourth Checkpoint
What if you could live through moments of your life after you had died? Spoiler: You would not like it. Source: Me. When I died, I thought everything ended, but unfortunately, Death is too playful. Now, I travel to four “checkpoints” of my life randomly and endlessly. I’ll make use of my infinite time (and wisdom of course) to find out what happened when I died and maybe I’ll finally be able to escape…
8 200 - In Serial8 Chapters
Spiritual Taoist
Is the fate of man really scheduled from the beginning? Even deep in despair I am looking for the meaning of my existence, and I have not stopped for a moment.
8 72 - In Serial15 Chapters
Ginelle's Dragon
Ginelle had no choice but to run away from home as the crown and the church start to round up and imprison all the witches in the kingdom. While hiding out, she befriends a few new friends including a dragon that agrees to protect her as they happen to have a common enemy.
8 127 - In Serial12 Chapters
Adventure Wins
The home to our adventure winners.!Dear daredevils and seekers, we welcome you to our book of anthologies, Adventure Wins. Here, at adventure win, we'll be showcasing our winners from different contests. The remarkable entries, the thrilling twists and a full dose of suspense, all in one place. So hold on to your hearts and welcome aboard!
8 164

