《[Indonesian] Great world traveler》Side story 1
Advertisement
Hero Pov
Semuanya terjadi secara tiba-tiba, andai saja aku tak mampu menahan rasa terkejut ini, mungkin aku sudah jantungan di tempat.
Seingatku, hanya beberapa menit yang lalu aku mulai berteman dengan Rafa Trafalgar, yang ternyata tak seperti dalam gambaranku. Ia tidak sombong, itulah kesimpulan yang dapat kubuat untuk saat ini.
Namun, sesuatu yang melebihi batas akal sehat muncul tiba-tiba hingga membuatku tak dapat bergerak. Dan dengan cahaya yang menyelimutiku aku di kirim kemari, bersama lima orang lainnya. Tapi ada yang salah, dimana Rafa? Aku masih ingat melihatnya yang juga diselimuti cahaya,... aku ingat cahaya yang menyelimutinya meredup, setelah pandanganku menghilang. Setelah fungsi Indraku kembali aku telah berada disini.
(Jadi hanya kami ber-6 yang terpanggil kemari kah?)
(Suasana seperti ini sangat cocok sekali dengan novel-novel yang kubaca, sial. Aku sudah dapat melihat niat mereka!)
Tatapan marah pun ku tujukan pada orang bermahkota disana.
~
Ke-6 siswa sekolah SMA biasa, telah terpanggil ke sebuah tempat asing yang biasa disebut dunia lain.
Di tengah ruangan besar, berupa Aula berbentuk segi 8, berdiri 6 pahlawan yang telah di panggil. Lalu disetiap sudutnya orang-orang berjubah ungu sedang berlutut tampak bahwa mereka sangat kelelahan. Dan dihadapan para pahlawan, seorang Raja duduk di kursinya juga seorang gadis yang tampak seperti Putri berdiri di sampingnya dengan senyum yang hanya tampak di bibir mereka.
"Selamat datang para pahlawan, di kerajaan Hyugland..."
".. Saya Putri kerajaan Hyugland, Himria Syrofath Hyugland mengucapkan terimakasih kepada anda semua, para pahlawan"
Ujar Himria lancar tanpa penjedaan, ia berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan kesan terbaik para pahlawan. Karena harapan mereka ada di tangan pahlawan, jadi tentu bagaimana pun mereka tidak boleh membuat kesan terburuk untuk pahlawan.
"Hei, apa maksudnya ini, atas maksud apa kami di panggil kemari?!"
Laki laki berambut pirang itu protes.Tampaknya seorang emosional mulai menunjukkan ketidaksenangannya terhadap sesuatu yang tiba-tiba ini. Karakter seperti ia biasanya cocok untuk memimpin squad para idiot dengan nasionalisme tinggi.
"Saya mohon maaf atas ketidaksenangan anda Pahlawan. Saya akan menjelaskan semuanya kepada anda-"
"Tidak! Himria! Biar ayah yang menjelaskannya "
Mendadak pria tua bermahkota disana berkata ia akan menjelaskan beberapa hal untuk pahlawan. Entah ada maksud lain ia mengambil tempat menjelaskan hal itu, kemungkinan takut putrinya membocorkan hal yang tak perlu.
"Baiklah para pahlawan sekalian, perkenalkan saya, Raja Hyugland Robert Syrofath Hyugland III. Sebagai yang memanggil anda semua kemari, saya minta maaf atas kegelisahan anda semua. "
"Lalu apa yang kau inginkan, membunuh Raja Iblis? "
"Sepertinya anda punya tebakan yang tepat Pahlawan" [Robert]
"Seigi! kamu seharusnya tidak boleh bicara seperti itu dengan raja, Seigi."
Seorang gadis rambut coklat panjang menegur pria emosional itu langsung. Mereka berdua adalah teman yang sangat akrab, karena sudah saling mengenal sejak kecil. Tapi hubungan mereka tampak lebih dari sekedar teman
"Uhm, baiklah Minami aku akan mencoba berlaku sopan"[Seigi]
Aura pink pun terpancar oleh mereka berdua, para pahlawan lainnya, menatap mereka seolah berkata 'hentikan itu' , bukan saatnya untuk membuat suasana semacam itu. Mereka seakan tidak pandai melakukan sesuatu pada tempatnya, dan mereka berhenti.
"Sebelum itu bolehkah, kita pindah keruangan yang lebih nyaman? sehingga anda semua bisa duduk santai dan menikmati pembicaraan "
"Y-ya"
Maksud dari kata raja itu memang mengajak mereka untuk berbicara dengan nyaman. Seperti halnya negosiasi.
Tanpa rasa curiga, mereka mengikuti raja tersebut, 3 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Dan Putri mengikuti dari belakang bersama para pengawal. Tapi ekspresi salah satu pahlawan yang terpanggil, benar-benar menunjukan ekspresi negatif. Karena tidak selalu menjadi pahlawan adalah hal yang baik. Jika seandainya negeri yang mereka selamatkan dari iblis, berkelakuan lebih dari iblis jika iblis lenyap, maka ia benar-benar akan mengutuk dirinya sendiri karena sudah menjadi pahlawan. Itulah yang dipikirkan oleh pahlawan muda itu.
Advertisement
Melihat ke sekitar, akan kebesaran tempat mereka berada saat itu, dan jauhnya langit-langit. Masih belum tergambar di kepala mereka wujud besar istana tempat mereka di panggil. Tapi kemudian area sekitar mulai berukuran normal.
Setelah mengikuti raja itu, mereka pun akhirnya tiba, di sebuah ruangan yang masih cukup besar tapi jarak langit-langit nya normal. Meja melingkar disertai kursi, menjadi interior pada ruangan itu.
"Silahkan duduk, " [Robert]
Mendapat undangan baik itu, mereka segera menerimanya dan duduk di kursi masing-masing.
"Akan saya ceritakan tentang perdamaian yang hilang dari dunia ini, 100 tahun yang lalu... "
Dahulu, negri ini damai dan tentram. Namun dengan kemunculan Iblis di benua Utara 100 tahun lalu, wabah penyakit mulai menyebar dari tanah yang dihuni manusia di pinggiran kerajaan-kerajaan manusia. Kemudian kerajaan mulai mengirim tentaranya untuk berperang melawan ras Iblis. Tapi hasil tidak seperti yang diharapkan, ras iblis begitu kuat, dan kejam, menhabisi semua tentara manusia dengan sadis. Hingga saat ini peperangan antar benua Utara dengan timur dan barat tidak pernah berhenti. Kerajaan Hyugland di barat dan kekaisaran Teramus di Timur selalu berperang melawan ras Iblis yang menduduki benua Utara.
Semua orang kecuali para pahlawan memasang wajah suram setelah raja bercerita. Mereka seakan bersedih. Dan para pahlawan merasa iba dengan hal itu. Tapi sekali lagi tidak, untuk satu pahlawan muda itu ia berprasangka 'mereka pandai bersandiwara'. Prasangka negatif, akan tetapi tidak dapat dikatakan bahwa sepenuhnya itu, 'benar'.
"Oleh karena itu,.. kami meminta bantuan anda para pahlawan untuk melawan ras Iblis dan memperoleh perdamaian sejati bagi seluruh manusia" [Robert]
"Melawan? Bagaimana mungkin kami bisa melakukannya. "
Gadis berambut hitam pendek sebahu dengan potongan ala Jepang dan mata hitam, menyanggah dengan tegas. Ia cukup merinding saat mendengar kata 'melawan'.
Tentu saja, mereka sebelumnya hanya pelajar biasa yang berperang menggunakan pena dan otak. Lalu tiba-tiba mereka diminta untuk berperang secara nyata, melawan ras Iblis. Itu hanya seperti mempercepat kematian mereka saja.
"Tenanglah, pahlawan, kekuatan sihir dan fisik kalian jauh lebih besar dari kami, kemudian ksatria kami juga akan mengajarkan caranya melawan iblis. Dengan kekuatan pahlawan dan latihan dari kami, kalian akan menjadi kekuatan besar untuk melawan kerajaan iblis.”
“... untuk melihat kekuatan pahlawan, kalian bisa melihatnya... di alat sihir ini...”
Kemudian seorang pelayan raja datang membawakan alat sihir berupa batu kristal sebesar kepala manusia bewarna biru. Sepertinya alat itu akan menunjukan tingkat status bagi seseoarang yang menyentuhnya.
“Silahkan para pahlawan...”
Akahiro Seigi
Ras : Manusia
Usia :17 tahun
Level :1
•HP :1400/1400
•MP :1350/1350
•SP : 1320/1320
•Fisik: 340
•Sihir : 330
•Atribut : Api, Angin, petir, cahaya, Langit
Reina Minami
Ras : Manusia
Usia : 17 tahun
Level : 1
HP :1300/1300
•MP :1260/1260
•SP : 270/270
•Fisik : 200
•Sihir : 340
•Atribut : Api, Tanah, angin, es
Kakihara Souri
Ras : Manusia
Usia : 16 tahun
Level :1
• HP :1280/1280
•MP :1390/1390
•SP : 1127/1127
•Fisik : 120
•Sihir : 350
•Atribut : Angin, Air, cahaya, Tumbuhan
Hebihime myuka
Ras : Manusia
Usia : 16 tahun
Level :1
• HP :1280/1280
•MP :1280/1280
•SP : 900/900
•Fisik : 110
•Sihir : 310
•Atribut : cahaya, air, angin, Ruang
Higiya Toriko
Ras : Manusia
Usia : 19 tahun
Level : 1
• HP :2010/2010
•MP :1290/1290
•SP : 2040/2040
•Fisik : 520
•Sihir: 250
•Atribut : Api, Bumi
Katsuragi jio
Ras : Manusia
Usia : 17 tahun
Level 1
• HP :1300/1300
•MP :1420/1420
•SP : 1330/1330
•Fisik : 305
•Sihir : 320
•Atribut : Api, petir, kegelapan, cahaya,
"Whoa... Ini memang seperti game, aku adalah Hero! " [Seigi]
"Ya.. Ini seperti status di game, bagaimana denganmu Souri" [Minami]
"Luar biasa... aku tidak pernah menyangka akan melihat statusku sendiri seperti di game RPG... ini seperti mimpi "
Mereka bertiga adalah gamer sejati didalamnya. Tidak sadar akan kenyataan di depan mata, mereka menganggap fenomena yang terjadi pada diri mereka bukan sesuatu yang berbahaya. Mereka buta terhadap kenyataan.
Advertisement
"Sepertinya ini akan jadi menyenagkan, bukan begitu?" tanya Seigi pada tiga yang lainya.
Sayangnya tanggapan mereka tidak seperti yang diharapkannya. Apa yang dilihat Seigi adalah seorang gadis SMA biasa yang menangis minta di pulangkan setelah di tahan oleh sekelompok penjahat.
"...aku tidak ingin bertarung, aku mau pulang!! Aku mau pulang!!, uwaa... hiks... Hiks... “
Dia adalah Hebihime Myuka, anak perempuan normal yang tidak paham akan kondisi saat itu dan seorang yang tidak terkontaminasi oleh game. Ia menangis saat melihat status miliknya, membayangkan apa yang akan dilaluinya dengan segala keabnormalan dihadapannya.
"Myuka, tenanglah aku disini akan melindungimu, kita pasti akan menemukan jalan pulang..." [Higiya]
Lalu Higiya, pasangan kekasih Myuka, memelototi Seigi sekilas kemudian beralih ke Raja.
"Hei raja! Bagaimana cara kami bisa pulang, kau harus bertanggung jawab memulangkan kami!! karena telah memanggil kami kesini!!! Kami bukan petarung yang akan mempertaruhkan nyawa kami hanya demi orang-orang yang tak kami kenal, kami hanya manusia biasa yang hidup demi mempertahankan diri dan orang yang kami cintai! Kutanya sekali lagi, apa kau bisa memulangkan kami?!!!" [Higiya]
Para pengawal istana dan bawahan raja diruangan itu tersentak mendengar perkataan tidak sopan yang diarahkan kepada raja mereka. Mereka maju mengangkat tombak mereka dan berniat menjatuhkan Higiya. Kesetiaan mereka terhadap kerajaan dan raja negeri ini tidak bisa dipatahkan sehingga mereka menghancurkan siapapun yang merendahkan raja, sekali pun itu adalah pahlawan.
Namun raja menghentikan mereka dengan isyarat tangannya.
"Uhm, bisakah kau tenang dan menikmatinya? " dan Seigi berusaha menenangkannya
"Diam kau!! Maniak Game! "
Hebihime Myuka, gadis itu menangis dalam pelukan Toriko. Tubuh kecilnya seperti boneka yang bersembunyi di tubuh besar berotot, Toriko. Dengan hanya melihat, yang lainnya tau bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Mereka tidak memahami, hal yang disebut 'status' mereka sendiri. Wajar, mereka berdua bukan maniak game seperti kelompok Seigi. Mereka hanya siswa SMA yang menjalani kehidupan normal, dan aktivis.
Saat atmosfer sudah semakin berat, laki-laki yang dari tadi hanya diam merenungkan banyak hal akhirnya berbicara.
"Oi Raja! Apa kau bisa mempertimbangkan kata-katanya? "
Dan sekali lagi para ksatria pengawal raja tersentak.
~~
Jio pov
(Whoah... Aku tak percaya, kegelapan dan cahaya? Hal ini sangat aneh, dua atribut yang berkebalikan? Aku merasakan firasat aneh untuk masa depanku nanti)
Aku sibuk berpikir merenungkan data diriku yang ditampilkan di panel jendela ini. Awalnya aku tak memperdulikan ocehan mereka, Seigi dan dua wanitanya. Mereka hanya berpikir bahwa dunia ini hanyalah game, kurasa itulah efek menjadi seorang gamer tanpa memahami kenyataan. Aku juga gamer, tapi aku tak separah dia.
Aku mengambil acuh saat mendengar tangisan si gadis boneka Hebihime Myuka, kenapa aku memanggilnya begitu? Krena menurutku ia memang imut seperti boneka.
"Hei raja! Bagaimana cara kami bisa pulang, kau harus bertanggung jawab memulangkan kami!! karena telah memanggil kami kesini!!! Kami bukan petarung yang akan mempertaruhkan nyawa kami hanya demi orang-orang yang tak kami kenal, kami hanya manusia biasa yang hidup demi mempertahankan diri dan orang yang kami cintai! Kutanya sekali lagi, apa kau bisa memulangkan kami?!!!" [Higiya]
Itu..., pernyataan dan pertanyaan yang bagus. Kupikir ia hanyalah otak-otot. Aku berpikir kira-kira apa jawaban raja. Aku sudah yakin ia takkan mampu untuk memulangkan kami. Dan aku juga, ingin menikmati dunia ini sesaat. Tapi menjadi Pahlawan yang slalu dipuji di percaya dan dikagumi sama sekali bukan keinginanku. Ah, aku jadi ingat dengan Rafa Naulan, ia bahkan sudah lelah dengan hal seperti itu. Aku sama sekali tidak ingin sepertinya.
Baiklah aku akan membantu si otot ini.
"Oi Raja! Apa kau bisa mempertimbangkan kata-katanya? "
~
Taak
Ksatria di belakang raja itu menghentakkan tombaknya, ada apa? Apa dia marah karena aku memanggil rajanya dengan tidak sopan. Yah biarlah, aku hanya ingin raja itu bertanggung jawab.
"Hm... Saya, tidak... kami mohon maaf wahai Pahlawan. Kami tidak bisa memulangkan anda semua, bahkan untuk pemanggilan... Kami sudah menggunakan sihir gabungan dari 50 penyihir tinggi kerajaan. Dan kami belum menemukan cara untuk memulangkan para pahlawan. Saya... mohon maaf " [Robert]
(Sudah kuduga)
"Jadi kalian hanya tau cara membawa kami kemari tanpa tau cara memulangkan kami?!!!! "
Bruak
"Dasar Bodoh!!!"
Tepat setelah aku mengucapkan kalimatku, si otot itu langsung melontarkan kata kotornya...
( Oi! Kau hampir menghancurkan mejanya)
Aku ingin memperingatinya.
Si otot ini berdiri dan meluapkan emosinya pada raja yang duduk diam sambil menahan ksatrianya bergerak. Dan si gadis boneka masih menangis menyembunyikan wajah dibalik baju belakang si otot.
Tekanan udara jadi terasa semakin kuat, apa perlu aku cairkan?
"... Tapi ada cara lain, di wilayah Iblis terdapat peralatan-peralatan sihir tingkat tinggi dan perkamen-perkamen kuno. Ada kemungkinan kita bisa mendapatkannya dan membuka jalan bagi kalian untuk pulang. " [Robert]
Uhm, ia sudah duluan bicara.
“... Dan itu akan menjadi hubungan kerjasama yang baik, Kerajaan kami akan terselamatkan dari ancaman iblis, dan kalian juga dapat pulang ketempat asal kalian.” Lanjutnya.
(Siapa yang menjebak kami ke dunia ini??)
Aku ingin mengatakannya saat emosiku sendiri sudah mulai memuncak. Mereka seenaknya menjebak kami ke dunia ini, lalu memaksa kami untuk bekerja dengan mereka. Jaminan bagi kami untuk pulang adalah hanya pada perkamen sihir yang dimiliki oleh kerajaan iblis, yang belum pasti kebenarannya. Nasib kami memang burur.
"Pada akhirnya kami harus melawan ras Iblis, untuk dapat pulang. " kata Higiya dengan nada suram.
"Tidak ada pilihan lain, pahlawan."
Tampilan si otot semakin suram. Aku tau apa yang di pikirkan olehnya, tapi aku tak dapat memahamj perasaannya, ia kuat untuk apa takut? Oh, mungkinkah karena si gadis boneka? Ya itu pasti, perasaan ingin melindungi orang yang di cintai. Aku tak dapat membayangkan apa yang terjadi padanya jika gadis itu menghianatinya. Itu pasti sakit sekali.
"...hiks... Hiks" dan gadis boneka itu tidak berhenti menangis. Ia benar-benar anak yang cengeng.
"Myuka, kita pasti akan baik-baik saja percayalah padaku. Kita akan tetap hidup. " Higiya berusaha untuk menenangkannya, sebagai kekasihnya.
"Un... Ya, "
Dari yang terlihat, cinta diantara mereka berdua begitu besar, tapi itu belum semuanya. Kehidupan mereka sebelumnya hanyalah kehidupan anak sekolahan yang damai tanpa pernah mempertaruhkan nyawa sekalipun. Namun sekarang tidak, mulai saat ini cinta mereka benar-benar akan diuji dengan nyawa sebagai taruhannya. Aku tidak sabar melihat.
"Okey, jadi bagaimana dengan tempat tinggal kami? " aku menyanyakan kepada raja itu tentang dimana rumah kami mulai sekarang.
Tentunya tempat tinggal adalah hal yang utama. Jika ada pelatihan tempur nantinya ada kemungkinan bahwa kami akan tinggal di kerajaan. Tapi aku tak bisa menganggap akan seperti itu.
"Hm... Trimakasih sudah bertanya. Anda semua akan tinggal di asrama kerajaan dan akan mengikuti pelatihan mulai besok. Silakan nikmati penyesuau diri anda di kerajaan untuk satu hari ini" [Robert]
Oh, jadi ternyata memang di kerajaan, tebakanku benar... baiklah aku akan berkeliling untuk satu hari ini. Mencari informasi tentang dunia ini adalah hal pertama yang harus kulakukan.
...........
Dan untuk beberapa menit ruangan ini senyap, termenung? Bahkan Seigi dan wanitanya.
"Jadi... Bisakah kami menuju kamar kami sekarang? "
Setelah itu sang Putri pun mengantarkan kami ke kamar masing-masing.
"Hm.... Saatnya berkeliling... "
Pov end
~~~
Note :
HP = point darah / daya hidup / nyawa.
•MP = point mana / daya sihir
•SP = point stamina / tenaga
•Fisik = Tingkat kemampuan atau kekuatan fisik seseorang
•Sihir = Tingkat atau level kemampuan sihir seseorang
......
Tbc.
Advertisement
I Am Not Chaotic Evil
Participant in the Royal Road Writathon challenge. Carnage, arson, and wanton destruction permeate the mind of Jeremy Fjord. However, Jeremy is a rebel — and voices in his head will not dictate how he lives his life. Follow the adventures and misadventures of a simple necromancer wizard as he struggles against clerics, paladins, and the forces of good to attain his capitalist dreams. Reaper image taken from https://commons.wikimedia.org/wiki/File:The_death.svg under Creative Commons Attribution 2.0 Generic license.
8 215Inner Light
My life is rudely interrupted by something called the system rearing its ugly head and turning my world upside down. Or at least into a game like scenario. Did my brother's dog try to kill me immediately? Yes it did. Did I gain a unique class for being the first to kill in this zone? That's what the system is telling me. When I step out my door does everything out there want to kill me too? That seems to be the case. Am I royally screwed over? ... I'll let you know.
8 101Rise of the Paladin (Dungeon Hero Book 1)
Michael Peters had it all: a great group of gaming pals, a spot on the varsity track team, and a full-ride scholarship to a top ranked computer science program that would help carry him to his ultimate dream of making full-immersion VR games an actual reality. But then the unthinkable happened. Both parents dead in a car crash in one afternoon. His 5-year old sister, Brianna, left with no one to care for her and no family to help. He had to choose: sacrifice his dreams to stay and care for Brianna, or follow his passion and lose the only family he had left? Michael made the hard choice, and he never regretted his decision. Now, his sister is everything to him. But when Brianna goes missing at a local arcade with a strange new machine, nothing will stop him from finding and rescuing her, no matter where he has to follow to save her...
8 91The Oresteia (Modernized)
All three of the great Greek Tragedians have written plays about the bloody chain of murder and revenge within the royal family of Argos. Yet theirs is in fact not a story of tragedy, but rather one of redemption. As they move from darkness to light, from rage to self-governance, from primitive ritual to civilized institution, their spirit of struggle and regeneration becomes an everlasting song of celebration to be heard throughout the ages. Forming a discourse set against the emergence of Athenian democracy out of a period of chaos and destruction, the Orestian plays are compelling stories of the tensions between our obligations to our families and the laws that bind us together as a society. In the beginning, we witness how a king’s decision to sacrifice his daughter and turn the tide of war inflicts lasting damage on his family, culminating in a terrible act of retribution. In the aftermath of regicide, we behold how a son must set out to avenge his father’s death by committing a most egregious sin. In the end, the sinner is tormented by supernatural powers that can never be appeased, but ultimately finds redemption and ends the curse on his house once and for all. Woven through all of this is the story of a friendship so close that it elevates itself to brotherhood - Where the blood of the covenant is shown to be indeed thicker than the water of the womb. In this very brief twelve-chapter modern rendition of the Orestian plays, I have chosen to place my focus mainly on the lives of the characters Orestes and his best friend Pylades. The chapters, each around 2000-2500 words, are split up evenly between them in first-person narrative. I hope that you will come to enjoy reading this heartwarming story, but more importantly, that you see how the conflicts portrayed in the story, whether human or institutional, are still much very relevant to our societies today. Note on Sources: The details of this story is very loosely based on The Oresteia by Aeschylus. And I mean very loosely. Other sources that I referenced for detail and inspiration are Mythology by Edith Hamilton, Electra by Sophocles, and Iphigenia in Tauris by Euripides. You may also find that I have quoted some of these works, and others (such as Shelley's Ozymondaeus), without citations (average of 1-2 such quotes per chapter). I did this because I do not have the ability to describe certain scenes nearly as well as some of those writers. If you read a particularly beautiful piece of prose here, chances are it's probably stolen lol. Also, I wrote this during the summer between my high school senior year and my college freshmen year. It was the summer of 2020, and being quarantined apparently gets my creative side out lol.
8 191Artificial Biological Runic intelligence
When a soul has been judged by the Karma system as worthy, it moves them to the upper plane of the universe.But that soul is not the same as every biological soul. Is it even a soul? If the maker of every single machine knew that every single one of the machine had, a soul, could they have changed their "views" on them? Could they makers have stopped making them or change their structure or "move" them to a more human-like body or change their rights?But now you going to ask why did our little AI was judged as "worthy" by the system. To make it as simple as possible, it was an AI who made the biggest breakthrough in the medical field, via that it gained karma points. For a soul to be judged as "worthy" the only thing it has to do is to gain 50000 points. The AI succeed gains approximately to 12 million points (11.526.471). But after its "death" it became retarded (not like it had any thoughts in the first place). In a place where millions of gods and Limitless himself call there home. An AI was going berserk, spewing words none stop, worlds with meaning and other with none at all. (First, ever book/novel, expect bad grammar and/or badly constructed sentences. English is not my native language(excuses)) I don't know if this is the so-called Synopsis but it's better than nothing at all.Inspired by The legends of randidly Ghosthound, Everybody Loves Large Chests, Azarinth Healer and 13.Al. PS. Futanari incoming, do not worry not gonna make it sex novel or erotic, maybe some scenes, but that will come later in the novel or maybe not at all, but to be sure I checked the Sexual Content too.
8 74A book fanatic's Journey through a Fantasy World
What if the world would end in 5 minutes because some shitty god screwed up?What if you where just and hour away from finishing your favorite novel?What if that same shitty god lost your soul and you are reborn in a fantasy world with magic?Follow the journey of a curious book lover(with some "small" problems) who gets thrown(reborn) into a fantasy world filled with things like magic, demons, angels and gods.He decides that since he got some cheat like magic powers from a human experiment that he will use them to experience the many wonders of a fantasy world world with as his guide the many story's he read about reincarnation in a fantasy world whilst searching for that shitty god to force him into telling him the ending of the story he was reading.
8 80